Kota Semarang (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga mengatakan perempuan Indonesia sudah mengalami kemajuan pesat tetapi masih dihadapkan pada ketidakadilan.
"Walaupun sudah mengalami kemajuan pesat, masih ditemui ketidakadilan pada perempuan seperti pelabelan, beban ganda, subordinasi, dan marjinalisasi baik di masyarakat maupun di dalam keluarga," kata Bintang dalam puncak Peringatan Hari Ibu 2019 di Kota Lama Semarang, Minggu.
Bintang mengatakan menjadi tugas seluruh elemen masyarakat untuk melawan ketidakadilan bagi perempuan agar bisa membukakan jalan bagi generasi selanjutnya.
Permasalahan dan kondisi yang dihadapi perempuan dari generasi ke generasi bisa saja berbeda. Namun, satu hal yang tidak pernah berubah adalah semua perempuan adalah pejuang.
"Baik pejuang di dalam keluarga, ekonomi, maupun pendidikan," ujarnya.
Bintang mengatakan perempuan di masa lalu tidak memiliki akses untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakat, tidak memiliki kuasa atas dirinya sendiri, dan tidak bisa menerima manfaat dari pembangunan.
"Namun, berkat perjuangan perempuan di masa lalu, saat ini perempuan bisa bersekolah, menjadi pemimpin di perusahaan, menempati posisi penting di pemerintahan, dan membuat keputusan di dalam keluarga," tuturnya.
Menteri Bintang menyampaikan sambutan dalam acara puncak Peringatan Hari Ibu 2019 di Kota Lama Semarang. Acara peringatan Hari Ibu sempat terganggu hujan deras yang tiba-tiba turun di kawasan Kota Lama.
Puncak Peringatan Hari Ibu dihadiri istri Wakil Presiden Wury Ma'ruf Amin, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu.
"Walaupun sudah mengalami kemajuan pesat, masih ditemui ketidakadilan pada perempuan seperti pelabelan, beban ganda, subordinasi, dan marjinalisasi baik di masyarakat maupun di dalam keluarga," kata Bintang dalam puncak Peringatan Hari Ibu 2019 di Kota Lama Semarang, Minggu.
Bintang mengatakan menjadi tugas seluruh elemen masyarakat untuk melawan ketidakadilan bagi perempuan agar bisa membukakan jalan bagi generasi selanjutnya.
Permasalahan dan kondisi yang dihadapi perempuan dari generasi ke generasi bisa saja berbeda. Namun, satu hal yang tidak pernah berubah adalah semua perempuan adalah pejuang.
"Baik pejuang di dalam keluarga, ekonomi, maupun pendidikan," ujarnya.
Bintang mengatakan perempuan di masa lalu tidak memiliki akses untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakat, tidak memiliki kuasa atas dirinya sendiri, dan tidak bisa menerima manfaat dari pembangunan.
"Namun, berkat perjuangan perempuan di masa lalu, saat ini perempuan bisa bersekolah, menjadi pemimpin di perusahaan, menempati posisi penting di pemerintahan, dan membuat keputusan di dalam keluarga," tuturnya.
Menteri Bintang menyampaikan sambutan dalam acara puncak Peringatan Hari Ibu 2019 di Kota Lama Semarang. Acara peringatan Hari Ibu sempat terganggu hujan deras yang tiba-tiba turun di kawasan Kota Lama.
Puncak Peringatan Hari Ibu dihadiri istri Wakil Presiden Wury Ma'ruf Amin, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu.