Sibolga, (ANTARA) - Kabar hilangnya Mangatas Gultom (33), Manajer bagian jaringan PLN Nias berakhir dengan penemuan jasadnya yang terapung di laut Aceh Singkil, Senin (14/10) pagi.
Kepastian jasad Mangatas itu disampaikan oleh pihak keluarganya yang sedang berada di Nias saat ini ketika dikonfirmasi ANTARA, Senin sore.
"Benar, itu jasad adik kami yang hilang itu. Dia pakai baju dan celana serta sepatu seperti yang ditemukan para nelayan itu,” ujar kakak ipar korban sembari menangis.
Sesuai dengan rencana, malam ini kakak ipar korban akan berangkat dari Nias untuk menuju Aceh Singkil. Demikian juga dengan pihak keluarga yang dari Medan, juga akan bergerak menuju RSU Aceh Singkil.
Baca juga: Sudah sepekan pegawai PLN ini hilang, sempat keluhkan berat hati dipindahkan dari Medan ke Nias
Kabar ditemukannya jasad Mangatas Gultom setelah nelayan yang berada di kawasan Pulau Mangkir Besar, Kecamatan Singkil Utara, Kabupaten Aceh Singkil, melihat ada sosok yang terapung di laut.
Setalah didekati, ternyata sesosok mayat manusia. Hal itu langsung disampaikan kepada Kepala Dinas Perikanan melalui Kabid Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Aceh Singkil.
Mendapat laporan itu, tim bergerak melakukan evakuasi dan berhasil membawa jenazah ke RSU Aceh Singkil dengan kondisi bagian tubuh korban sudah sebagian rusak.
Dari dompet korban ditemukan SIM atas nama korban dan juga sejumlah kartu.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, korban Mangatas Gultom sejak tanggal 2 Oktober 2019 putus kontak dengan keluarganya.
Hanya saja dalam manifes kapal fery Victory tujuan Nias-Sibolga ada nama korban tertulis. Dan juga sempat terekam CCTV kapal. Hanya saja sesampainya kapal di Sibolga, korban tidak terpantau lagi.
Setelah putus kontak dengan Mangatas Gultom, pihak keluarga langsung bergerak mencari tahu apa yang terjadi.
Abang korban, Waldeman Gultom bersama dengan kakak ipar korban langsung turun ke Nias untuk membuat pelaporan ke Polres Nias atas hilangnya korban. Pihak keluargapun terus melakukan pencarian di Sibolga, Taput, Medan, dan beberapa daerah lain, tetapi tidak ditemukan juga.
“Saya abangnya yang nomor 3 langsung datang dari Batam setelah mendapat kabar adik kami Mangatas putus kontak dengan keluarga. Demikian juga kakak yang dari Purwokarta langsung turun. Keluarga yang di Medan juga sudah melakukan upaya pencarian tetapi belum juga berhasil ditemukan," ungkapnaya beberapa waktu lalu sewaktu berada di Sibolga bersama kerabat marga Gultom yang ada di Sibolga dan Tapanuli Tengah.
Korban Mangatas Gultom meninggalkan seorang putri yang baru berusia 6 bulan dan seorang istri boru Sinaga yang tinggal di Medan. (*)
Kepastian jasad Mangatas itu disampaikan oleh pihak keluarganya yang sedang berada di Nias saat ini ketika dikonfirmasi ANTARA, Senin sore.
"Benar, itu jasad adik kami yang hilang itu. Dia pakai baju dan celana serta sepatu seperti yang ditemukan para nelayan itu,” ujar kakak ipar korban sembari menangis.
Sesuai dengan rencana, malam ini kakak ipar korban akan berangkat dari Nias untuk menuju Aceh Singkil. Demikian juga dengan pihak keluarga yang dari Medan, juga akan bergerak menuju RSU Aceh Singkil.
Baca juga: Sudah sepekan pegawai PLN ini hilang, sempat keluhkan berat hati dipindahkan dari Medan ke Nias
Kabar ditemukannya jasad Mangatas Gultom setelah nelayan yang berada di kawasan Pulau Mangkir Besar, Kecamatan Singkil Utara, Kabupaten Aceh Singkil, melihat ada sosok yang terapung di laut.
Setalah didekati, ternyata sesosok mayat manusia. Hal itu langsung disampaikan kepada Kepala Dinas Perikanan melalui Kabid Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Aceh Singkil.
Mendapat laporan itu, tim bergerak melakukan evakuasi dan berhasil membawa jenazah ke RSU Aceh Singkil dengan kondisi bagian tubuh korban sudah sebagian rusak.
Dari dompet korban ditemukan SIM atas nama korban dan juga sejumlah kartu.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, korban Mangatas Gultom sejak tanggal 2 Oktober 2019 putus kontak dengan keluarganya.
Hanya saja dalam manifes kapal fery Victory tujuan Nias-Sibolga ada nama korban tertulis. Dan juga sempat terekam CCTV kapal. Hanya saja sesampainya kapal di Sibolga, korban tidak terpantau lagi.
Setelah putus kontak dengan Mangatas Gultom, pihak keluarga langsung bergerak mencari tahu apa yang terjadi.
Abang korban, Waldeman Gultom bersama dengan kakak ipar korban langsung turun ke Nias untuk membuat pelaporan ke Polres Nias atas hilangnya korban. Pihak keluargapun terus melakukan pencarian di Sibolga, Taput, Medan, dan beberapa daerah lain, tetapi tidak ditemukan juga.
“Saya abangnya yang nomor 3 langsung datang dari Batam setelah mendapat kabar adik kami Mangatas putus kontak dengan keluarga. Demikian juga kakak yang dari Purwokarta langsung turun. Keluarga yang di Medan juga sudah melakukan upaya pencarian tetapi belum juga berhasil ditemukan," ungkapnaya beberapa waktu lalu sewaktu berada di Sibolga bersama kerabat marga Gultom yang ada di Sibolga dan Tapanuli Tengah.
Korban Mangatas Gultom meninggalkan seorang putri yang baru berusia 6 bulan dan seorang istri boru Sinaga yang tinggal di Medan. (*)