Padang Aro, (Antara Sumbar) - Jalur baru pendakian Gunung Kerinci melalui Bangun Rejo, Kabupaten Solok Selatan, Sumbar diharapkan masuk dalam 10 pendakian gunung yang dikembangkan secara khusus oleh Kementerian Pariwisata.


         "Komitmen bupati Solok Selatan dan Kemenpar dulu, jika pendakian Gunung Kerinci melalui Solok Selatan ini telah disahkan, akan dikembangkan secara khusus oleh Kemenpar," ujar pemerhati pariwisata Sumbar, Yulnofrins Napilus ketika dihubungi dari Padang Aro, Selasa.


         Jalur pendakian gunung berketinggian 3.805 meter diatas permukaan laut (Mdpl) melalui Solok Selatan telah direzonasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang sebelumnya merupakan zona inti/rimba Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) telah diubah menjadi zona pemanfaatan untuk pariwisata.


         Pascapengesahan, TNKS bersama kelompok pecinta alam, kelompok sadar wisata (pokdarwis) dan pemerintah kabupaten Solok Selatan kembali melakukan pembersihan jalur dan menambahkan penunjuk arah yang sebelumnya telah sempat dipasang.


         Trek pendakian Kerinci lewat Solok Selatan berbeda dari pendakian lain, selain melewati hutan asli yang berada di zona inti/rimba, pendaki juga harus mengurus surat izin memasuki kawasan konservasi (Simaksi).


         "Pendaki juga tidak boleh dilepas pergi sendiri. Setiap rombongan 5-6 orang harus didampingi pemandu karena akan melintasi zona rimba TNKS," ujarnya.


         "Memasuki zona rimba TNKS sebetulnya tidak diperbolehkan, tapi ini untuk pariwisata maka Undang Undang memperbolehkannya," ujarnya.


         Pengesahan jalur pendakian Gunung Kerinci melintasi zona rimbah, merupakan beban berat bagi Solok Selatan karena harus mampu menjaga hutan TNKS, lingkungan dan kebersihan.


         Terlepas dari beban tersebut, kehadiran jalur pendakian gunung yang berada di jajaran Bukit Barisan ini bakal menumbuhkan perekonomian masyarakat daerah itu.


         "Penginapan, ekonomi kreatif, dan perdagangan bakal tumbuh," katanya.


         Untuk itu, pemerintah serta masyarakat setempat harus mulai mempersiapkan diri menyambut wisatawan yang bakal menjajal jalur pendakian baru itu.


         "Ini isunya bukan lokal atau nasional, tapi juga internasional. Pendakian gunung ini efek viralnya besar sekali," ujarnya.


         Untuk menyambut wisatawan nusantara dan mancanegara, pemerintah harus segera melakukan penataan, mulai dari tempat peristirahatan (rest area), menata lokasi untuk para pedagang. "Yang harus ditonjolkan adalah kealamiahannya, harus terlihat natural," ujarnya.


         Danau Botak yang berada di sekitar jalur pendakian gunung api aktif yang tertinggi di Indonesia ini juga telah dikembangkan oleh TNKS sebagai destinasi wisata.


         "Tidak semua wisatawan bakal sampai ke puncak Gunung Kerinci. Wisatawan bisa saja sekedar sampai di gerbang atau di Danau Botak, yang juga merupakan destinasi wisata. Ini juga harus dikembangkan," jelasnya.


         Sebelumnya, Kepala Balai Besar TNKS Arief Toengkagie mengatakan jalur baru pendakian Gunung Kerinci melalui Solok Selatan telah bisa dilalui setelah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mensahkan rezonasi jalur tersebut.


         Pendaki yang akan menjajal jalur baru yang jaraknya sekitar 12,4 kilometer ke puncak gunung dari batas TNKS itu, harus mengurus surat izin masuk kawasan konservasi (Simaksi) yang bisa dilakukan di pusat informasi yang telah disediakan di pintu masuk jalur tersebut di Bangun Rejo, Kecamatan Sangir, Solok Selatan.


         "Pusat informasi sudah kami bikin di jalur baru itu. Simaksi bisa langsung dibikin di pos itu atau dipesan dulu. Pembuatan bisa langsung," ujarnya. (*)


Pewarta : Joko Nugroho
Editor :
Copyright © ANTARA 2025