Limapuluh Kota, (Antaranews Sumbar) - Kawasan pertambangan emas era kolonial di Jorong Pua Data, Kenagarian Koto Tinggi, Kecamatan Gunung Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota, diduga disusupi Warga Negara asal Cina.



Keberadaan imigran China yang berhasil kabur itu dipastikan setelah pemerintah setempat bersama Imigrasi kelas II Non TPI Agam dan Polres Limapuluh Kota turun ke lokasi Kamis lalu dan menemukan sejumlah fakta bahwa warga Cina itu datang secara ilegal dan diduga kuat menargetkan penambangan emas di kawasan Tambang 13, yang merupakan peninggalan zaman kolonial.



"Bedengnya yang kita temukan agak berbeda dengan milik masyarakat yang juga melakukan pertambangan, bahkan ada kulkas juga di lokasi yang disebut warga sebagai lubang tambang 13," kata Kepala Imigrasi kelas II Non TPI Agam, Dani Cahyadi, Senin.



Kepala Jorong Pua Data, Nagari Koto Tinggi, Iswandi juga membenarkan keberadaan imigran China itu melakukan aktivitas di dalam hutan namun keenam warga asing tersebut sudah bertolak ke Padang, Selasa (27/11) sekitar pukul 14.30 WIB dengan mobil travel hendak ke Bandara Internasional Minangkabau (BIM).  



“Mereka berhasil kabur sebelum tim turun dengan mobil travel yang menjemput orang Cina itu. Katanya mau berangkat dengan pesawat malam. Tapi tidak tau mau kemana," ujarnya.



Ia mengatakan lahan milik warganya disewa oleh warga Cina melalui perantara Joni, warga Tanjung Pati Limapuluh Kota. 



"Disewa selama 5 tahun dengan bayaran Rp70 juta. Uangnya sudah dibayar lunas dengan perjanjian bangunannya nanti jadi milik saya," tuturnya.



Kepala Bidang Ketenagakerjaan Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Limapuluh Kota, Afrizal mengungkapkan pihaknya telah bersiap melakukan penindakan, tetapi bocornya informasi rencana penggerebekan diduga menjadi penyebab para penambang asing itu berhasil kabur.



“Sudah lama kami pantau, dari masyarakat kami tahu mereka masuk ke lokasi sudah sejak sebulan lalu (Oktober). Mereka masuk ke lokasi bekas tambang emas Manggani awalnya bukan dari Koto Tinggi, melainkan dari Bonjol, Kabupaten Pasaman,” jelasnya.

Sementara itu penelusuran Wakil Bupati Limapuluh Kota, Ferizal Ridwan bermuara ke salah satu pabrik di Kota Payakumbuh yang diduga pabrik yang belum disebutkan lokasi tepatnya itu menjadi tempat para imigran Cina menyusun strategi.



"Sepertinya WNA Cina yang datang ke Manggani itu ada kaitannya dengan pekerja di salah satu pabrik di Kota Payakumbuh," kata Wabup saat menyambangi sebuah rumah di Jorong Gando, Kenagarian Piobang, yang diduga tempat menginap enam imigran asal Cina.



Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi segera mengambil langkah terkait kekayaan alam yang ada di daerah itu dengan meminta kementrian terkait untuk melakukan penelitian sehingga bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya hasil tambang itu untuk masyarakat limapuluh kota.



“Kita sudah meminta kepada pemerintah pusat termasuk kementrian ESDM, pak Archanda Tahar untuk melakukan kajian disini agar sumber daya alam disitu dapat kita jadikan sumber kemakmuran masyarakat,” ujarnya. 



Polres Limapuluh Kota untuk menindaklanjuti dan mencegahnya terjadi kembali pihaknya akan membentuk tim khusus dan berkoordinasi dengan pihak terkait.



“Jalur koordinasi yang dilakukan tentunya melalui kantor imigrasi kelas II Bukittinggi untuk terus memantau dilokasi,” ujar Kapolres Limapuluh Kota AKBP Haris Hadis. (*)

Pewarta : Syafri Ario
Editor : Joko Nugroho
Copyright © ANTARA 2024