Solo (ANTARA) - Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyatakan melalui surat yang dikirimkan beberapa waktu lalu dari Singapura, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengajak seluruh pihak menghargai demokrasi di Indonesia.
"Terkait pesan SBY secara internal kepada sejumlah kader partai Demokrat ini, Beliau sebagai negarawan ingin memberikan perspektif atas dasar Beliau memimpin Indonesia selama 10 tahun, dinas di TNI termasuk ketika menyelesaikan konflik komunal, horisontal saat menjadi Menkopolhukam," kata putra sulung SBY ini di Solo, Jawa Tengah, Senin.
Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) ini mengatakan justru masyarakat harus berterima kasih kepada SBY karena mengajak seluruh pihak untuk berpikiran jernih dan memiliki pemikiran yang tetap mengedepankan akal sehat dan rasionalitas.
"Pak SBY juga sudah mengingatkan kita semua, termasuk kepada pemimpin dan elit politik, jangan sampai Pemilu 2019 ini menjurus pada polarisasi yang berdampak pada benturan sesama anak bangsa. Apalagi saat ini diperkuat dengan narasi identitas," katanya.
Ia mengatakan melalui suratnya, SBY juga menekankan pentingnya inklusivitas karena pemimpin sejatinya harus untuk semua.
"Harus menghargai semua bentuk pesta demokrasi, jangan sampai seolah-olah jadi eksklusif. Pemimpin Indonesia harus berdiri di atas semua kalangan, golongan dan semua kepentingan. Ini pesan mulia," katanya.
Sementara itu, selama mengunjungi sejumlah daerah di Indonesia, pihaknya menerima pesan kuat masyarakat tentang keinginan mereka akan kepemimpinan yang sejuk, teduh dan mengayomi semua.
"Jangan justru elit politik seru sendiri di ruang publik, saling serang dengan isu apapun, rakyatlah yang jadi korban hanya karena pertarungan politik," katanya.
Ia berharap jangan sampai masyarakat hidup di tengah sekat-sekat yang tebal.
"Saat ini sesama umat Islam saya merasakan ada gesekan di sana sini akibat beda pandangan dan pilihan politik. Itulah pentingnya ukhuwah Islamiyah," katanya. (*)
"Terkait pesan SBY secara internal kepada sejumlah kader partai Demokrat ini, Beliau sebagai negarawan ingin memberikan perspektif atas dasar Beliau memimpin Indonesia selama 10 tahun, dinas di TNI termasuk ketika menyelesaikan konflik komunal, horisontal saat menjadi Menkopolhukam," kata putra sulung SBY ini di Solo, Jawa Tengah, Senin.
Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) ini mengatakan justru masyarakat harus berterima kasih kepada SBY karena mengajak seluruh pihak untuk berpikiran jernih dan memiliki pemikiran yang tetap mengedepankan akal sehat dan rasionalitas.
"Pak SBY juga sudah mengingatkan kita semua, termasuk kepada pemimpin dan elit politik, jangan sampai Pemilu 2019 ini menjurus pada polarisasi yang berdampak pada benturan sesama anak bangsa. Apalagi saat ini diperkuat dengan narasi identitas," katanya.
Ia mengatakan melalui suratnya, SBY juga menekankan pentingnya inklusivitas karena pemimpin sejatinya harus untuk semua.
"Harus menghargai semua bentuk pesta demokrasi, jangan sampai seolah-olah jadi eksklusif. Pemimpin Indonesia harus berdiri di atas semua kalangan, golongan dan semua kepentingan. Ini pesan mulia," katanya.
Sementara itu, selama mengunjungi sejumlah daerah di Indonesia, pihaknya menerima pesan kuat masyarakat tentang keinginan mereka akan kepemimpinan yang sejuk, teduh dan mengayomi semua.
"Jangan justru elit politik seru sendiri di ruang publik, saling serang dengan isu apapun, rakyatlah yang jadi korban hanya karena pertarungan politik," katanya.
Ia berharap jangan sampai masyarakat hidup di tengah sekat-sekat yang tebal.
"Saat ini sesama umat Islam saya merasakan ada gesekan di sana sini akibat beda pandangan dan pilihan politik. Itulah pentingnya ukhuwah Islamiyah," katanya. (*)