Bengkulu, (Antaranews Sumbar) - Anggota DPD RI dari daerah pemilihan Provinsi Bengkulu, Ahmad Kanedi mengatakan janji yang tidak rasional tidak usah diumbar-umbar dalam kampanye oleh para kandidat calon kepala dan wakilnya yang akan bertarung dalam Pilkada Kota Bengkulu 2018.
"Sekarang para kandidat sudah mulai aktif datang ke warga, meraup simpati, mengunjungi orang meninggal, pesta atau kegiatan masyarakat lainnya. Saat itu suguhkan lah visi dan misi yang ideal dan masuk akal untuk pembangunan Bengkulu," kata dia di Bengkulu, Selasa.
Jangan sebaliknya malah mengumbar janji yang terdengar sangat "manis", namun sesungguhnya, menurut dia, malah tak masuk akal jika harus direalisasikan.
Seharusnya lanjut Kanedi, kandidat bertanggung jawab ke masyarakat dalam memberikan pendidikan politik. Selain itu jika terpilih nanti mereka akan menjadi panutan serta orang yang akan diikuti setiap langkah dan terobosannya.
"Kalau sudah menjanjikan yang tidak rasional, kemungkinan terealisasi saat menjabat akan sulit sekali, artinya berbohong terhadap pemilih, ini tindakan yang buruk untuk seorang pemimpin atau panutan," ujarnya.
Menguraikan visi dan misi dalam bentuk-bentuk rencana program, baik jangka pendek maupun jangka panjang, kata dia, terdengar lebih realistis dan mencerdaskan pemilih.
"Kalau orang sekarang bilang jangan menjadi pemberi harapan palsu," tambahnya.
Saat ini Pilkada Bengkulu sudah memasuki tahapan kampanye pasangan calon. Sebelumnya pada 12 Februari 2018, KPU telah menetapkan empat pasang calon yang maju pada Pilkada serentak 2018, yakni nomor urut satu, calon independen Mayor Inf David Suardi yang berpasangan dengan Bakhsir, nomor urut dua Erna Sari Dewi (Ketua DPRD Bengkulu) yang menggandeng Ahmad Zarkasi dan diusung parpol Nasdem, PKS serta PPP.
Wali kota petahana Helmi Hasan dengan nomor urut tiga maju bersama calon wakilnya Dedy Wahyudi diusulkan oleh PAN, Gerindra dan Partai Demokrat. Pasangan nomor urut empat, yakni Wakil Wali Kota petahana Patriana Sosialinda--Mirza yang diusung Golkar, PDIP dan Hanura.(*)
"Sekarang para kandidat sudah mulai aktif datang ke warga, meraup simpati, mengunjungi orang meninggal, pesta atau kegiatan masyarakat lainnya. Saat itu suguhkan lah visi dan misi yang ideal dan masuk akal untuk pembangunan Bengkulu," kata dia di Bengkulu, Selasa.
Jangan sebaliknya malah mengumbar janji yang terdengar sangat "manis", namun sesungguhnya, menurut dia, malah tak masuk akal jika harus direalisasikan.
Seharusnya lanjut Kanedi, kandidat bertanggung jawab ke masyarakat dalam memberikan pendidikan politik. Selain itu jika terpilih nanti mereka akan menjadi panutan serta orang yang akan diikuti setiap langkah dan terobosannya.
"Kalau sudah menjanjikan yang tidak rasional, kemungkinan terealisasi saat menjabat akan sulit sekali, artinya berbohong terhadap pemilih, ini tindakan yang buruk untuk seorang pemimpin atau panutan," ujarnya.
Menguraikan visi dan misi dalam bentuk-bentuk rencana program, baik jangka pendek maupun jangka panjang, kata dia, terdengar lebih realistis dan mencerdaskan pemilih.
"Kalau orang sekarang bilang jangan menjadi pemberi harapan palsu," tambahnya.
Saat ini Pilkada Bengkulu sudah memasuki tahapan kampanye pasangan calon. Sebelumnya pada 12 Februari 2018, KPU telah menetapkan empat pasang calon yang maju pada Pilkada serentak 2018, yakni nomor urut satu, calon independen Mayor Inf David Suardi yang berpasangan dengan Bakhsir, nomor urut dua Erna Sari Dewi (Ketua DPRD Bengkulu) yang menggandeng Ahmad Zarkasi dan diusung parpol Nasdem, PKS serta PPP.
Wali kota petahana Helmi Hasan dengan nomor urut tiga maju bersama calon wakilnya Dedy Wahyudi diusulkan oleh PAN, Gerindra dan Partai Demokrat. Pasangan nomor urut empat, yakni Wakil Wali Kota petahana Patriana Sosialinda--Mirza yang diusung Golkar, PDIP dan Hanura.(*)