Limapuluh Kota, (Antaranews Sumbar) - Seorang anak, Barit (8 tahun)yang hanyut di sungai Kampar warga Jorong Tanjung Jajaran, Nagari Galugua, Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Limapuluh Kota, belum ditemukan.
Kapolsek Kapur IX, AKP Efrizul, yang mendampingi Wakil Bupati Limapuluh Kota, Ferizal Ridwan, mengatakan bocah keterbelakangan mental tersebut hanyut di Batang Kampar sejak Senin (12/11) dan hilangnya korban dibawa arus sungai saat ini sudah memasuki hari keempat.
"Upaya pencarian masih dilakukan," ujar AKP Efrizul, Rabu (14/11).
Anak dari pasangan Maharni (54 tahun) dan Darmi (27 tahun) ini biasanya diikat oleh orang tuanya agar tidak kabur.
"Karena mengalami keterbelakangan mental, bocah laki-laki tersebut tidak di sekolahan oleh kedua orang tuanya. Biasanya, korban diikat oleh orang tuanya dengan kain supaya tidak kabur," katanya.
Pada Senin (12/11) sekitar pukul 14.00 Wib, kain panjang yang diikatkan dikaki korban lepas. Akhirnya korban lari dari rumah menuju sungai Batang Kampar, sekitar 200 meter dari rumah.
“Sekitar pukul 16.00 Wib Korban sempat mandi-mandi seorang diri, sebelum dilaporkan hanyut," katanya.
Ketika korban tidak kembali ke rumah, keluarga korban panik dan berusaha mencari keberadaan korban di berbagai tempat dari ladang, bukit dan pinggir sungai Batang Kampar, tetapi keberadaan korban tidak ketahui.
"Untuk mencari keberadaan korban, warga melakukan pencarian dengan menelusuri Batang Kampar sejauh 2 kilometer dengan perahu dan alat seadanya. Tetapi yang ditemukan hanya celana jeans milik korban," jelasnya.
Pencarian korban dilakukan sampai Rabu (14/11). Dua unit perahu karet dan 12 unit perahu tradisional dikerahkan untuk pencarian korban. Pencarian dimulai dari titik korban dinyatakan hanyut.
"Sepanjang sungai Batang Kampar, pencarian yang dilakukan tim gabungan yang berjumlah lebih 50 orang itu belum membuahkan hasil," sebutnya.
Wakil Bupati Limapuluh Kota, Ferizal Ridwan, yang turun ke Jorong Tanjung Jajaran, Nagari Galugua, Kecamatan Kapur IX, menyatakan prihatin sekaligus ikut belasungkawa atas terjadinya musibah hanyutnya seorang warga Jorong Tanjung Jajaran, Nagari Galugua tersebut.
"Tahapan pertama paling tidak kita targetkan 3 hari pencarian bersama tim gabungan sesuai SOP, selanjutnya akan kita lakukan evaluasi dari hasil ataupun pentunjuk dan tanda-tanda lain yang ditemukan kemudian baru akan kita tetapkan langkah-langkah selanjutnya," katanya. (*)
Kapolsek Kapur IX, AKP Efrizul, yang mendampingi Wakil Bupati Limapuluh Kota, Ferizal Ridwan, mengatakan bocah keterbelakangan mental tersebut hanyut di Batang Kampar sejak Senin (12/11) dan hilangnya korban dibawa arus sungai saat ini sudah memasuki hari keempat.
"Upaya pencarian masih dilakukan," ujar AKP Efrizul, Rabu (14/11).
Anak dari pasangan Maharni (54 tahun) dan Darmi (27 tahun) ini biasanya diikat oleh orang tuanya agar tidak kabur.
"Karena mengalami keterbelakangan mental, bocah laki-laki tersebut tidak di sekolahan oleh kedua orang tuanya. Biasanya, korban diikat oleh orang tuanya dengan kain supaya tidak kabur," katanya.
Pada Senin (12/11) sekitar pukul 14.00 Wib, kain panjang yang diikatkan dikaki korban lepas. Akhirnya korban lari dari rumah menuju sungai Batang Kampar, sekitar 200 meter dari rumah.
“Sekitar pukul 16.00 Wib Korban sempat mandi-mandi seorang diri, sebelum dilaporkan hanyut," katanya.
Ketika korban tidak kembali ke rumah, keluarga korban panik dan berusaha mencari keberadaan korban di berbagai tempat dari ladang, bukit dan pinggir sungai Batang Kampar, tetapi keberadaan korban tidak ketahui.
"Untuk mencari keberadaan korban, warga melakukan pencarian dengan menelusuri Batang Kampar sejauh 2 kilometer dengan perahu dan alat seadanya. Tetapi yang ditemukan hanya celana jeans milik korban," jelasnya.
Pencarian korban dilakukan sampai Rabu (14/11). Dua unit perahu karet dan 12 unit perahu tradisional dikerahkan untuk pencarian korban. Pencarian dimulai dari titik korban dinyatakan hanyut.
"Sepanjang sungai Batang Kampar, pencarian yang dilakukan tim gabungan yang berjumlah lebih 50 orang itu belum membuahkan hasil," sebutnya.
Wakil Bupati Limapuluh Kota, Ferizal Ridwan, yang turun ke Jorong Tanjung Jajaran, Nagari Galugua, Kecamatan Kapur IX, menyatakan prihatin sekaligus ikut belasungkawa atas terjadinya musibah hanyutnya seorang warga Jorong Tanjung Jajaran, Nagari Galugua tersebut.
"Tahapan pertama paling tidak kita targetkan 3 hari pencarian bersama tim gabungan sesuai SOP, selanjutnya akan kita lakukan evaluasi dari hasil ataupun pentunjuk dan tanda-tanda lain yang ditemukan kemudian baru akan kita tetapkan langkah-langkah selanjutnya," katanya. (*)