Pulau Punjung (ANTARA) - Karnaval perahu arung pamalayu di aliran Sungai Batanghari Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat (Sumbar), menandai kembali peringatan Hari Maritim Nasional setelah tidak diperingati selama 52 tahun, Senin.
Sekitar 50 perahu berlayar dari Jembatan Sungai Dareh mengarungi Sungai Batanghari dan finis di dermaga Kompleks Candi Pulau Sawah, Nagari Siguntur, Kecamatan Sitiung, yang menjadi pusat kegiatan karnaval perahu arung pamalayu tersebut.
Selain karnaval perahu kegiatan yang merupakan bagian dari rangkaian Festival Pamalayu juga digelar sarah sehan budaya dengan tema "Sungai Urat Nadi Peradaban Bangsa Samudera".
Kapolda Sumbar, Irjen polisi Fakhrizal yang hadir pada kesempatan itu, mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Dharmasraya telah memperingati Hari Maritim Nasional melalui karnaval perahu arung pamalayu dan talkshow kemaritiman.
Ia mengatakan Batanghari merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatera sehingga kelestarian sungai harus tetap dijaga untuk menjadi sumber kehidupan di masa akan datang.
"Berbicara tentang sungai, kita perlu belajar pada filosofi air dalam kehidupan. Air yang mengalir ke tempat lebih rendah, ibarat pemimpin yang bersifat melayani. Seperti air, pemimpin juga perlu mengisi ruang kosong yang belum terisi," ujarnya.
Bupati Sutan Riska Tuanku Kerajaan mengatakan, kegiatan tersebut sudah mendapat dukungan dari pemerintah pusat.
Hari maritim nasional diperingati terakhir kali di era Presiden Soeharto di Manado 1967, tahun ini kembali diperingati di Kabupaten Dharmasraya yang ditandai dengan arung pamalayu, lanjut dia.
Menurut dia peringatan Hari Kemaritiman di pinggir Sungai Batanghari menjadi pengingat bagaimana sungai sebagai urat nadi peradaban masa lalu.
"Sebelum ada tol dan jalan aspal, sungai adalah jalur lalu lintas utama pada masa lalu. Sungai Batanghari yang memiliki panjang sekitar 800 kilometer melewati delapan kabupaten kota dan dua provinsi, kelestariannya harus kita jaga bersama masyarakat," tambahnya.
Ribuan warga memadati Kompleks Candi Pulau Sawah yang berada di atas lahan seluas kurang lebih 23 hektare untuk menghadiri karnaval perahu dan sarah sehan budaya dengan tema "Sungai Urat Nadi Peradaban Bangsa Samudera".
Sekitar 50 perahu berlayar dari Jembatan Sungai Dareh mengarungi Sungai Batanghari dan finis di dermaga Kompleks Candi Pulau Sawah, Nagari Siguntur, Kecamatan Sitiung, yang menjadi pusat kegiatan karnaval perahu arung pamalayu tersebut.
Selain karnaval perahu kegiatan yang merupakan bagian dari rangkaian Festival Pamalayu juga digelar sarah sehan budaya dengan tema "Sungai Urat Nadi Peradaban Bangsa Samudera".
Kapolda Sumbar, Irjen polisi Fakhrizal yang hadir pada kesempatan itu, mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Dharmasraya telah memperingati Hari Maritim Nasional melalui karnaval perahu arung pamalayu dan talkshow kemaritiman.
Ia mengatakan Batanghari merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatera sehingga kelestarian sungai harus tetap dijaga untuk menjadi sumber kehidupan di masa akan datang.
"Berbicara tentang sungai, kita perlu belajar pada filosofi air dalam kehidupan. Air yang mengalir ke tempat lebih rendah, ibarat pemimpin yang bersifat melayani. Seperti air, pemimpin juga perlu mengisi ruang kosong yang belum terisi," ujarnya.
KARNAVAL PERAHU
Bupati Sutan Riska Tuanku Kerajaan mengatakan, kegiatan tersebut sudah mendapat dukungan dari pemerintah pusat.
Hari maritim nasional diperingati terakhir kali di era Presiden Soeharto di Manado 1967, tahun ini kembali diperingati di Kabupaten Dharmasraya yang ditandai dengan arung pamalayu, lanjut dia.
Menurut dia peringatan Hari Kemaritiman di pinggir Sungai Batanghari menjadi pengingat bagaimana sungai sebagai urat nadi peradaban masa lalu.
"Sebelum ada tol dan jalan aspal, sungai adalah jalur lalu lintas utama pada masa lalu. Sungai Batanghari yang memiliki panjang sekitar 800 kilometer melewati delapan kabupaten kota dan dua provinsi, kelestariannya harus kita jaga bersama masyarakat," tambahnya.
Ribuan warga memadati Kompleks Candi Pulau Sawah yang berada di atas lahan seluas kurang lebih 23 hektare untuk menghadiri karnaval perahu dan sarah sehan budaya dengan tema "Sungai Urat Nadi Peradaban Bangsa Samudera".