Padang (ANTARA) - Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) menggagas Ikatan Cendekiawan Muslim Asia Tenggara sebagai upaya membangun sinergi di antara negara yang ada di Asia Tenggara pada Silaknas ICMI 2019.
"Tujuan pendirian Ikatan Cendekiawan Muslim Asia Tenggara untuk membangun jaringan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia dan memperkuat kerja sama bisnis," kata Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie di Padang, Minggu usai penutupan Silaknas ICMI 2019.
Menurut dia sudah saatnya ICMI fokus ke luar mengembangkan jaringan cendekiawan muslim di Asia Tenggara untuk saling bersinergi.
"Pertama sinergi dengan memperkuat identitas budaya yaitu suku bangsa Melayu," kata dia.
Ia menilai identitas kebudayaan perlu diperkuat namun tidak boleh bersikap superior dan imperior.
Kedua dalam memperkuat SDM perguruan tinggi yang tergabung dalam jaringan Ikatan Cendekiawan Muslim Asia Tenggara bisa saling memberikan beasiswa mulai dari S1 sampai S3.
"Beasiswa itu tidak hanya untuk mahasiswa Islam tapi juga mahasiswa beragama lain," kata dia.
Tidak hanya beasiswa program penguatan SDM juga bisa dilanjutkan dengan pertukaran pengajar hingga guru besar.
Kemudian keberadaan Ikatan Cendekiawan Muslim Asia Tenggara juga bisa memperkuat jaringan bisnis di kalangan cendekiawan muslim.
Ia menyampaikan Ikatan Cendekiawan Muslim Asia Tenggara pertama kali digulirkan di Lampung pada 2018 dan diresmikan pada Silaknas ICMI 2019 di Padang.
Ikatan Cendekiawan Muslim Asia Tenggara beranggotakan negara-negara anggota ASEAN termasuk Timur Leste dan mendapat dukungan semua negara di Asia Tenggara.
"Tujuan pendirian Ikatan Cendekiawan Muslim Asia Tenggara untuk membangun jaringan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia dan memperkuat kerja sama bisnis," kata Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie di Padang, Minggu usai penutupan Silaknas ICMI 2019.
Menurut dia sudah saatnya ICMI fokus ke luar mengembangkan jaringan cendekiawan muslim di Asia Tenggara untuk saling bersinergi.
"Pertama sinergi dengan memperkuat identitas budaya yaitu suku bangsa Melayu," kata dia.
Ia menilai identitas kebudayaan perlu diperkuat namun tidak boleh bersikap superior dan imperior.
Kedua dalam memperkuat SDM perguruan tinggi yang tergabung dalam jaringan Ikatan Cendekiawan Muslim Asia Tenggara bisa saling memberikan beasiswa mulai dari S1 sampai S3.
"Beasiswa itu tidak hanya untuk mahasiswa Islam tapi juga mahasiswa beragama lain," kata dia.
Tidak hanya beasiswa program penguatan SDM juga bisa dilanjutkan dengan pertukaran pengajar hingga guru besar.
Kemudian keberadaan Ikatan Cendekiawan Muslim Asia Tenggara juga bisa memperkuat jaringan bisnis di kalangan cendekiawan muslim.
Ia menyampaikan Ikatan Cendekiawan Muslim Asia Tenggara pertama kali digulirkan di Lampung pada 2018 dan diresmikan pada Silaknas ICMI 2019 di Padang.
Ikatan Cendekiawan Muslim Asia Tenggara beranggotakan negara-negara anggota ASEAN termasuk Timur Leste dan mendapat dukungan semua negara di Asia Tenggara.