Bukittinggi, (Antaranews Sumbar) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar) mencatat daerah itu mengalami inflasi 0,28 persen pada Maret 2018 karena harga kelompok bahan makanan mengalami kenaikan.

Kepala BPS setempat, Muklis di Bukittinggi, Senin, mengatakan selain kelompok bahan makanan, ada enam kelompok pengeluaran lain yang juga menjadi penyumbang inflasi di daerah itu selama Maret 2018.

Keenam kelompok tersebut yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, kelompok sandang, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga serta kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga paling tinggi yaitu cabai merah, belut, bawang putih, bawang merah, daging ayam ras, jengkol, ikan nila, cabai hijau, emas perhiasan, buncis, minuman ringan dan lainnya.

Pada Maret 2018, 57 dari 82 kota indeks harga konsumen (IHK) mengalami inflasi dan Bukittinggi berada di urutan ke-26.

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Bukittinggi, Alizar mengatakan kenaikan harga selama Maret 2018 masih dalam batas wajar.

Komoditas yang harganya sering naik turun yaitu cabai merah dan bawang merah.

"Harga cabai merah paling mahal bisa mencapai Rp50.000 dan paling murah Rp20.000 sedangkan bawang paling tinggi Rp30.000 dan paling rendah Rp20.000," katanya.

Sementara di komoditas beras, karena panen pada Maret 2018 harga komoditas tersebut stabil dan cenderung turun.

"Terutama untuk bahan pangan, kami selalu ajak masyarakat agar membeli sesuai kebutuhan, bukan keinginan. Hal ini bisa membantu menjaga harga stabil di samping langkah yang sudah dilakukan pemerintah seperti kerjasama antardaerah memenuhi kebutuhan barang," katanya.  (*)

Pewarta : Ira Febrianti
Editor : Joko Nugroho
Copyright © ANTARA 2024