Padang, (Antaranews Sumbar) - Pengembangan potensi energi terbarukan, seperti panas bumi, di Sumatera Barat membutuhkan sinergi antara masyarakat sekitar dan investor yang ingin menanamkan modal di bidang itu karena provinsi itu memiliki potensi yang sangat besar, kata anggota DPD Emma Yohanna.

"Sumbar yang dikelilingi Bukit Barisan punya potensi yang melimpah, namun belum tergarap maksimal karena sinergi antara masyarakat dan investor belum terbentuk," katanya saat melakukan kunjungan kerja ke Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sumbar di Padang, Selasa. .

Menurutnya kurangnya sinergi itu sebagian menjadi penolakan dari masyarakat hingga potensi energi geothermal atau panas bumi yang bermega-mega watt terancam sia-sia.

Senator asal Sumbar itu menyebut penolakan masyarakat terhadap eksplorasi geothermal salah satunya di Kabupaten Solok beberapa waktu lalu, seharusnya tidak perlu terjadi jika investor mau melibatkan masyarakat karena di sana ada pula hak ulayat.

"Kuncinya itu investor harus memperhatikan keberadaan masyarakat setempat, meskipun telah mengantongi izin dari pusat. Artinya , mengucapkan salam dulu sebelum masuk," kata dia.

Bersamaan dengan itu ia juga mendorong masyarakat Sumbar untuk tidak menghambat investasi di daerah dengan menolak kedatangan investor.

Investor datang membawa banyak keuntungan dan kemajuan bagi daerah tersebut sehingga akan berdampak positif, karena itu perlu didukung.

"Masyarakat harus paham juga bahwa investor datang untuk memajukan daerah. Ada kepentingan yang lebih luas lagi yaitu kepentingan negara Indonesia. Dengan demikian, masyarakat juga dituntut bisa menerima kedatangan investor demi kemajuan daerah," ujarnya.

Sementara Kepala Dinas ESDM Sumbar, Herry Martinus mengakui bahwa potensi energi baru dan terbarukan Sumbar sangat melimpah. Ia mencatat energi panas bumi yang ada di Sumbar mencapai 100 mega watt lebih.

"Energi ini tersebar di sepanjang Bukit Barisan dari Solok Selatan, Kabupaten Solok, Agam, Pasaman Barat dan lainnya. Kita sudah mendeteksinya. Harus diakui bahwa saat ini belum maksimal kita garap. Untuk memaksimalkannya kita membutuhkan peran serta investor dan kita sedang berusaha sekuat tenaga untuk mendatangkan investor," katanya.

Herry mengakui untuk persoalan eksplorasi panas bumi di Kabupaten Solok sedikit banyaknya mempengaruhi kepercayaan dari investor untuk menanamkan investasi di Sumbar.

"Hal inilah yang akan kita carikan solusinya. Masyarakat seharusnya paham bahwa kedatangan investor untuk membangun daerah. Akan banyak kemajuan positif dari kedatangan investor ini. Mereka tentu tidak akan merusak, kalau merusak sudah dipastikan dihukum. Itu yang harus dipahami masyarakat," katanya. (*)

Pewarta : Miko Elfisha
Editor : Joko Nugroho
Copyright © ANTARA 2024