Sawahlunto, (Antaranews Sumbar) - Pemerintah Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, melalui Dinas Kebudayaan Peninggalan Bersejarah akan memperingati 1 abad Goedang Ransoem (1918 - 2018) pada 17 Desember 2018 di Museum Goedang Ransoem Sawahlunto.
Kepala Dinas Kebudayaan Peninggalan Bersejarah Kota Sawahlunto, Hendri Thalib di Sawahlunto, Kamis, mengatakan dalam rangka peringatan 1 abad Goedang Ransoem itu berbagi acara akan digelar.
Di antaranya lomba fotografi, seminar warisan dunia, festival kuliner, lomba mewarnai, lomba rangking 1 tingkat SMP/MTSN, dan acara puncak peringatan di Museum Goedang Ransoem Sawahlunto.
Ia mengatakan museum Goedang Ransoem Sawahlunto adalah sebuah kompleks bangunan bekas dapur umum para pekerja tambang batu bara, dan pasien RSU Sawahlunto yang ketika itu berjumlah ribuan orang.
Gedung museum Goedang Ransoem itu dibangun pada 1918 sewaktu penjajahan Belanda, dan dapur umum ini dilengkapi dua buah gudang besar, dan steam generator (tungku pembakaran) untuk memasak 3.900 kg beras setiap hari untuk para pekerja tambang batu bara.
Sementara itu Peneliti Sejarah Prof. DR. Erwiza Erman yang melakukan riset sejarah di daerah itu mengatakan, pengembangan museum Goedang Ransoem ini ke depan seharusnya menyesuaikan dengan keinginan generasi sekarang atau generasi milenial.
Ini perlu agar Museum Goedang Ransoem Sawahlunto tidak hanya berisi display koleksi tentang foto, tetapi bagaimana koleksi foto itu bisa menyampaikan pesan secara dimensi dengan teknologi yang lebih canggih.
Hari ini kita sangat kekurangan 'Human Story', dimana sejarah yang terjadi di Goedang Ransoem ini banyak, seperti korupsi, kolusi dan itu adalah sebagian kehidupan tempo dulu yang terjadi di masa penjajahan Belanda.
"Sejarah kelam itu tidak boleh dicontoh dan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, ini yang perlu dikemas menjadi sebuah edukasi," kata dia.
Ke depan agar pengunjung Goedang Ransoem ini terus meningkat, perlu ditingkatkan lagi cara publikasinya dengan menghadirkan makanan tempo dulu, dan kue-kue jaman dulu agar pengunjung tertarik dan tidak bosan datang.
"Kalau bisa para penjual makanan ini juga berpakaian seperti tempo dulu, dan ini akan sangat menarik perhatian pengunjung," ujar Erwiza Erman. (*)
Kepala Dinas Kebudayaan Peninggalan Bersejarah Kota Sawahlunto, Hendri Thalib di Sawahlunto, Kamis, mengatakan dalam rangka peringatan 1 abad Goedang Ransoem itu berbagi acara akan digelar.
Di antaranya lomba fotografi, seminar warisan dunia, festival kuliner, lomba mewarnai, lomba rangking 1 tingkat SMP/MTSN, dan acara puncak peringatan di Museum Goedang Ransoem Sawahlunto.
Ia mengatakan museum Goedang Ransoem Sawahlunto adalah sebuah kompleks bangunan bekas dapur umum para pekerja tambang batu bara, dan pasien RSU Sawahlunto yang ketika itu berjumlah ribuan orang.
Gedung museum Goedang Ransoem itu dibangun pada 1918 sewaktu penjajahan Belanda, dan dapur umum ini dilengkapi dua buah gudang besar, dan steam generator (tungku pembakaran) untuk memasak 3.900 kg beras setiap hari untuk para pekerja tambang batu bara.
Sementara itu Peneliti Sejarah Prof. DR. Erwiza Erman yang melakukan riset sejarah di daerah itu mengatakan, pengembangan museum Goedang Ransoem ini ke depan seharusnya menyesuaikan dengan keinginan generasi sekarang atau generasi milenial.
Ini perlu agar Museum Goedang Ransoem Sawahlunto tidak hanya berisi display koleksi tentang foto, tetapi bagaimana koleksi foto itu bisa menyampaikan pesan secara dimensi dengan teknologi yang lebih canggih.
Hari ini kita sangat kekurangan 'Human Story', dimana sejarah yang terjadi di Goedang Ransoem ini banyak, seperti korupsi, kolusi dan itu adalah sebagian kehidupan tempo dulu yang terjadi di masa penjajahan Belanda.
"Sejarah kelam itu tidak boleh dicontoh dan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, ini yang perlu dikemas menjadi sebuah edukasi," kata dia.
Ke depan agar pengunjung Goedang Ransoem ini terus meningkat, perlu ditingkatkan lagi cara publikasinya dengan menghadirkan makanan tempo dulu, dan kue-kue jaman dulu agar pengunjung tertarik dan tidak bosan datang.
"Kalau bisa para penjual makanan ini juga berpakaian seperti tempo dulu, dan ini akan sangat menarik perhatian pengunjung," ujar Erwiza Erman. (*)