Bukittinggi, (Antaranews Sumbar) - Peragaan busana atau fashion show yang menampilkan baju kuruang basiba sebagai pakaian tradisional khas perempuan Sumatera Barat dilakukan sebagai wujud pelestarian budaya Minangkabau.
Koordinator fashion show, Ike Seroja di Bukittinggi, Minggu malam, mengatakan busana khas perempuan Minang tersebut tidak ditampilkan oleh model yang masih muda atau profesional, melainkan ibu-ibu.
"Melalui peragaan ini kami ingin kembali mengingatkan bahwa busana baju kuruang tidak hanya indah jika dikenakan oleh model yang cantik, tetapi tetap anggun jika dikenakan oleh orang yang sudah berumur," katanya.
Peragaan busana tersebut ditampilkan dalam rangkaian kegiatan Bung Hatta Festival yang diselenggarakan sebagai peringatan hari UMKM serta hari lahirnya tokoh koperasi Indonesia, Mohammad Hatta yang digelar di Istana Bung Hatta Kota Bukittinggi.
Ia menyebutkan, busana yang diperagakan tersebut merupakan koleksi pribadi yang sudah dikreasikan sesuai dengan perkembangan zaman.
Menurut dia, pada dasarnya baju kuruang basiba adalah baju yang polos, akan tetapi pada penampilan ini baju kuruang tersebut sudah dihiasi dengan aneka bordiran pada bagian baju serta selendang.
Baju yang dikenakan tetap baju kuruang yang longgar sebagai mana ciri khasnya, ditambah dengan selendang Koto Gadang serta tingkuluak atau penutup kepala dari songket, seperti songket Silungkang maupun Pandai Sikek.
"Melalui peragaan busana ini diharapkan generasi muda semakin tertarik untuk mengenakan baju kuruang sebagai identitas seorang perempuan Minang," ujarnya.
Sementara itu Ketua Komunitas Basiba Bukittinggi, Tuty Suryani Sofyan mengatakan pihaknya ingin melestarikan dengan menggiatkan kembali pemakaian baju kuruang basiba kepada seluruh kaum perempuan Minang.
"Kami berupaya untuk mengajak seluruh kaum perempuan Minangkabau, baik kaum muda maupun yang sudah tua untuk mencintai baju kuruang basiba agar busana khas tersebut tetap dapat lestari," katanya. (*)
Koordinator fashion show, Ike Seroja di Bukittinggi, Minggu malam, mengatakan busana khas perempuan Minang tersebut tidak ditampilkan oleh model yang masih muda atau profesional, melainkan ibu-ibu.
"Melalui peragaan ini kami ingin kembali mengingatkan bahwa busana baju kuruang tidak hanya indah jika dikenakan oleh model yang cantik, tetapi tetap anggun jika dikenakan oleh orang yang sudah berumur," katanya.
Peragaan busana tersebut ditampilkan dalam rangkaian kegiatan Bung Hatta Festival yang diselenggarakan sebagai peringatan hari UMKM serta hari lahirnya tokoh koperasi Indonesia, Mohammad Hatta yang digelar di Istana Bung Hatta Kota Bukittinggi.
Ia menyebutkan, busana yang diperagakan tersebut merupakan koleksi pribadi yang sudah dikreasikan sesuai dengan perkembangan zaman.
Menurut dia, pada dasarnya baju kuruang basiba adalah baju yang polos, akan tetapi pada penampilan ini baju kuruang tersebut sudah dihiasi dengan aneka bordiran pada bagian baju serta selendang.
Baju yang dikenakan tetap baju kuruang yang longgar sebagai mana ciri khasnya, ditambah dengan selendang Koto Gadang serta tingkuluak atau penutup kepala dari songket, seperti songket Silungkang maupun Pandai Sikek.
"Melalui peragaan busana ini diharapkan generasi muda semakin tertarik untuk mengenakan baju kuruang sebagai identitas seorang perempuan Minang," ujarnya.
Sementara itu Ketua Komunitas Basiba Bukittinggi, Tuty Suryani Sofyan mengatakan pihaknya ingin melestarikan dengan menggiatkan kembali pemakaian baju kuruang basiba kepada seluruh kaum perempuan Minang.
"Kami berupaya untuk mengajak seluruh kaum perempuan Minangkabau, baik kaum muda maupun yang sudah tua untuk mencintai baju kuruang basiba agar busana khas tersebut tetap dapat lestari," katanya. (*)