Martapura, OKU Timur (ANTARA) - Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan, memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) atas kegiatan inseminasi buatan terhadap 1.673 sapi yang menjadi terbanyak di Tanah Air.
Rekor Muri yang diraih Kabupaten OKU Timur ini diberikan Manajer Rekor Muri Triono kepada Bupati OKU Timur HM Kholid Mawardi di Desa Bandar Jaya, Kecamatan BP Peliung, Kabupaten OKU Timur, Kamis.
Selain itu Bupati OKU Timur juga mendapatkan penghargaan dari Paravelindo atas program paramedik veteriner dan inseminasi ternak.
Bupati OKU Timur HM Kholid Mawardi mengatakan Kabupaten OKU Timur saat ini memiliki hampir 70.000 ekor sapi yang siap di jual ke pasaran.
Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan, mengharapkan ada agen ‘besar’ yang mau membeli sapi-sapi hasil program penggemukan.
Program penggemukan sapi yang dirintis sejak tiga tahun terakhir sudah berhasil namun kini dihadapkan persoalan rendahnya serapan pasar mengingat berat dan harga yang berbeda.
“Ini yang masih menjadi masalah untuk kabupaten kami. Sapi sudah digemukkan, sudah sehat, sudah bagus, eh ternyata pasarnya sedikit,” kata Kholid.
Ia mengatakan pasar penjualan daging sapi ternyata lebih menginginkan sapi dengan harga berkisar Rp15 juta hingga Rp17 juta per ekornya.
Sementara, sapi hasil penggemukan di OKU Timur itu berkisar Rp29 juta per ekor karena berat berkisar 400-500 kg.
Lantaran persoalan tersebut membuat peternak harus menunggu jika ingin melepas sapi-sapinya sampai menemukan pembeli yang benar-benar menginginkan sapi yang lebih gemuk.
Solusinya, terkadang peternak harus membawa sapi-sapinya itu ke kota besar seperti Palembang hingga luar provinsi seperti ke Lampung karena jarak tempuh OKUT-Lampung hanya 2 km.
“Harus ada agen besar yang mau membelinya, jika kalangan perorangan maka sulit untuk laku. Kami dari pemkab sedang berupaya menemukan jaringan agen tersebut,” kata dia.
Bahkan, Kholid menjamin, jika ada agen ‘besar’ yang berminat maka Pemkab bersedia akan menjamin ketersediaan stok mengingat saat ini ada sekitar 70.000 ekor sapi yang sedang digemukkan.
OKUT sendiri dikenal sebagai sentra peternakan dan penggemukan sapi di Sumsel karena hampir 30 persen penduduk di kabupaten tersebut yang berjumlah total 639 ribu orang memiliki sapi sebagai aset keluarga.
Salah satunya sentra penggemukan sapi di Desa Nusa Tunggal. Sapi yang merupakan bibit lokal kemudian digemukkan dengan cara memberikan pakan dan suntikan seperti layaknya sapi brahman.
Kepala dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten OKU Timur Kanjeng Tubagus Sunarseno mengatakan, prestasi mendapatkan Rekor Muri ini sebagai apresiasi atas program gerakan inseminasi ternak untuk mewujudkan swasembada ternak di OKU Timur.
Selain pemecahan Rekor Muri atas inseminasi sapi terbanyak, dilakukan juga gerakan sinkonisasi estrus dan pencanangan gerakan pembersihan kandang ternak di beberapa kecamatan di Kabupaten OKU Timur.
Rekor Muri yang diraih Kabupaten OKU Timur ini diberikan Manajer Rekor Muri Triono kepada Bupati OKU Timur HM Kholid Mawardi di Desa Bandar Jaya, Kecamatan BP Peliung, Kabupaten OKU Timur, Kamis.
Selain itu Bupati OKU Timur juga mendapatkan penghargaan dari Paravelindo atas program paramedik veteriner dan inseminasi ternak.
Bupati OKU Timur HM Kholid Mawardi mengatakan Kabupaten OKU Timur saat ini memiliki hampir 70.000 ekor sapi yang siap di jual ke pasaran.
Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan, mengharapkan ada agen ‘besar’ yang mau membeli sapi-sapi hasil program penggemukan.
Program penggemukan sapi yang dirintis sejak tiga tahun terakhir sudah berhasil namun kini dihadapkan persoalan rendahnya serapan pasar mengingat berat dan harga yang berbeda.
“Ini yang masih menjadi masalah untuk kabupaten kami. Sapi sudah digemukkan, sudah sehat, sudah bagus, eh ternyata pasarnya sedikit,” kata Kholid.
Ia mengatakan pasar penjualan daging sapi ternyata lebih menginginkan sapi dengan harga berkisar Rp15 juta hingga Rp17 juta per ekornya.
Sementara, sapi hasil penggemukan di OKU Timur itu berkisar Rp29 juta per ekor karena berat berkisar 400-500 kg.
Lantaran persoalan tersebut membuat peternak harus menunggu jika ingin melepas sapi-sapinya sampai menemukan pembeli yang benar-benar menginginkan sapi yang lebih gemuk.
Solusinya, terkadang peternak harus membawa sapi-sapinya itu ke kota besar seperti Palembang hingga luar provinsi seperti ke Lampung karena jarak tempuh OKUT-Lampung hanya 2 km.
“Harus ada agen besar yang mau membelinya, jika kalangan perorangan maka sulit untuk laku. Kami dari pemkab sedang berupaya menemukan jaringan agen tersebut,” kata dia.
Bahkan, Kholid menjamin, jika ada agen ‘besar’ yang berminat maka Pemkab bersedia akan menjamin ketersediaan stok mengingat saat ini ada sekitar 70.000 ekor sapi yang sedang digemukkan.
OKUT sendiri dikenal sebagai sentra peternakan dan penggemukan sapi di Sumsel karena hampir 30 persen penduduk di kabupaten tersebut yang berjumlah total 639 ribu orang memiliki sapi sebagai aset keluarga.
Salah satunya sentra penggemukan sapi di Desa Nusa Tunggal. Sapi yang merupakan bibit lokal kemudian digemukkan dengan cara memberikan pakan dan suntikan seperti layaknya sapi brahman.
Kepala dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten OKU Timur Kanjeng Tubagus Sunarseno mengatakan, prestasi mendapatkan Rekor Muri ini sebagai apresiasi atas program gerakan inseminasi ternak untuk mewujudkan swasembada ternak di OKU Timur.
Selain pemecahan Rekor Muri atas inseminasi sapi terbanyak, dilakukan juga gerakan sinkonisasi estrus dan pencanangan gerakan pembersihan kandang ternak di beberapa kecamatan di Kabupaten OKU Timur.