Padang,  (Antaranews Sumbar) - Sebanyak 16 daerah aliran sungai dipulihkan kondisinya oleh Badan Pengelola Daerah Aliran Sungai dan Lingkungan Hidup Agam Kuantan karena kondisinya yang kritis.
   "Penyebab DAS kritis itu ada macam-macam mulai dari faktor manusia hingga kondisi iklim," kata Kepala Badan Pengelola Daerah Aliran Sungai dan Lingkungan Hidup Agam Kuantan, Nursida di Padang, Selasa.
    Menurut dia dari 386 DAS yang dikelola kondisinya secara umum pendek dan topografi curam serta curah hujan tinggi sehingga berpotensi banjir dan longsor.
    "Karena DAS pendek kalau pengelolaannya tidak berbasis lingkungan amat rentan terhadap longsor dan banjir," ujar dia.
    Ia menyampaikan sebagian besar penyebab kritis DAS adalah faktor manusia seperti membuka lahan di hulu hingga  membuka lahan di lereng tanpa terasering.
     Nursida berharap masyarakat berpartisipasi aktif dalam pengelolaan daerah aliran sungai dan menjaga lingkungan supaya tidak rusak.
    "Itu bisa dimulai dari tidak membuang sampah ke sungai, menanam pohon di daerah yang masih terbuka dan tidak menebang hutan sembarangan apalagi di kawasan hutan lindung," ujarnya.
     Sebelumnya Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit meminta Forum Daerah Aliran Sungai (DAS)  ikut mendukung investasi daerah dalam tugasnya memberikan masukan terkait pengelolaan sumber daya sekitar sungai.
      Menurutnya secara umum kondisi sungai di Sumbar masih relatif baik karena industri besar yang limbahnya berpotensi mencemari air, hampir tidak ada.
    Pencemaran kemungkinan adalah akibat limbah rumah tangga yang dibuang langsung ke sungai tanpa melewati proses pengolahan, ujarnya.
    Ia mengatakan pemerintah daerah berkomitmen menjaga hal itu dengan berbagai program yang tersebar di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. (*)

Pewarta : Ikhwan Wahyudi
Editor : Joko Nugroho
Copyright © ANTARA 2024