Padang, (ANTARA) - Dalam rangka ulang tahun ke 25 atau lustrum kelima, Universitas Baiturrahmah (Unbrah) Padang mengadakan Pelatihan Audit Mutu Internal (AMI) yang diikuti 50 orang dosen yang fokus pada penjaminan mutu pada 17 PTS di Lingkungan Wilayah LLDikti X Sumbar, Riau, Jambi dan Kepri.
Kegiatan dilaksanakan pada 26 hingga 27 April 2019 di Ruang Sidang Yayasan Pendidikan Baiturrahmah, Kampus Aia Pacah Padang.
Kegiatan dibuka oleh Kepala LLDikti wilayah X melalui sekretaris pelaksana Yandri.
Dalam pembukaan tersebut Ketua Panitia Sekaligus Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Unbrah Prof Novirman Jamarun mengatakan pelatihan AMI ini diadakan bertujuan untuk memunculkan auditor auditor mutu internal baru di lingkungan wilayah X.
Banyak saat ini kampus yang belum memiliki auditor meski sudah punya dokumen, kelembagaan dan implementasinya. Bahkan banyak juga kampus yang belum memiliki Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI).
Sasaran jelas untuk melaksanakan Audit Mutu Internal (AMI) di institusinya bukan hanya saat akan dikunjungi visitor atau asesor saja.
Latar belakang lain karena saat ini Auditor di LLDikti wilayah X baru 400 orang dengan 900 unit prodi. Idelnya terdapat dua auditor yang bisa mengaudit satu prodi.
Bila dihitung masih butuh 1.400 auditor untuk bisa mengaudit semua prodi tersebut. Selain itu fakta lain di wilayah X prodi dengan akreditasi C masih ada sehingga butuh penguatan kualitas demi keberlanjutan sumber daya.
Mengingat saat ini institusi dengan akreditasi C, mahasiswa sulit jadi pegawai dan tidak masuk dalam akses masuk CPNS. Ujung dari audit mutu ini yakni menghasilkan budaya mutu.
Meskipun penilaian akreditasi dilaksanakan selama lima tahun sekali namun dengan dilaksanakan dengan AMI setiap tahun dapat menjadi pemantauan setiap tahun pada kualitas institusinya.
Sementara Rektor Unbrah yang diwakili Wakil Rektor II Darman mengapresiasi adanya pelatihan AMI yang diinisiasi oleh LPM Unbrah bersama LLDikti wilayah X.
Menurut Wakil Rektor II menjadi inovasi Unbrah dalam mengambil peranan meningkatkan mutu perguruan tinggi. Harapannya ada dari dosen Unbrah yang juga dapat lulus dalam pelatihan tersebut.
Sedangkan Kepala LLDikti wilayah X melalui Sekretaris Yandri Anas mengatakan saat ini pihaknya tengah melaksanakan diseminasi SPMI untuk PTS Tipologi 1 dan 2.
Dalam kajian LLDikti PTS dibagi atas beberapa kluster yakni tipologi 1, 2, 3, dan 4. Untuk PTS tipologi 1 dan 2 memiliki lembaga, kemudian ada dokumen namun tidak terimplementasi SPMI nya.
Sedangkan Tipologi 3 semuanya lengkap namun tidak memiliki auditor sehingga tidak melaksanakan AMI. Lalu tipologi B semuanya lengkap punya auditor, cuma akreditasinya B.
Saat ini terdapat 263 Perguruan tinggi, dengan 940 prodi serta 9.900 dosen yang ada di wilayah X. Namun baru 321 orang yang memiliki sertifikat auditor.
Dengan pelatihan ini diharapkan dapat bertambah dan AMI dapat dilaksanakan di semua PTS. Mengingat saat ini prodi yang ada baru 60 persen berakreditasi A dan B, bahkan A baru 22 prodi dan 35 persen C. Terutama yang C ini harus ditingkatkan agar masa depan mahasiswa terjamin dalam karirnya.
Di sisi lain narasumber sekaligus fasilitator kegiatan Pelatihan AMI Dr. Hisar Sirait menegaskan pelatihan AMI harus diikuti secara serius dan sungguh-sungguh. Antara lain peserta harus datang tepat waktu, tidak boleh absen pada setiap sesi dan mengikuti pretest, kerja kelompok dan postest.
Kerja kelompok ini terbagi dua yakni masa pelatihan dan di institusi masing-masing. Dalam hal ini peserta mampu memahami teori dasar, perencanaan hingga pelaksanaan AMI.
Dr Hisar Sirait menambahkan bobot penilaian pelatihan terdiri atas pretest 10 persen, postest 20 persen, kerja kelompok pelatihan 35 persen, dan kerja kelompok institusi 35 persen.
