Sawahlunto, (Antaranews Sumbar) - Sejumlah siswa SMA/SMK asal Sulawesi Selatan yang tergabung dalam program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) 2018, mempelajari beberapa kesenian tradisional Minangkabau dari Kota Sawahlunto, Sumatera Barat.
Penanggung jawab program workshop kesenian dari Dinas Kebudayaan, Peninggalan Sejarah dan Permuseuman Kota Sawahlunto, Yuliarni di Sawahlunto, Jumat, mengatakan para peserta tersebut diarahkan untuk mempelajari beberapa macam kesenian, seperti tari, musik dan randai.
"Kami membebaskan mereka untuk memilih kesenian apa yang ingin mereka pelajari," katanya.
Ia menyebutkan, dalam kegiatan itu pihaknya melibatkan beberapa sanggar yang ada di Sawahlunto, seperti Sanggar Canang Badantiang untuk melatih tarian.
Sementara untuk kesenian musik dilatih oleh Sanggar Seni Malakutan Bunian dan kesenian randai dilatih oleh Grup Randai Tapian Janiah.
Tarian yang diperkenalkan dalam kegiatan ini adalah Tari Kemilau Songket Silungkang yang menceritakan tentang kebiasaan masyarakat Sawahlunto dalam menenun songket.
Selain itu pihaknya juga memperkenalkan randai sebagai salah satu seni tradisi yang di dalamnya terdapat ketangkasan gerak dengan mengadopsi gerakan silat, kemampuan akting dalam bentuk drama serta permainan musik tradisional.
"Melalui pelatihan ini mereka diajak untuk mengenali kesenian tradisional Minangkabau yang masih dipertahankan hingga saat sekarang," kata dia.
Sementara itu salah seorang peserta, Bintang Arya Pamungkas merasa senang dapat mempelajari randai yang merupakan kesenian khas dari Sumbar.
Setelah mempelajari, menurutnya banyak hal baru yang ia peroleh, seperti gerakan silat tradisi Minang dalam yang masuk ke dalam gerakan randai, termasuk pola tepukannya yang unik.
"Di Sulsel saya juga mempelajari silat, yaitu Tapak Suci, akan tetapi terdapat beberapa perbedaan dengan yang ada di sini, sehingga memberikan saya banyak ilmu baru," katanya. (*)
Penanggung jawab program workshop kesenian dari Dinas Kebudayaan, Peninggalan Sejarah dan Permuseuman Kota Sawahlunto, Yuliarni di Sawahlunto, Jumat, mengatakan para peserta tersebut diarahkan untuk mempelajari beberapa macam kesenian, seperti tari, musik dan randai.
"Kami membebaskan mereka untuk memilih kesenian apa yang ingin mereka pelajari," katanya.
Ia menyebutkan, dalam kegiatan itu pihaknya melibatkan beberapa sanggar yang ada di Sawahlunto, seperti Sanggar Canang Badantiang untuk melatih tarian.
Sementara untuk kesenian musik dilatih oleh Sanggar Seni Malakutan Bunian dan kesenian randai dilatih oleh Grup Randai Tapian Janiah.
Tarian yang diperkenalkan dalam kegiatan ini adalah Tari Kemilau Songket Silungkang yang menceritakan tentang kebiasaan masyarakat Sawahlunto dalam menenun songket.
Selain itu pihaknya juga memperkenalkan randai sebagai salah satu seni tradisi yang di dalamnya terdapat ketangkasan gerak dengan mengadopsi gerakan silat, kemampuan akting dalam bentuk drama serta permainan musik tradisional.
"Melalui pelatihan ini mereka diajak untuk mengenali kesenian tradisional Minangkabau yang masih dipertahankan hingga saat sekarang," kata dia.
Sementara itu salah seorang peserta, Bintang Arya Pamungkas merasa senang dapat mempelajari randai yang merupakan kesenian khas dari Sumbar.
Setelah mempelajari, menurutnya banyak hal baru yang ia peroleh, seperti gerakan silat tradisi Minang dalam yang masuk ke dalam gerakan randai, termasuk pola tepukannya yang unik.
"Di Sulsel saya juga mempelajari silat, yaitu Tapak Suci, akan tetapi terdapat beberapa perbedaan dengan yang ada di sini, sehingga memberikan saya banyak ilmu baru," katanya. (*)