Pulau Punjung (ANTARA) - Bupati Dharmasraya terus menggiatkan program pembangunan embung sebagai upaya untuk mengantisipasi terjadinya krisis air di masa depan karena bisa jadi ancaman.

Potensi ancaman krisis air di masa mendatang sangat dimungkinkanbisa saja terjadi, mengingat invasi penanaman sawit di Dharmasraya sangat pesat.

"Sudah banyak negara yang mengalami krisis air. Karenanya kita juga harus melakukan antisipasi agar jangan sampai mengalami, khususnya Dharmasraya karena bisa susah rakyat kita," kata Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan, Kamis di sela sela peninjauan pembangunan embung Gajah Meno, Nagari Sungai Duo, Kecamatan Sitiung.

Tahun ini Dharmasraya sekurangnya menyiapkan dua unit embung baru dengan dana sekitar Rp10 miliar bersumber bantuan pemerintah pusat.

Embung, selain untuk menyimpan air di kala hujan guna mencukupi air musim kemarau, juga untuk dijadikan objek wisata dan juga untuk kegiatan pembangunan perikanan.

Sudah banyak embung yang kemudian menjadi objek wisata, seperti di Ampang Kamang, diKoto Ranah dan masih banyak yang lainnya.

"Saya kira dampak secara tidak langsung sangat besar," kata Sutan Riska.

Dua embung yang di bangun tahun ini berlokasi di Nagari Sitiung dan di Nagari Siguntur.

Di Nagari Sitiung menelan biaya Rp3,9 miliar dan embung di Nagari Siguntur menelan dana Rp6 miliar lebih. Akhir 2019 ini kedua unit embung diharapkan rampung dan selesai.

Sementara tahun depan Dharmasraya telah mengusulkan kembali pembangunan embung di Nagari Kurnia Selatan, Kecamatan Sungai Rumbai dan di beberapa tempat lainmya.

"Insyaallah pemerintah pusat sudah memberikan keyakinan kepada kita untuk membiayainya," tambah bupati termuda itu.

Sementara Walinagari Sungai Duo, Ali Amran memgatakan pihaknya mengucapkan terima kasih atas alokasi dana pembangunan embung di Sungai Duo.

Keberadaan embung itu sangat diharapkan oleh masyarakat. Ada 40 hektare sawah yang bisa dialiri oleh irigasi yang bersumber dari embung.

"Mudah mudahan warga kami bisa meningkat penghasilannya," kata walnagari yang mahir bahasa Jepang itu.

Pewarta : Rls-ant
Editor : Siri Antoni
Copyright © ANTARA 2024