Pulau Punjung, (ANTARA) - Bank Nagari Cabang Pulau Punjung yang merupakan bank milik Pemerintah Sumatera Barat telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga Rp42 miliar mulai 2017 hingga saat ini.
Pimpinan Cabang Bank Nagari Pulau Punjung Albert Junaidi, di Pulau Punjung, Minggu mengatakan pihaknya konsisten untuk mengembangkan ekonomi produktif yang menjadi sektor unggulan perekonomian masyarakat di daerah itu.
"Upaya tersebut dengan merealisasikan KUR bunga rendah yaitu 7 persen, untuk mendorong petani dan pelaku usaha kecil agar bisa lebih berkembang," kata dia.
Sementara, kata dia hingga Juli 2019 Bank Nagari telah menyalurkan KUR sebesar Rp13,2 miliar dari target Rp35 miliar.
Sektor paling banyak menyerap KUR adalah bidang ekonomi produktif, seperti perkebunan sawit dan karet dengan jumlah Rp9,4 miliar, dan selebihnya sektor perdagangan, kata dia.
Ia mengatakan guna memaksimalkan penyaluran KUR pihaknya bekerja sama dengan Pemerintah daerah, seperi Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan, dan instansi lainnya.
Kemudian, tambah dia dengan langsung turun ke lapangan, ke pasar-pasar dan pusat kegiatan masyarakat untuk menjelaskan ke sektor UMKM dan pengusaha baru terkait kredit lunak ini.
Ia mengatakan berbagai sektor dapat mengajukan KUR di Bank Nagari. Dengan maksimal kredit mencapai Rp500 juta.
Menurut dia upaya yang dilakukan untuk menghindari kredit macet dengan cara seleksi pengaju kredit yang ketat dari mulai persyaratan KTP suami istri, fotocopy Kartu Keluarga, buku tabungan, dan surat keterangan usaha yang sudah berjalan minimal enam bulan.
"Dan lulus pengecekan Sistem Informasi Kredit Program (SIKP), artinya jika pengaju kredit memiliki riwayat kredit di Bank lain atau mempunyai masalah kredit. Pihaknya akan langsung tidak menyetujui permintaan kredit pemohon tersebut," tambah dia.
Pimpinan Cabang Bank Nagari Pulau Punjung Albert Junaidi, di Pulau Punjung, Minggu mengatakan pihaknya konsisten untuk mengembangkan ekonomi produktif yang menjadi sektor unggulan perekonomian masyarakat di daerah itu.
"Upaya tersebut dengan merealisasikan KUR bunga rendah yaitu 7 persen, untuk mendorong petani dan pelaku usaha kecil agar bisa lebih berkembang," kata dia.
Sementara, kata dia hingga Juli 2019 Bank Nagari telah menyalurkan KUR sebesar Rp13,2 miliar dari target Rp35 miliar.
Sektor paling banyak menyerap KUR adalah bidang ekonomi produktif, seperti perkebunan sawit dan karet dengan jumlah Rp9,4 miliar, dan selebihnya sektor perdagangan, kata dia.
Ia mengatakan guna memaksimalkan penyaluran KUR pihaknya bekerja sama dengan Pemerintah daerah, seperi Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan, dan instansi lainnya.
Kemudian, tambah dia dengan langsung turun ke lapangan, ke pasar-pasar dan pusat kegiatan masyarakat untuk menjelaskan ke sektor UMKM dan pengusaha baru terkait kredit lunak ini.
Ia mengatakan berbagai sektor dapat mengajukan KUR di Bank Nagari. Dengan maksimal kredit mencapai Rp500 juta.
Menurut dia upaya yang dilakukan untuk menghindari kredit macet dengan cara seleksi pengaju kredit yang ketat dari mulai persyaratan KTP suami istri, fotocopy Kartu Keluarga, buku tabungan, dan surat keterangan usaha yang sudah berjalan minimal enam bulan.
"Dan lulus pengecekan Sistem Informasi Kredit Program (SIKP), artinya jika pengaju kredit memiliki riwayat kredit di Bank lain atau mempunyai masalah kredit. Pihaknya akan langsung tidak menyetujui permintaan kredit pemohon tersebut," tambah dia.