Jambi (ANTARA) - Pemudik antarkabupaten di dalam Provinsi Jambi lebih memilih jalur alternatif Jambi-Batanghari via Jalan Nes pada musim mudik Lebaran (Idul Fitri) 1440 Hijriah.
Berdasarkan pantauan ANTARA di sepanjang jalan alternatif Jambi-Batanghari via Jalan Nes, pada Senin (3/6) mobil pribadi dengan plat kendaraan seri Provinsi Jambi memadati jalan nes.
Dalam satu menit terdapat 200 sampai 300 kendaraan roda empat melintas di jalan tersebut. Tidak hanya kendaraan roda empat, kendaraan roda dua dengan plat kendaraan seri daerah itu turut memadati jalan alternatif tersebut.
Jalan alternatif tersebut menjadi pilihan pemudik antarkabupaten di provinsi itu karena jarak tempuh yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan Jalan Lintas Sumatra (Jalinsum). Selisih jarak tempuh antara kedua jalan itu mencapai 15 kilometer.
“Jika lewat Jalan Nes ini, kita bisa masuk ke jalan baru Simpang Pete dan tembus ke jalan lingkar Muarabulian sehingga jarak tempuh lebih cepat lagi, selain itu kondisi jalan ini juga lebih baik,” kata Hendara , pemudik asal Kabupaten Sarolangun saat istirahat.
Selain itu, beberapa titik Jalinsum Jambi-Batanghari mengalami kerusakan, sehingga pemudik di daerah itu lebih memilih jalan alternatif tersebut meski lebar jalan lebih kecil dibandingkan dengan Jalinsum.
Namun sesekali juga terdapat kendaraan roda empat dengan seri plat kendaraan dari luar daerah itu. Seperti plat BG dari Provinsi Sumatra Selatan dan plat BA dari Provinsi Sumatra Barat.
“Saat ini Jalan Nes tersebut lebih cepat diakses, karena jalan dari Citra Raya sudah tembus ke Jalan Nes ini, sehingga jarak tempuhnya lebih singkat lagi,” kata Jumiral pemudik yang menggunakan kendaraan roda dua saat beristirahat di bahu jalan itu.
Jalan alternatif tersebut dapat mempercepat jarak tempuh bagi pemudik yang melintasi Kabupaten Batanghari menuju kabupaten lainnya di daerah itu seperti dari Kota Jambi ke Kabupaten Tebo, Muaro Bungo, Sarolangun, Merangin dan Kabupaten Kerinci.
Bahkan bagi pemudik antarprovinsi sekalipun, seperti Jambi-Sumatra Barat, Sumatra Selatan-Sumatra Barat, Pekanbaru, Riau-Sumatra Barat, dan sebaliknya.
Berdasarkan pantauan ANTARA di sepanjang jalan alternatif Jambi-Batanghari via Jalan Nes, pada Senin (3/6) mobil pribadi dengan plat kendaraan seri Provinsi Jambi memadati jalan nes.
Dalam satu menit terdapat 200 sampai 300 kendaraan roda empat melintas di jalan tersebut. Tidak hanya kendaraan roda empat, kendaraan roda dua dengan plat kendaraan seri daerah itu turut memadati jalan alternatif tersebut.
Jalan alternatif tersebut menjadi pilihan pemudik antarkabupaten di provinsi itu karena jarak tempuh yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan Jalan Lintas Sumatra (Jalinsum). Selisih jarak tempuh antara kedua jalan itu mencapai 15 kilometer.
“Jika lewat Jalan Nes ini, kita bisa masuk ke jalan baru Simpang Pete dan tembus ke jalan lingkar Muarabulian sehingga jarak tempuh lebih cepat lagi, selain itu kondisi jalan ini juga lebih baik,” kata Hendara , pemudik asal Kabupaten Sarolangun saat istirahat.
Selain itu, beberapa titik Jalinsum Jambi-Batanghari mengalami kerusakan, sehingga pemudik di daerah itu lebih memilih jalan alternatif tersebut meski lebar jalan lebih kecil dibandingkan dengan Jalinsum.
Namun sesekali juga terdapat kendaraan roda empat dengan seri plat kendaraan dari luar daerah itu. Seperti plat BG dari Provinsi Sumatra Selatan dan plat BA dari Provinsi Sumatra Barat.
“Saat ini Jalan Nes tersebut lebih cepat diakses, karena jalan dari Citra Raya sudah tembus ke Jalan Nes ini, sehingga jarak tempuhnya lebih singkat lagi,” kata Jumiral pemudik yang menggunakan kendaraan roda dua saat beristirahat di bahu jalan itu.
Jalan alternatif tersebut dapat mempercepat jarak tempuh bagi pemudik yang melintasi Kabupaten Batanghari menuju kabupaten lainnya di daerah itu seperti dari Kota Jambi ke Kabupaten Tebo, Muaro Bungo, Sarolangun, Merangin dan Kabupaten Kerinci.
Bahkan bagi pemudik antarprovinsi sekalipun, seperti Jambi-Sumatra Barat, Sumatra Selatan-Sumatra Barat, Pekanbaru, Riau-Sumatra Barat, dan sebaliknya.