Padang, (Antara Sumbar) - Produksi buah kelapa dari Sumatera Barat (Sumbar) mencapai 78.902 ton per tahun dengan areal tanam seluas 87.298 hektare.
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Sumbar Akhirudin di Padang, Rabu (1/11), menyebutkan luas areal tanaman kelapa itu tersebar di 19 kabupaten dan kota di provinsi yang berpenduduk sekitar 5,8 juta jiwa tersebut.
Daerah penghasil buah kelapa itu antara lain Kabupaten Padangpariaman dengan produksi mencapai 35.436 ton di areal seluas 40.755 hektare, Kabupaten Agam dengan produksi 11.026 ton di areal tanam 9.780 hektare dan Kepulauan Mentawai 6.495 ton dengan luas tanam 7.924 hektare.
Selanjutnya, Kabupaten Limapuluh Kota dengan produksi buah kelapa mencapai 5.448 ton dan areal tanam seluas 5.480 hektare dan Pesisir Selatan produksinya sebesar 3.860 ton, dan luas tanam 4.399 hektare.
Namun, ia menyebutkan secara umum areal tanam kelapa di Sumbar terus berkurang karena adanya alih fungsi lahan dengan komoditas serta berkembangnya permukiman penduduk di sejumlah daerah di provinsi berjuluk "Ranah Minang" itu.
Ia mengatakan pada 2014 itu luas areal perkebunan kelapa di Sumbar mencapai 89.717 hektare dengan produksinya sebanyak 82.904 ton per tahun. "Luas areal tanam kelapa itu terus berkurang setiap tahunnya," kata Akhiruddin menambahkan.
Untuk itu, pemerintah terus berupaya meningkatkan kembali produksi kelapa di Sumatera Barat dan salah satunya melalui pemberian bantuan bibit kepada masyarakat yang anggarannya bersumber dari APBD provinsi.
"Kelapa di daerah ini rata-rata berusia tua sehingga perlu dilakukan peremajaan agar produksinya tetap terjaga. Pada 2017, kami sudah memberikan bantuan sekitar 15 ribu bibit kelapa untuk areal tanam seluas 120 hektare," kata dia.
Kemudian dari dana APBN, ujar dia juga ada bantuan yang sudah disalurkan sekitar 36.000 bibit dan pada 2018 rencananya juga dianggarkan oleh pemerintah pusat bantuan bibit untuk 1.460 hektare.
Kemudian ia mengatakan perkebunan kelapa memang menjadi salah satu perhatian karena selain buahnya, seluruh bagian dari pohon tersebut bisa dimanfaatkan, seperti batangnya untuk kayu, daunnya untuk ketupat dan atap rumah, serta sabutnya biasanya diperdagangkan untuk bahan bakar.
Ia berharap ke depan petani dapat konsisten dalam meningkatkan usaha perkebunannya, apalagi komoditas tersebut selalu dibutuhkan. (*)