Padang (Antaranews Sumbar) - Semakin banyaknya anak yang menggunakan gadget atau gawai, memberikan kekhawatiran orang tua akan dampaknya seperti radiasi dan kecanduan. Padahal banyak mainan yang bisa menjadi alternatif orang tua kepada anak dan banyak diperjualbelikan di pertokoan.
Salah satunya mainan pasir kinetik yang bisa mengalihkan sementara anak dari gadget. Dengan catatan orang tua dapat membagi pola waktu yang tepat bermain untuk anak.
Menurut salah satu pengajar Paud, Siti Aisyah di Padang mengatakan mainan pasir kinetik saat ini menjadi sesuatu yang digandrungi anak di dunia.
Dengan warna yang beragam seperti merah muda, merah, biru atau abu-abu, serta bermacam bentuk cetakan memberikan kemudahan bagi anak usia balita hingga di atasnya bermain.
Pada dasarnya pasir kinetik berupa pasir biasa yang dicampur oleh bahan polimer dan zat antibakteri. Artinya secara higienis pasir kinetik bersih.
Kemudian dibanding pasir biasa , pasir kinetik lebih halus dan lembut serta tidak lengket di tangan, sehingga menghindari tangan anak belepotan dan kotor.
Kemudian saat dijual di pasaran mainan ini lengkap dengan alas mainnya berupa balon plastik yang bisa dipompa dan lengkap dengan cetakan bentuk seperti bintang, benteng, gerbang, atau atap istana.
Bagi anak mainan ini akan membantu membentuk daya imajinasi sekaligus menghapus kebosanan bermain masak-masakan, rias boneka, mobil-mobilan .
Bermain pasir kinetik ini tetap harus diawasi oleh orang tua dan hanya diperbolehkan untuk anak usia tiga tahun ke atas. Bila di bawah itu khawatir akan tertelan. Selain itu bila tercecer di lantai akan licin dan bila terinjak menyebabkan jatuh.
Di samping itu dengan ditemani orang tua, anak akan lebih termotivasi dan akan memancing berbagai kreativitas.
Dibanding bermain pasir harus kotor-kotoran, pasir kinetik menawarkan kehigienisan dan kemudahan dalam pengawasan. Sebab bermain pasir kinetik bisa dilakukan di dalam rumah bahkan di tempat tidur.
Sejauh ini anak bisa sedikit melupakan gadget saat asyik bermain pasir kinetik tersebut. Dengan catatan orang tua menyimpannya dan tidak diketahui anak.
Ironisnya gadget memang menjanjikan berbagai hal untuk memberikan tambahan pengetahuan dan pengalaman bagi anak, namun bila orang tua lalai dapat menyebabkan masalah. Dalam hal ini permainan semisal pasir kinetik menjadi upaya mengurangi intensitasnya.
Bila selama ini anak bermain hingga satu jam dengan gadget dapat dikurangi hingga setengah jam. atau selama ini lebih tiga kali anak bermain dalam satu hari dapat dikurangi menjadi dua kali atau sekali.
Sementara itu salah satu penjual mainan di Padang Linda (43) mengatakan pasir kinetik memang telah banyak diperjual belikan di dunia namun peminat di Padang yang masih tidak beraturan.
Kadang kala kata dia pembeli banyak namun di suatu waktu sedikit. Bila dibandingkan mainan lain seperti masak-masakan, boneka, mobil-mobilan atau pistol-pistolan, mainan pasir kinetik atau plestisin play doh peminatnya kurang.
Salah satu penyebabnya kata dia, informasi terkait permainan tersebut belumlah awam dan hanya diketahui segelintir masyarakat.
Di samping itu bila dievaluasi pembeli gadget mainan atau laptop mainan lebih banyak dibanding jenis lainnya. Hal ini mengindikasikan tingginya ketertarikan anak pada telepon pintar itu.
Salah satu orang tua anak Yanti Hasan (32) menilai pengenalan anak terhadap mainan juga berasal dari aktivitasnya menonton di gadget.
Biasanya anak suka menonton video yang berisikan artis atau anak yang sedang bermain dengan mainan jenis baru.
Seperti pasir kinetik yang hanya dapat diketahui melalui video, atau iklan secara dalam jaringan.
Bagi orang awam, membiarkan anak bermain gadget dibanding membelikan mainan dinilai lebih efisien. Sebab hanya dengan membeli telepon pintar dapat bermain atau menonton sepuasnya. Dibanding membelikan mainan yang harganya bervariasi dan harus beragam.
Padahal bila ditilik lebih jauh, kecanduan anak terhadap gadget berakibat fatal. Selain untuk tubuh seperti radiasi juga dapat mengubah sifat dan perilaku anak.
Sama seperti media sosial yang berbahaya bagi kaum muda, bermain gadget anak juga menimbulkan efek yang sama seperti pemberontakan kepada orang tua dan perilaku nakal.
