Batusangkar, (Antaranews Sumbar) - Tim Arkeolog dari Balai Arkeologi (Balar) Sumatera Utara melakukan ekskavasi atau penggalian di Nagari Tuo Pariangan Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat guna menelusuri tinggalan cagar budaya yang ada di daerah tersebut.
Ketua Tim Peneliti, Taufiqurrahman Setiawan di Batusangkar, Senin, mengatakan penelitian yang dilakukan kali ini berangkat dari rekomendasi Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumbar beberapa waktu lalu.
"Sebelumnya sudah dilakukan pendataan oleh BPCB Sumbar, selanjutnya baru dilanjutkan dengan rekomendasi ke Balar untuk melakukan penelitian lebih lanjut," katanya.
Ia menyebutkan, berdasarkan laporan dan cerita masyarakat setempat, daerah Biaro yang menjadi lokasi ekskavasi kali ini pernah ditemukan beberapa bata ketika mereka sedang menggali tanah untuk membangun pondasi rumah.
Berdasarkan laporan tersebut pihaknya menduga di daerah itu terdapat sebuah struktur bangunan yang dahulunya digunakan sebagai tempat pemujaan.
Indikasi lain dari dugaan tersebut adalah keberadaan Prasasti Pariangan yang tidak jauh dari lokasi penelitian. Menurutnya, keberadaan sebuah prasasti biasanya akan diiringi oleh keberadaan bangunan lain atau sebuah peristiwa penting di masa lalu.
"Secara topinimi atau asal usul nama daerah, daerah ini bernama Biaro yang berasal dari kata biara atau vihara yang pada zaman praislam digunakan sebagai tempat pemujaan," ujarnya.
Ekskavasi yang telah dimulai sejak tanggal 11 September tersebut sejauh ini baru menemukan beberapa temuan yang merupakan hasil pembakaran berupakan pecahan gerabah dan bata.
Menurutnya penggalian akan terus dilakukan hingga tanggal 18 September nanti, dan selama kegiatan ini pihaknya melibatkan beberapa orang peneliti yang berasal dari Balar Sumut, BPCB Sumbar dan Balai Bahasa.
Sementara itu salah seorang anggota peneliti dari BPCB Sumbar, Dodi Chandra mengatakan selain kegiatan penelitian yang dilakukan dengan melibatkan banyak pihak ini ke depannya perlu dilanjutkan dengan sosialisasi terkait cagar budaya kepada masyarakat.
"Ke depannya diharapkan masyarakat juga dapat ikut melestarikan tinggalan cagar budaya yang merupakan warisan leluhur," katanya. (*)
Ketua Tim Peneliti, Taufiqurrahman Setiawan di Batusangkar, Senin, mengatakan penelitian yang dilakukan kali ini berangkat dari rekomendasi Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumbar beberapa waktu lalu.
"Sebelumnya sudah dilakukan pendataan oleh BPCB Sumbar, selanjutnya baru dilanjutkan dengan rekomendasi ke Balar untuk melakukan penelitian lebih lanjut," katanya.
Ia menyebutkan, berdasarkan laporan dan cerita masyarakat setempat, daerah Biaro yang menjadi lokasi ekskavasi kali ini pernah ditemukan beberapa bata ketika mereka sedang menggali tanah untuk membangun pondasi rumah.
Berdasarkan laporan tersebut pihaknya menduga di daerah itu terdapat sebuah struktur bangunan yang dahulunya digunakan sebagai tempat pemujaan.
Indikasi lain dari dugaan tersebut adalah keberadaan Prasasti Pariangan yang tidak jauh dari lokasi penelitian. Menurutnya, keberadaan sebuah prasasti biasanya akan diiringi oleh keberadaan bangunan lain atau sebuah peristiwa penting di masa lalu.
"Secara topinimi atau asal usul nama daerah, daerah ini bernama Biaro yang berasal dari kata biara atau vihara yang pada zaman praislam digunakan sebagai tempat pemujaan," ujarnya.
Ekskavasi yang telah dimulai sejak tanggal 11 September tersebut sejauh ini baru menemukan beberapa temuan yang merupakan hasil pembakaran berupakan pecahan gerabah dan bata.
Menurutnya penggalian akan terus dilakukan hingga tanggal 18 September nanti, dan selama kegiatan ini pihaknya melibatkan beberapa orang peneliti yang berasal dari Balar Sumut, BPCB Sumbar dan Balai Bahasa.
Sementara itu salah seorang anggota peneliti dari BPCB Sumbar, Dodi Chandra mengatakan selain kegiatan penelitian yang dilakukan dengan melibatkan banyak pihak ini ke depannya perlu dilanjutkan dengan sosialisasi terkait cagar budaya kepada masyarakat.
"Ke depannya diharapkan masyarakat juga dapat ikut melestarikan tinggalan cagar budaya yang merupakan warisan leluhur," katanya. (*)