Payakumbuh, (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Payakumbuh, Sumatera Barat menyampaikan produksi sampah di kota itu mencapai 70 ton sehari.
"70 ton sampah tersebut didominasi sampah rumah tangga, dan sampah plastik," kata Kepala Bidang Lingkungan Hidup DLH Payakumbuh, Hepi di Payakumbuh, Jumat.
Ia mengatakan langkah untuk pengurangan sampah pihaknya baru memiliki Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST), yakni pengolahan sampah hanya untuk sampah organik, belum untuk sampah plastik.
Untuk ke depannya pihaknya akan menggiatkan pengolahan sampah jenis plastik yang dikelola masyarakat di kelurahan serta mendirikan bank sampah.
"Sehingga sampah rumah tangga yang berada di masyarakat hanya sampai di tingkat kelurahan saja, sehingga jumlah sampah ke pembuangan akhir juga berkurang," katanya.
Ia mengatakan phaknya masih kesulitan mengolah sampah, karena minimnya kesadaran masyarakat untuk memisahkan jenis sampah dan keterbatasan sarana prasarana.
Melihat kondisi itu pihaknya tengah berupaya menyusun strategi, agar permasalahan sampah di kota itu bisa teratasi, salah satunya dengan menempatkan personelnya di beberapa titik yang dinilai rawan pembuangan sampah.
Biasanya titik yang dinilai rawan pembuangan sampah berada di perbatasan kota dan beberapa tempat di pusat perbelanjaan.
Seperti di sepanjang Jalan M yamin ke arah Batang Tabik, Jalan Gajah Mada Bypass menuju Kelurahan Payobasuang, Jalan Diponegoro Bypass sampai Simpang Parik, Jalan Jakarta di seputaran daerah Lundang.
Kemudian di Pasar Ibuah Barat di simpang depan apotek, Jalan M yamin depan kantor PDAM, di sungai Batang Agam, Jalan Ade Irma Suryani di Simpang RSUD Payakumbuh, Jalan Soekarno Hatta di seputaran Ngalau Indah sampai batas kota. (*)
"70 ton sampah tersebut didominasi sampah rumah tangga, dan sampah plastik," kata Kepala Bidang Lingkungan Hidup DLH Payakumbuh, Hepi di Payakumbuh, Jumat.
Ia mengatakan langkah untuk pengurangan sampah pihaknya baru memiliki Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST), yakni pengolahan sampah hanya untuk sampah organik, belum untuk sampah plastik.
Untuk ke depannya pihaknya akan menggiatkan pengolahan sampah jenis plastik yang dikelola masyarakat di kelurahan serta mendirikan bank sampah.
"Sehingga sampah rumah tangga yang berada di masyarakat hanya sampai di tingkat kelurahan saja, sehingga jumlah sampah ke pembuangan akhir juga berkurang," katanya.
Ia mengatakan phaknya masih kesulitan mengolah sampah, karena minimnya kesadaran masyarakat untuk memisahkan jenis sampah dan keterbatasan sarana prasarana.
Melihat kondisi itu pihaknya tengah berupaya menyusun strategi, agar permasalahan sampah di kota itu bisa teratasi, salah satunya dengan menempatkan personelnya di beberapa titik yang dinilai rawan pembuangan sampah.
Biasanya titik yang dinilai rawan pembuangan sampah berada di perbatasan kota dan beberapa tempat di pusat perbelanjaan.
Seperti di sepanjang Jalan M yamin ke arah Batang Tabik, Jalan Gajah Mada Bypass menuju Kelurahan Payobasuang, Jalan Diponegoro Bypass sampai Simpang Parik, Jalan Jakarta di seputaran daerah Lundang.
Kemudian di Pasar Ibuah Barat di simpang depan apotek, Jalan M yamin depan kantor PDAM, di sungai Batang Agam, Jalan Ade Irma Suryani di Simpang RSUD Payakumbuh, Jalan Soekarno Hatta di seputaran Ngalau Indah sampai batas kota. (*)