"Memang main atau tidaknya anak pada gadget tergantun orang tuanya menilai," kata dia. (*)
Salah satunya mainan pasir kinetik yang bisa mengalihkan sementara anak dari gadget. Dengan catatan orang tua dapat membagi pola waktu yang tepat bermain untuk anak.
Menurut salah satu pengajar Paud, Siti Aisyah di Padang mengatakan mainan pasir kinetik saat ini menjadi sesuatu yang digandrungi anak di dunia.
Dengan warna yang beragam seperti merah muda, merah, biru atau abu-abu, serta bermacam bentuk cetakan memberikan kemudahan bagi anak usia balita hingga di atasnya bermain.
Pada dasarnya pasir kinetik berupa pasir biasa yang dicampur oleh bahan polimer dan zat antibakteri. Artinya secara higienis pasir kinetik bersih.
Kemudian dibanding pasir biasa , pasir kinetik lebih halus dan lembut serta tidak lengket di tangan, sehingga menghindari tangan anak belepotan dan kotor.
Kemudian saat dijual di pasaran mainan ini lengkap dengan alas mainnya berupa balon plastik yang bisa dipompa dan lengkap dengan cetakan bentuk seperti bintang, benteng, gerbang, atau atap istana.
Bagi anak mainan ini akan membantu membentuk daya imajinasi sekaligus menghapus kebosanan bermain masak-masakan, rias boneka, mobil-mobilan .
Bermain pasir kinetik ini tetap harus diawasi oleh orang tua dan hanya diperbolehkan untuk anak usia tiga tahun ke atas. Bila di bawah itu khawatir akan tertelan. Selain itu bila tercecer di lantai akan licin dan bila terinjak menyebabkan jatuh.
Di samping itu dengan ditemani orang tua, anak akan lebih termotivasi dan akan memancing berbagai kreativitas.
Dibanding bermain pasir harus kotor-kotoran, pasir kinetik menawarkan kehigienisan dan kemudahan dalam pengawasan. Sebab bermain pasir kinetik bisa dilakukan di dalam rumah bahkan di tempat tidur.
Sejauh ini anak bisa sedikit melupakan gadget saat asyik bermain pasir kinetik tersebut. Dengan catatan orang tua menyimpannya dan tidak diketahui anak.
Ironisnya gadget memang menjanjikan berbagai hal untuk memberikan tambahan pengetahuan dan pengalaman bagi anak, namun bila orang tua lalai dapat menyebabkan masalah. Dalam hal ini permainan semisal pasir kinetik menjadi upaya mengurangi intensitasnya.
Bila selama ini anak bermain hingga satu jam dengan gadget dapat dikurangi hingga setengah jam. atau selama ini lebih tiga kali anak bermain dalam satu hari dapat dikurangi menjadi dua kali atau sekali.
Sementara itu salah satu penjual mainan di Padang Linda (43) mengatakan pasir kinetik memang telah banyak diperjual belikan di dunia namun peminat di Padang yang masih tidak beraturan.
Kadang kala kata dia pembeli banyak namun di suatu waktu sedikit. Bila dibandingkan mainan lain seperti masak-masakan, boneka, mobil-mobilan atau pistol-pistolan, mainan pasir kinetik atau plestisin play doh peminatnya kurang.
Salah satu penyebabnya kata dia, informasi terkait permainan tersebut belumlah awam dan hanya diketahui segelintir masyarakat.
Di samping itu bila dievaluasi pembeli gadget mainan atau laptop mainan lebih banyak dibanding jenis lainnya. Hal ini mengindikasikan tingginya ketertarikan anak pada telepon pintar itu.
Salah satu orang tua anak Yanti Hasan (32) menilai pengenalan anak terhadap mainan juga berasal dari aktivitasnya menonton di gadget.
Biasanya anak suka menonton video yang berisikan artis atau anak yang sedang bermain dengan mainan jenis baru.
Seperti pasir kinetik yang hanya dapat diketahui melalui video, atau iklan secara dalam jaringan.
Bagi orang awam, membiarkan anak bermain gadget dibanding membelikan mainan dinilai lebih efisien. Sebab hanya dengan membeli telepon pintar dapat bermain atau menonton sepuasnya. Dibanding membelikan mainan yang harganya bervariasi dan harus beragam.
Padahal bila ditilik lebih jauh, kecanduan anak terhadap gadget berakibat fatal. Selain untuk tubuh seperti radiasi juga dapat mengubah sifat dan perilaku anak.
Sama seperti media sosial yang berbahaya bagi kaum muda, bermain gadget anak juga menimbulkan efek yang sama seperti pemberontakan kepada orang tua dan perilaku nakal.
"Memang main atau tidaknya anak pada gadget tergantun orang tuanya menilai," kata dia. (*)