Padang, (Antaranews Sumbar) - Salah seorang penyair Indonesia asal Sumatera Barat, Syarifuddin Arifin diundang sebagai pembicara dalam kegiatan 5th World Conference on Islamic Thought &Civilization (WCIT) di Malaysia.
"Alhamdulillah kali ini saya dipercaya oleh University Sultan Azlan Shah (USAS) untuk menjadi salah seorang pembicara," katanya di Padang, Jumat.
Ia menyebutkan kegiatan tersebut nantinya akan diikuti oleh sebanyak 14 negara selama empat hari yang dimulai dari tanggal 16 hingga 18 Juli 2018 di Meru Hotel Ipoh, Malaysia.
Menurutnya, nanti ia akan berbicara pada sesi Arts, Humanity and Cyvilization dan akan membicarakan masalah kemanusiaan dalam sastra dan wacana hukum Islam bagi koruptor saatnya diapungkan kepermukaan.
"Dalam sesi tersebut saya akan didampingi oleh dua pembicara lainnya yakni Prof Kathy Foley dari University of California, Santa Cruz dan Dr Mas Rynnawati dari UKM Malaysia," ujarnya.
Sebagai salah seorang laskar Anti Korupsi, ia menyebutkan akan lebih banyak bicara tentang Puisi Menolak Korupsi dan gerakan 'malu jadi anak koruptor'.
"Nanti saya akan menjelaskan untuk kasus Indonesia yang tidak mungkin melaksanakan hukum hudud, karena tidak memakai syariat Islam. Maka jalan yg terbaik ialah mempermalukan koruptor di mata masyarakat," katanya. (*)
"Alhamdulillah kali ini saya dipercaya oleh University Sultan Azlan Shah (USAS) untuk menjadi salah seorang pembicara," katanya di Padang, Jumat.
Ia menyebutkan kegiatan tersebut nantinya akan diikuti oleh sebanyak 14 negara selama empat hari yang dimulai dari tanggal 16 hingga 18 Juli 2018 di Meru Hotel Ipoh, Malaysia.
Menurutnya, nanti ia akan berbicara pada sesi Arts, Humanity and Cyvilization dan akan membicarakan masalah kemanusiaan dalam sastra dan wacana hukum Islam bagi koruptor saatnya diapungkan kepermukaan.
"Dalam sesi tersebut saya akan didampingi oleh dua pembicara lainnya yakni Prof Kathy Foley dari University of California, Santa Cruz dan Dr Mas Rynnawati dari UKM Malaysia," ujarnya.
Sebagai salah seorang laskar Anti Korupsi, ia menyebutkan akan lebih banyak bicara tentang Puisi Menolak Korupsi dan gerakan 'malu jadi anak koruptor'.
"Nanti saya akan menjelaskan untuk kasus Indonesia yang tidak mungkin melaksanakan hukum hudud, karena tidak memakai syariat Islam. Maka jalan yg terbaik ialah mempermalukan koruptor di mata masyarakat," katanya. (*)