London, (ANTARA) - Satu lagi buku fiksi asal Indonesia menapaki dunia literasi internasional, Bukan Perawan Maria (terbitan Pabrikultur, 2017) karya penulis Feby Indirani diterbitkan di Italia pada pertengahan Juni 2019.
Buku memuat 19 cerita pendek terinspirasi dari kehidupan Muslim di Indonesia diterjemahkan Profesor Antonia Soriente, ahli kajian bahasa dan sastra Indonesia dari Universitas Napoli L’Orientale.
Feby Indirani yang tengah menuntut ilmu di London menerima beasiswa dari pemerintah Inggris Chevining kepada Antara London, Jumat mengatakan proses penerjemahan dibantu sejumlah mahasiswa yang sedang menjalani studi master yang mempelajari sastra Indonesia.
Buku ini terbit dengan judul Non è mica la vergine Maria oleh penerbit Add Editore. Menggunakan tema ‘Islamisme Magis’, kisah-kisah dalam buku ini berlatar situasi fantasi yang penuh paradoks dan pertentangan. Misalnya cerita tentang seekor babi yang dipandang haram dalam Islam namun mengajukan permohonannya untuk menjadi Muslim. Ada pula iblis yang ingin pensiun akibat bosan dengan pekerjaannya yang tak lagi menantang.
Selain itu, tentang malaikat pencatat amal yang cuti karena manusia sudah rajin melakukannya sendiri di akun media sosial; seorang pembom bunuh diri yang berharap bertemu bidadari, tapi ternyata hanya bertemu perempuan biasa yang malah dibencinya.
Profesor Soriente sebagaimana dikutip dari situs Add Editore menyebutkan dengan gaya menulis dan keberaniannya, Feby menempatkan diri sebagai penulis Indonesia kontemporer yang menggunakan pena untuk mengritik diskriminasi terhadap perempuan dan kelompok-kelompok Islam yang terlalu keras. Sebuah penyembuh bagi publik internasional.
Buku ini juga memuat ilustrasi cantik karya seniman muda asal Italia, Marie Cecile untuk cover dan halaman dalam sebagai tafsir dari cerita-cerita Feby.
Penyair dan figur legendaris Goenawan Mohamad menuliskan pengantarnya untuk buku ini.
“Cerita-cerita yang penuh pertentangan seperti ini hanya bisa dituliskan oleh suara ‘dari dalam’, Muslim yang intim dengan bahasa dan pola pikir khas masyarakatnya, dan begitulah Feby. Tapi di saat yang sama dia juga berada ‘di luar dinding,’ suatu posisi yang membuatnya mencerap masyarakatnya dengan akrab sekaligus asing, “ tulis pendiri Majalah TEMPO ini.
Feby yang sedang melanjutkan studi di London, Inggris atas beasiswa Chevening menyatakan kegembiraannya dengan penerbitan edisi Italia dari bukunya.
“Ini penerbit yang sama yang menerbitkan karya penulis-penulis peraih penghargaan seperti penulis Inggris-Pakistan, Nadeem Aslam dan penulis Thailand Prabda Yoon. Jadi saya tentu saja merasa bersyukur atas pilihan mereka menerbitkan buku saya,“ ujar Feby kepada Antara.
Terbitnya buku ini menambah salah satu jembatan budaya untuk memperkenalkan Indonesia kepada masyarakat Italia. Feby menyatakan dalam seminggu terakhir, mulai banyak pembaca dari Italia yang menyapanya melalui media sosial untuk menyampaikan kesan mereka,
Salah satunya adalah Miriana Cioffi, mahasiswa studi Master yang juga ikut terlibat di dalam proses penerjemahan. “Buku ini luar biasa. Salah satu cerita yang saya suka adalah Cemburu pada Bidadari, karena cerita itu ironis, “ ujar Miriana.
Cerita ini tentang seorang istri yang ngambek setelah memergoki suaminya asyik membaca buku berisi janji bahwa pria beriman akan memperoleh pasangan bidadari di surga. Katanya kita pasangan sedunia dan seakhirat, kenapa kamu tidak cukup hanya dengan aku saja? Demikian protes sang istri.
Terbitnya buku ini sudah diberitakan di majalah Vanity Fair edisi Italia dan juga menjadi salah satu bacaan direkomendasi situs berita terkemuka Wired Italia untuk musim panas ini. (*)