Muaro (ANTARA) - Semakin hari perkembangan teknologi kian pesat sehingga sangat mempengaruhi kehidupan kaum generasi muda, khususnya di Ranah Lansek Manih, Pemerintah Daerah Kabupaten Sijunjung tidak hanya diam.
Melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka singkronisasi program pelibatan keluarga dalam penyelenggaraan pendidikan, di Ruang Rapat Kantor PKK setempat, Kamis.
Tujuannya agar adanya kesadaran bahwa keluarga menyadari dirinya sebagai pendidik pertama dan utama terhadap tumbuh kembang anak.
FGD tersebut melibatkan OPD terkait, Peranan Kelompok Kerja (MKKS, IGTK dan PKG) se-Kabupaten Sijunjung.
Dalam sambutan Ketua TP PKK, Ny En Yuswir Arifin mengungkapkan melihat perkembangan teknologi kian canggih maka perlu diawasi orangtua.
"Tidak jarang akibat penggunaan teknologi tanpa pengawasan orangtua dapat menjerumuskan anak kepada hal-hal yang negatif," jelasnya.
Ia berharap keterlibatan keluarga atau orangtua di dalam pendidikan, baik di sekolah maupun di luar sekolah, karena pendidikan non formal tersebut yang paling penting.
Senada dengan Ketua TP PKK, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Ramler menyebutkan bahwa pendidikan bukan hanya tanggung jawab Dinas Pendidikan, tetapi melibatkan keluarga, masyarakat, hingga lingkungan.
"Pendidikan bukan hanya tugas dari Dinas Pendidikan. Selama ini tupoksi Dinas Pendidikan sudah berjalan, namun sekarang tinggal koordinasi saja. Ini juga tujuan kita untuk membentuk anak Indonesia hebat ke depan, yaitu dimulai dari pra nikah sampai proses belajar mengajar," jelasnya.
Dengan adanya FGD ini dapat memperkuat tugas dan fungsi Dinas Pendidikan dalam upaya memastikan keberlanjutan program pendidikan keluarga dan melaksanakan koordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau instansi terkait, harapnya.
Melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka singkronisasi program pelibatan keluarga dalam penyelenggaraan pendidikan, di Ruang Rapat Kantor PKK setempat, Kamis.
Tujuannya agar adanya kesadaran bahwa keluarga menyadari dirinya sebagai pendidik pertama dan utama terhadap tumbuh kembang anak.
FGD tersebut melibatkan OPD terkait, Peranan Kelompok Kerja (MKKS, IGTK dan PKG) se-Kabupaten Sijunjung.
Dalam sambutan Ketua TP PKK, Ny En Yuswir Arifin mengungkapkan melihat perkembangan teknologi kian canggih maka perlu diawasi orangtua.
"Tidak jarang akibat penggunaan teknologi tanpa pengawasan orangtua dapat menjerumuskan anak kepada hal-hal yang negatif," jelasnya.
Ia berharap keterlibatan keluarga atau orangtua di dalam pendidikan, baik di sekolah maupun di luar sekolah, karena pendidikan non formal tersebut yang paling penting.
Senada dengan Ketua TP PKK, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Ramler menyebutkan bahwa pendidikan bukan hanya tanggung jawab Dinas Pendidikan, tetapi melibatkan keluarga, masyarakat, hingga lingkungan.
"Pendidikan bukan hanya tugas dari Dinas Pendidikan. Selama ini tupoksi Dinas Pendidikan sudah berjalan, namun sekarang tinggal koordinasi saja. Ini juga tujuan kita untuk membentuk anak Indonesia hebat ke depan, yaitu dimulai dari pra nikah sampai proses belajar mengajar," jelasnya.
Dengan adanya FGD ini dapat memperkuat tugas dan fungsi Dinas Pendidikan dalam upaya memastikan keberlanjutan program pendidikan keluarga dan melaksanakan koordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau instansi terkait, harapnya.