Banda Aceh, (Antaranews Sumbar) - Letusan Gunung Sinabung, Sumatera Utara Jumat (6/4), juga berdampak di provinsi tetangga Aceh, tepatnya di Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara dimana sejumlah warganya melihat cahaya matahari tidak jelas dan kekuning-kuningan.
"Pagi ini, terlihat cahaya matahari tidak jelas. Kekuning-kuningan," ujar Abdurrahman (55), warga Lawe Dua, Kutacane, melalui telepon seluler dari Banda Aceh, Sabtu.
Ia menerangkan bahwa cahaya matahari di Aceh wilayah Tengah yang terisolasi dan memiliki ketinggian 500 hingga 1.000 meter di atas permukaan laut, seperti terdapat benda yang menghalangi.
Namun, penduduk di Aceh Tenggara yang wilayahnya termasuk dataran tinggi masih melakukan aktivitas seperti biasa.
"Kami belum tahu bahwa kemarin sore itu (Gunung) Sinabung kembali meletus. Mungkin cahaya matahari tertutup abu vulkanis," katanya.
Sumur Raden (37), warga Desa Perapat Sepakat, Kecamatan Babussalam mengaku bahwa dirinya belum memeriksa sawah atau ladang jagung miliknya.
Akan tetapi, lanjut dia, letusan terakhir Gunung Sinabung yang terjadi hampir 2 bulan lalu telah membawa dampak rasa khawatir bagi petani setempat karena takut gagal panen.
Seperti diketahui, jarak Gunung Sinabung dengan Kutacane sekitar 150 kilometer, dan mayoritas warga di Aceh Tenggara melintasi wilayah Karo dari Medan, dan Sidikalang di Sumatera Utara.
"Ini, lagi minum kopi di warung. Habis minum, baru saya ke ladang untuk melihat tanaman jagung," terangnya.
Gunung Sinabung dilaporkan kembali meletus, Jumat (6-4-2018) pukul 16.07 WIB, setinggi 5.000 meter ke udara mengikuti arah agin ke Tenggara-Timur dan Selatan-Tenggara.
Letusan kali ini melontarkan awan panas sejauh 3.500 meter yang disertai abu vulkanis dengan material piroklastik bertekanan kuat berwarna abu-abu gelap.(*)
"Pagi ini, terlihat cahaya matahari tidak jelas. Kekuning-kuningan," ujar Abdurrahman (55), warga Lawe Dua, Kutacane, melalui telepon seluler dari Banda Aceh, Sabtu.
Ia menerangkan bahwa cahaya matahari di Aceh wilayah Tengah yang terisolasi dan memiliki ketinggian 500 hingga 1.000 meter di atas permukaan laut, seperti terdapat benda yang menghalangi.
Namun, penduduk di Aceh Tenggara yang wilayahnya termasuk dataran tinggi masih melakukan aktivitas seperti biasa.
"Kami belum tahu bahwa kemarin sore itu (Gunung) Sinabung kembali meletus. Mungkin cahaya matahari tertutup abu vulkanis," katanya.
Sumur Raden (37), warga Desa Perapat Sepakat, Kecamatan Babussalam mengaku bahwa dirinya belum memeriksa sawah atau ladang jagung miliknya.
Akan tetapi, lanjut dia, letusan terakhir Gunung Sinabung yang terjadi hampir 2 bulan lalu telah membawa dampak rasa khawatir bagi petani setempat karena takut gagal panen.
Seperti diketahui, jarak Gunung Sinabung dengan Kutacane sekitar 150 kilometer, dan mayoritas warga di Aceh Tenggara melintasi wilayah Karo dari Medan, dan Sidikalang di Sumatera Utara.
"Ini, lagi minum kopi di warung. Habis minum, baru saya ke ladang untuk melihat tanaman jagung," terangnya.
Gunung Sinabung dilaporkan kembali meletus, Jumat (6-4-2018) pukul 16.07 WIB, setinggi 5.000 meter ke udara mengikuti arah agin ke Tenggara-Timur dan Selatan-Tenggara.
Letusan kali ini melontarkan awan panas sejauh 3.500 meter yang disertai abu vulkanis dengan material piroklastik bertekanan kuat berwarna abu-abu gelap.(*)