Bogor, (ANTARA) - Sinta Nuriyah, istri mendiang Presiden keempat K.H. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur melaksanakan sahur bersama di Wihara Dhanagun Kota Bogor Jawa Barat, Selasa, untuk menunjukkan toleransi antarumat beragama.
"Saya menyadari bahwa kita ini tinggal di negara Republik Indonesia yang masyarakatnya majemuk, terdiri dari berbagai suku bangsa dan agama. Kita punya semboyan Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi satu," ujar dia kepada ANTARA di Bogor, Selasa, usai acara tersebut.
Pada kegiatan bernama "Sahur Keliling 2019" itu, Sinta mengajak anak jalanan, kaum duafa, serta anak yatim piatu untuk santap sahur bersama diselingi tausiyah dan marawis.
Menurut dia, kegiatan itu bermaksud merekatkan kebersamaan meski dalam keberagaman.
"Merajut tali persaudaraan yang lebih erat di antara anak bangsa, itu tujuannya. Agar saudaranya yang beragama Islam bisa melaksanakan ibadah puasa sebaik-baiknya," kata dia.
Ia berharap, bukan hanya kebersamaan antaranak bangsa yang kian rekat, melainkan juga saling menyayangi dan menghormati dalam hal beribadah maupun aktivitas positif lainnya.
"Karena itu saya mengajak semuanya untuk menyelenggarakan ini sebagai ungkapan rasa persaudaraan, rasa saling menyayangi, saling menghormati," kata Sinta. (*)
"Saya menyadari bahwa kita ini tinggal di negara Republik Indonesia yang masyarakatnya majemuk, terdiri dari berbagai suku bangsa dan agama. Kita punya semboyan Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi satu," ujar dia kepada ANTARA di Bogor, Selasa, usai acara tersebut.
Pada kegiatan bernama "Sahur Keliling 2019" itu, Sinta mengajak anak jalanan, kaum duafa, serta anak yatim piatu untuk santap sahur bersama diselingi tausiyah dan marawis.
Menurut dia, kegiatan itu bermaksud merekatkan kebersamaan meski dalam keberagaman.
"Merajut tali persaudaraan yang lebih erat di antara anak bangsa, itu tujuannya. Agar saudaranya yang beragama Islam bisa melaksanakan ibadah puasa sebaik-baiknya," kata dia.
Ia berharap, bukan hanya kebersamaan antaranak bangsa yang kian rekat, melainkan juga saling menyayangi dan menghormati dalam hal beribadah maupun aktivitas positif lainnya.
"Karena itu saya mengajak semuanya untuk menyelenggarakan ini sebagai ungkapan rasa persaudaraan, rasa saling menyayangi, saling menghormati," kata Sinta. (*)