Tapanuli Utara (ANTARA) - Kepolisian Resor Tapanuli Utara melalui Kasubbag Humas Aiptu Sutomo Simaremare menyebutkan, rasa curiga para saksi terhadap tetangga korban menjadi langkah awal penemuan mayat Kristina Br Gultom (20), siswi SMK Swasta Karya Tarutung yang diduga menjadi korban pembunuhan dan perkosaan.
Saat ditemukan Senin (5/8), jasadnya dalam posisi tertelungkup tanpa busana di areal perladangan warga di Dusun Pangguan Hutapea Banuarea, Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara.
"Para saksi curiga kepada RH, tetangga korban, yang sehari sebelum penemuan mayat terlihat berboncengan dengan seorang perempuan berbaju merah di sekitaran Dusun Sitolu-tolu, tak jauh dari lokasi penemuan mayat," terang Sutomo.
Rasa curiga tersebut mengantarkan para saksi yakni Sanggam Hutapea (41), Hotma Tua Hutapea, dan Tolopan Hutapea (48), termasuk ayah korban Sardi Gultom (47), memutuskan melakukan penyisiran pencarian korban di lokasi itu berdasarkan keterangan seorang warga yakni Darrison yang mengaku melihat RH berboncengan dengan seorang perempuan di sekitar areal tersebut.
"Setelah beberapa menit melakukan penyisiran, Sanggam Hutapea langsung melihat korban sudah dalam keadaan tidak bernyawa dalam posisi tertelungkup di bawah pohon bambu," sebutnya.
Sebelumnya, kata Sutomo, pada Minggu (4/8) malam sekira pukul 22.30 WIB, ibunda korban datang ke rumah saksi Sanggam Hutapea untuk memberitahukan bahwa putrinya Kristina Gultom belum juga kembali ke rumah.
Kemudian ibunda korban dan saksi Sanggam Hutapea mencoba menghubungi seluler korban, namun tidak aktif. Sanggam menyarankan agar sebaiknya mereka melakukan pencarian esok paginya.
Informasi penemuan mayat itu selanjutnya ditindaklanjuti Tim Opsnal Sat Reskrim bersama dengan Timsus dan juga Tim Identifikasi Polres dengan melakukan cek TKP dan pengumpulan bahan keterangan.
"Setelah dilakukan cek TKP dan melakukan Lidik dan Pulbaket, tim berbagi tugas untuk membawa saksi-saksi dan mengamankan RH yang dicurigai ke Mako Polres Taput untuk pemeriksaan lanjut," jelas Sutomo.
Saat ditemukan Senin (5/8), jasadnya dalam posisi tertelungkup tanpa busana di areal perladangan warga di Dusun Pangguan Hutapea Banuarea, Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara.
"Para saksi curiga kepada RH, tetangga korban, yang sehari sebelum penemuan mayat terlihat berboncengan dengan seorang perempuan berbaju merah di sekitaran Dusun Sitolu-tolu, tak jauh dari lokasi penemuan mayat," terang Sutomo.
Rasa curiga tersebut mengantarkan para saksi yakni Sanggam Hutapea (41), Hotma Tua Hutapea, dan Tolopan Hutapea (48), termasuk ayah korban Sardi Gultom (47), memutuskan melakukan penyisiran pencarian korban di lokasi itu berdasarkan keterangan seorang warga yakni Darrison yang mengaku melihat RH berboncengan dengan seorang perempuan di sekitar areal tersebut.
"Setelah beberapa menit melakukan penyisiran, Sanggam Hutapea langsung melihat korban sudah dalam keadaan tidak bernyawa dalam posisi tertelungkup di bawah pohon bambu," sebutnya.
Sebelumnya, kata Sutomo, pada Minggu (4/8) malam sekira pukul 22.30 WIB, ibunda korban datang ke rumah saksi Sanggam Hutapea untuk memberitahukan bahwa putrinya Kristina Gultom belum juga kembali ke rumah.
Kemudian ibunda korban dan saksi Sanggam Hutapea mencoba menghubungi seluler korban, namun tidak aktif. Sanggam menyarankan agar sebaiknya mereka melakukan pencarian esok paginya.
Informasi penemuan mayat itu selanjutnya ditindaklanjuti Tim Opsnal Sat Reskrim bersama dengan Timsus dan juga Tim Identifikasi Polres dengan melakukan cek TKP dan pengumpulan bahan keterangan.
"Setelah dilakukan cek TKP dan melakukan Lidik dan Pulbaket, tim berbagi tugas untuk membawa saksi-saksi dan mengamankan RH yang dicurigai ke Mako Polres Taput untuk pemeriksaan lanjut," jelas Sutomo.