Jakarta, (ANTARA) - Taifun Mitag 965 hPa di Perairan Tiongkok memicu terjadinya gelombang tinggi mulai dari 1,25 meter hingga empat meter di sejumlah perairan di Indonesia.
Informasi dari Kabag Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Taufan Maulana yang diterima di Jakarta, Rabu, menyebutkan terdapat pusat tekanan rendah 1010 hPa di Samudra Pasifik timur Filipina, pola sirkulasi eddy di Samudra Hindia barat Aceh dan Kalimantan Tengah.
Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya dari Tenggara-Barat Daya dengan kecepatan 4-15 knot, sedangkan di wilayah selatan Indonesia dari Timur-Tenggara dengan kecepatan 4-20 Knot.
Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan Pulau Enggano, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Banten hingga Jawa Barat, perairan selatan Kalimantan, Selat Makassar bagian selatan, perairan timur Sulawesi Selatan, Teluk Bone bagian selatan Laut Flores bagian timur, Perairan Yos Sudarso hingga Merauke.
"Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut," katanya.
Menurut hasil pantauan BMKG, wilayah yang akan dilanda gelombang setinggi 1,25 meter hingga 2,50 meter yaitu Perairan Utara Sabang, Perairan Sabang-Banda Aceh, Perairan Barat Aceh, Perairan Pulau Simeulue Hingga Kepulauan Mentawai, Perairan Pesisir Bengkulu Hingga Barat Lampung, Selat Sunda Bagian Selatan, Samudera Hindia Barat Aceh Hingga Nias.
Gelombang juga terjadi pada perairan selatan Jawa Barat Hingga Pulau Sumba, Selat Bali-Selat Lombok-Selat Alas Bagian Selatan, Selat Sumba Bagian Barat, Laut Sawu, Perairan Selatan Sawu-Rotte, Samudera Hindia selatan Bali Hingga NTT, Selat Karimata bagian selatan, Laut Jawa, Perairan Kotabaru, Selat Makassar bagian selatan, Teluk Bone bagian selatan, Laut Banda, perairan selatan Kepulauan Kei-Kepulauan Aru, perairan selatan Kepulauan Tanimbar, Laut Arafuru.
Sedangkan wilayah yang akan dilanda gelombang setinggi 2,50 meter hingga 4,0 meter adalah perairan Pulau Enggano, Samudera Hindia barat hingga Lampung, Samudera Hindia selatan Jawa, perairan selatan Banten.
Ketinggian gelombang tersebut berisiko terhadap keselamatan pelayaran baik perahu nelayan, kapal tongkang, kapal ferry maupun kapal kargo. (*)
Informasi dari Kabag Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Taufan Maulana yang diterima di Jakarta, Rabu, menyebutkan terdapat pusat tekanan rendah 1010 hPa di Samudra Pasifik timur Filipina, pola sirkulasi eddy di Samudra Hindia barat Aceh dan Kalimantan Tengah.
Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya dari Tenggara-Barat Daya dengan kecepatan 4-15 knot, sedangkan di wilayah selatan Indonesia dari Timur-Tenggara dengan kecepatan 4-20 Knot.
Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan Pulau Enggano, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Banten hingga Jawa Barat, perairan selatan Kalimantan, Selat Makassar bagian selatan, perairan timur Sulawesi Selatan, Teluk Bone bagian selatan Laut Flores bagian timur, Perairan Yos Sudarso hingga Merauke.
"Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut," katanya.
Menurut hasil pantauan BMKG, wilayah yang akan dilanda gelombang setinggi 1,25 meter hingga 2,50 meter yaitu Perairan Utara Sabang, Perairan Sabang-Banda Aceh, Perairan Barat Aceh, Perairan Pulau Simeulue Hingga Kepulauan Mentawai, Perairan Pesisir Bengkulu Hingga Barat Lampung, Selat Sunda Bagian Selatan, Samudera Hindia Barat Aceh Hingga Nias.
Gelombang juga terjadi pada perairan selatan Jawa Barat Hingga Pulau Sumba, Selat Bali-Selat Lombok-Selat Alas Bagian Selatan, Selat Sumba Bagian Barat, Laut Sawu, Perairan Selatan Sawu-Rotte, Samudera Hindia selatan Bali Hingga NTT, Selat Karimata bagian selatan, Laut Jawa, Perairan Kotabaru, Selat Makassar bagian selatan, Teluk Bone bagian selatan, Laut Banda, perairan selatan Kepulauan Kei-Kepulauan Aru, perairan selatan Kepulauan Tanimbar, Laut Arafuru.
Sedangkan wilayah yang akan dilanda gelombang setinggi 2,50 meter hingga 4,0 meter adalah perairan Pulau Enggano, Samudera Hindia barat hingga Lampung, Samudera Hindia selatan Jawa, perairan selatan Banten.
Ketinggian gelombang tersebut berisiko terhadap keselamatan pelayaran baik perahu nelayan, kapal tongkang, kapal ferry maupun kapal kargo. (*)