Padang, (Antaranews Sumbar) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat mengimbau masyarakat pada empat kota yang melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di provinsi itu untuk menggunakan hak pilih atau tidak "golput" guna memilih pemimpin terbaik.
"Pilkada adalah cara untuk mencari pemimpin yang terbaik. Mungkin cara itu masih banyak kekurangan dan perlu perbaikan. Tetapi dalam konteks Indonesia hari ini, umat Islam harus memberikan hak pilih," kata Ketua MUI Sumbar Gusrizal Gazahar di Padang, Selasa.
Ia mengatakan itu terkait pelaksaan Pilkada pada empat kota di Sumbar pada 2018 masing-masing Padang, Pariaman, Padang Panjang dan Sawahlunto.
Menurutnya tidak ada alasan kuat untuk menjauhkan umat dari cara memilih pemimpin melalui Pilkada saat ini, karena itu demi kemaslahatan umat, ulama harus mengajak masyarakat untuk menggunakan hak pilih.
Baca juga: Menurut lembaga survei ada lima faktor yang mempengaruhi jumlah pemilih
Namun ia juga mengingatkan agar masyarakat memilih menggunakan hati nurani dan kesadaran dengan memperhatikan kualitas pasangan calon kepala daerah.
"Pilihlah pemimpin yang berkualitas agar manfaatnya dirasakan lima tahun ke depan," kata dia.
Baca juga: Ini dia penyebab turunnya partisipasi pemilih dalam Pilkada
Sebelumnya, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan hal senada. Menurutnya jika masyarakat memilih karena iming-iming uang, sembako atau jabatan, pemimpin yang terpilih nanti belum tentu berkualitas.
"Memilih pemimpin yang salah akan dirasakan akibatnya setelah ia memimpin," kata dia.
Pilkada akan digelar serentak pada 27 Juni 2018.
"Pilkada adalah cara untuk mencari pemimpin yang terbaik. Mungkin cara itu masih banyak kekurangan dan perlu perbaikan. Tetapi dalam konteks Indonesia hari ini, umat Islam harus memberikan hak pilih," kata Ketua MUI Sumbar Gusrizal Gazahar di Padang, Selasa.
Ia mengatakan itu terkait pelaksaan Pilkada pada empat kota di Sumbar pada 2018 masing-masing Padang, Pariaman, Padang Panjang dan Sawahlunto.
Menurutnya tidak ada alasan kuat untuk menjauhkan umat dari cara memilih pemimpin melalui Pilkada saat ini, karena itu demi kemaslahatan umat, ulama harus mengajak masyarakat untuk menggunakan hak pilih.
Baca juga: Menurut lembaga survei ada lima faktor yang mempengaruhi jumlah pemilih
Namun ia juga mengingatkan agar masyarakat memilih menggunakan hati nurani dan kesadaran dengan memperhatikan kualitas pasangan calon kepala daerah.
"Pilihlah pemimpin yang berkualitas agar manfaatnya dirasakan lima tahun ke depan," kata dia.
Baca juga: Ini dia penyebab turunnya partisipasi pemilih dalam Pilkada
Sebelumnya, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan hal senada. Menurutnya jika masyarakat memilih karena iming-iming uang, sembako atau jabatan, pemimpin yang terpilih nanti belum tentu berkualitas.
"Memilih pemimpin yang salah akan dirasakan akibatnya setelah ia memimpin," kata dia.
Pilkada akan digelar serentak pada 27 Juni 2018.