Peserta dikatakan lulus bila memenuhi syarat minimal 75 persen dari nilai total. Nantinya peserta akan mendapat dua sertifikat yakni sertifikat keikutsertaan peserta dan sertifikat kelulusan.
Kegiatan dilaksanakan pada 26 hingga 27 April 2019 di Ruang Sidang Yayasan Pendidikan Baiturrahmah, Kampus Aia Pacah Padang.
Kegiatan dibuka oleh Kepala LLDikti wilayah X melalui sekretaris pelaksana Yandri.
Dalam pembukaan tersebut Ketua Panitia Sekaligus Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Unbrah Prof Novirman Jamarun mengatakan pelatihan AMI ini diadakan bertujuan untuk memunculkan auditor auditor mutu internal baru di lingkungan wilayah X.
Banyak saat ini kampus yang belum memiliki auditor meski sudah punya dokumen, kelembagaan dan implementasinya. Bahkan banyak juga kampus yang belum memiliki Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI).
Sasaran jelas untuk melaksanakan Audit Mutu Internal (AMI) di institusinya bukan hanya saat akan dikunjungi visitor atau asesor saja.
Latar belakang lain karena saat ini Auditor di LLDikti wilayah X baru 400 orang dengan 900 unit prodi. Idelnya terdapat dua auditor yang bisa mengaudit satu prodi.
Bila dihitung masih butuh 1.400 auditor untuk bisa mengaudit semua prodi tersebut. Selain itu fakta lain di wilayah X prodi dengan akreditasi C masih ada sehingga butuh penguatan kualitas demi keberlanjutan sumber daya.
Mengingat saat ini institusi dengan akreditasi C, mahasiswa sulit jadi pegawai dan tidak masuk dalam akses masuk CPNS. Ujung dari audit mutu ini yakni menghasilkan budaya mutu.
Meskipun penilaian akreditasi dilaksanakan selama lima tahun sekali namun dengan dilaksanakan dengan AMI setiap tahun dapat menjadi pemantauan setiap tahun pada kualitas institusinya.
Sementara Rektor Unbrah yang diwakili Wakil Rektor II Darman mengapresiasi adanya pelatihan AMI yang diinisiasi oleh LPM Unbrah bersama LLDikti wilayah X.
Menurut Wakil Rektor II menjadi inovasi Unbrah dalam mengambil peranan meningkatkan mutu perguruan tinggi. Harapannya ada dari dosen Unbrah yang juga dapat lulus dalam pelatihan tersebut.
Sedangkan Kepala LLDikti wilayah X melalui Sekretaris Yandri Anas mengatakan saat ini pihaknya tengah melaksanakan diseminasi SPMI untuk PTS Tipologi 1 dan 2.
Dalam kajian LLDikti PTS dibagi atas beberapa kluster yakni tipologi 1, 2, 3, dan 4. Untuk PTS tipologi 1 dan 2 memiliki lembaga, kemudian ada dokumen namun tidak terimplementasi SPMI nya.
Sedangkan Tipologi 3 semuanya lengkap namun tidak memiliki auditor sehingga tidak melaksanakan AMI. Lalu tipologi B semuanya lengkap punya auditor, cuma akreditasinya B.
Saat ini terdapat 263 Perguruan tinggi, dengan 940 prodi serta 9.900 dosen yang ada di wilayah X. Namun baru 321 orang yang memiliki sertifikat auditor.
Dengan pelatihan ini diharapkan dapat bertambah dan AMI dapat dilaksanakan di semua PTS. Mengingat saat ini prodi yang ada baru 60 persen berakreditasi A dan B, bahkan A baru 22 prodi dan 35 persen C. Terutama yang C ini harus ditingkatkan agar masa depan mahasiswa terjamin dalam karirnya.
Di sisi lain narasumber sekaligus fasilitator kegiatan Pelatihan AMI Dr. Hisar Sirait menegaskan pelatihan AMI harus diikuti secara serius dan sungguh-sungguh. Antara lain peserta harus datang tepat waktu, tidak boleh absen pada setiap sesi dan mengikuti pretest, kerja kelompok dan postest.
Kerja kelompok ini terbagi dua yakni masa pelatihan dan di institusi masing-masing. Dalam hal ini peserta mampu memahami teori dasar, perencanaan hingga pelaksanaan AMI.
Dr Hisar Sirait menambahkan bobot penilaian pelatihan terdiri atas pretest 10 persen, postest 20 persen, kerja kelompok pelatihan 35 persen, dan kerja kelompok institusi 35 persen.
Peserta dikatakan lulus bila memenuhi syarat minimal 75 persen dari nilai total. Nantinya peserta akan mendapat dua sertifikat yakni sertifikat keikutsertaan peserta dan sertifikat kelulusan.