Ternak kerbau identik dengan perjalanan sejarah dan perkembangan adat budaya bagi masyarakat Minangkabau. Tanduk ternak ruminansia itu diibaratkan dalam bentuk khas Rumah Adat Bagonjong menjadi simbol kemenangan masyarakat Minangkabau.

     Selain berkaitan erat dengan sejarah, kerbau juga memiliki manfaat untuk pertanian dan perdagangan. Salah satunya produk susu yang difermentasi atau sering disebut dadiah. Produk itu melakukan salah satu makanan tradisional khas Sumbar.

     Meskipun memiliki potensi yang bagus untuk meningkatkan kesejahteraan peternak, tetapi kenyataannya baru segelintir yang benar-benar serius dalam beternak kerbau di Sumbar.

     Tak terkecuali peternak kerbau yang ada di Nagari Pematang Panjang,Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung yang dinilai masih banyak kekurangan yang perlu dibenahi dalam beternak kerbau tersebut.

     Kabupaten Sijunjung merupakan daerah penghasil dadih berkualitas terbaik di Sumbar, jika dibandingkan dengan kabupaten lain. Namun pengelolaan peternak masih belum maksimal sehingga kerbau penghasil dadih masih sedikit.

     Sebagai gambaran saat ini, khusus di Kecamatan Sijunjung jumlah kerbau sebanyak 4.722 ekor. Tetapi yang menghasilkan dadih hanya sembilan persen atau sebanyak 319 ekor.
     Salah satu persoalan utama adalah kurangnya pengetahuan peternak pada  terkait aspek pakan, pola pengelolaan dan deteksi birahi.

     Atas dasar ini lima dosen dari tim pengabdian Fakultas Peternakan Universitas Andalas (Unand) Padang melaksanakan pengabdian masyarakat kepada Kelompok Ternak Harapan Baru dan Durian Sakek di Kecamatan Sijunjung pada awal bulan Oktober sampai akhir bulan November 2018.

     Kegiatan lebih berorientasi pada penyuluhan kepada peternak kerbau sekaligus memberikan percontohan dalam hal penyusunan ransum atau pakan, pengelolaan budidaya serta mendeteksi birahi.

     Khusus deteksi birahi perlu dilakukan untuk memberikan informasi tentang peristiwa "silent heat" atau birahi tenang kepada masyarakat, yang tujuannya mengoptimalkan perkawinan tepat waktu.
     Persoalan yang mengemuka yakni lambatnya reproduksi atau terlambatnya reproduksi sehingga tidak stabil dalam panjangnya siklus reproduksi.
     Penyuluhan dan pencontohan ini secara khusus dilakukan kepada peternak yang juga memerah susu atau membuat dadih.
     Artinya juga memberikan pemahaman dan pengajaran tentang pola pengelolaan produksi susu kerbau atau dadih mulai dari penghasilan hingga pemasaran.

     Ujung-ujungnya juga meningkatkan intensitas produksi susu kerbau yang berimplikasi pada peningkatan pendapatan peternak.

     Hal ini penting untuk menambah penghasilan peternak setempat yang beternak kerbau menjadi mata pencarian selain bertani atau "menakik" mengambil getah karet.

     Kegiatan ini diketuai oleh Prof. Dr. Ir Ferdinal Rahim, dan anggota yakni Prof Dr Ir Salam Aritonang, Dr Ir Elly Roza, Dr Ir Tinda Afriani, MS, dan Afriani Sandra, S.Pt, M.Sc.



*) Tim terdiri atas lima dosen sekaligus peneliti dari Fakultas Peternakan Unand yakni  Prof. Dr. Ir Ferdinal Rahim, Prof Dr Ir Salam Aritonang, Dr Ir Elly Roza, Dr Ir Tinda Afriani, MS, dan Afriani Sandra, S.Pt, M.Sc.

Pewarta : Tim Pengabdian IBM Fakultas Peternakan Unand
Editor : Miko Elfisha
Copyright © ANTARA 2025