Padang, (ANTARA) - Warga di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat mengeluhkan mahalnya ongkos angkut semen sehingga biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli satu sak semen bisa mencapai Rp150 ribu.
"Kami membeli semen di ibu kota kabupaten Tua Pejat Rp77 ribu per sak, namun karena harus diangkut ke pedalaman dengan perahu selama enam jam akhirnya biaya per sak jadi Rp120 ribu sampai di lokasi," kata salah seorang warga setempat Adi Prima saat dihubungi dari Padang, Selasa.
Menurut dia karena ada kebutuhan semen di Dusun Pukarayat ia terpaksa membeli dengan harga cukup tinggi yaitu Rp120 ribu per sak sementara di Padang hanya berkisar Rp56 ribu per sak.
"Padahal jarak tempuh dari ibu kota kabupaten hanya 40 menit pakai boat, tapi sewanya mencapai Rp2,5 juta sekali jalan," ujarnya.
Belum lagi bagi warga yang berada di pulau terluar di Mentawai, di sana semen bisa mencapai Rp150 ribu per sak karena mahalnya biaya angkut menggunakan jalur laut.
Menurutnya mahalnya ongkos angkut cukup memberatkan karena nilainya lebih besar pula dari harga semen.
Akibatnya masyarakat yang ingin membangun harus keluar biaya tinggi belum lagi material lainnya, kata dia.
Tak hanya itu dalam proses pengangkutan semen juga rentan basah karena diangkut menggunakan perahu dan kemasannya tidak kedap air.
"Tak jarang semen yang dibeli basah kena air," ujarnya.
Ia berharap pemangku kepentingan terkait dapat mencarikan solusi mahalnya biaya angkut sehingga harga semen menjadi lebih terjangkau.
"Selain itu alangkah baiknya jika kemasan dibuat antiair sehingga tidak mudah basah," katanya lagi. (*)
"Kami membeli semen di ibu kota kabupaten Tua Pejat Rp77 ribu per sak, namun karena harus diangkut ke pedalaman dengan perahu selama enam jam akhirnya biaya per sak jadi Rp120 ribu sampai di lokasi," kata salah seorang warga setempat Adi Prima saat dihubungi dari Padang, Selasa.
Menurut dia karena ada kebutuhan semen di Dusun Pukarayat ia terpaksa membeli dengan harga cukup tinggi yaitu Rp120 ribu per sak sementara di Padang hanya berkisar Rp56 ribu per sak.
"Padahal jarak tempuh dari ibu kota kabupaten hanya 40 menit pakai boat, tapi sewanya mencapai Rp2,5 juta sekali jalan," ujarnya.
Belum lagi bagi warga yang berada di pulau terluar di Mentawai, di sana semen bisa mencapai Rp150 ribu per sak karena mahalnya biaya angkut menggunakan jalur laut.
Menurutnya mahalnya ongkos angkut cukup memberatkan karena nilainya lebih besar pula dari harga semen.
Akibatnya masyarakat yang ingin membangun harus keluar biaya tinggi belum lagi material lainnya, kata dia.
Tak hanya itu dalam proses pengangkutan semen juga rentan basah karena diangkut menggunakan perahu dan kemasannya tidak kedap air.
"Tak jarang semen yang dibeli basah kena air," ujarnya.
Ia berharap pemangku kepentingan terkait dapat mencarikan solusi mahalnya biaya angkut sehingga harga semen menjadi lebih terjangkau.
"Selain itu alangkah baiknya jika kemasan dibuat antiair sehingga tidak mudah basah," katanya lagi. (*)