Padang,  (Antara Sumbar) - Pengamat Politik dari Universitas Andalas Padang, Sumatera Barat, Dr Asrinaldi menilai akademisi yang mendaftarkan diri pada pemilihan kepala daerah (pilkada) Kota Padang 2018 untuk menuangkan gagasan dan pemikiran terhadap kebijakan.

         "Di kampus, akademisi memiliki pemikiran yang bagus untuk diterapkan pada suatu daerah, namun tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak punya kewenangan," katanya terkait ada beberapa dosen yang mencalonkan diri pada pilkada di Padang, Selasa.

         Menurutnya dengan adanya pemikiran untuk memajukan daerah tersebut menjadi motivasi tersendiri bagi akademisi untuk ikut berkecimpung dalam dunia politik.

         "Mungkin selama ini mereka merasa belum berbuat apa-apa untuk daerahnya, sehingga sekarang merupakan waktu untuk mewujudkan hal itu," ujar dia.

         Selain itu, lanjutnya partisipasi akademisi ini juga merupakan pemuasan diri dengan adanya kewenangan untuk mengambil kebijakan.

         "Akademisi itu punya banyak ide dan gagasan yang bagus untuk direalisasikan, namun kewenangannya terbatas," tambah dia.

         Dari segi peluang menang, lanjutnya akademisi memiliki kesempatan yang sama dengan calon lainnya.

         "Akademisi bisa jadi dapat menarik perhatian dan kepercayaan masyarakat karena kesan yang bersih dan kurang bersentuhan dengan faktor penyebab perilaku korup," katanya.

         Kemudian terkait pengunduran diri sebagai aparatur sipil negara ketika berkecimpung di dunia politik, ia mengatakan belum ada keharusan untuk itu jika prosesnya belum sampai penetapan calon kepala daerah oleh komisi pemilihan umum.

         "Setelah ditetapkan sebagai calon kepala daerah dan mendaftar ke KPU setempat, maka akademisi tersebut harus mengundurkan diri sebagai ASN," jelasnya.

         Sebelumnya Dosen aktif UIN Imam Bonjol Padang, Dr Urwatul Wusqa mendaftarkan diri sebagai bakal calon Wakil Wali Kota Padang ke DPC Partai Demokrat Kota Padang.

         Doktor hadits tersebut mengaku siap berhenti menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN), jika lolos menjadi bakal calon dari partai berlambang mersi itu.

         "Saya siap dengan konsekuensinya jika terpilih sebagai bakal calon wakil wali kota dari Partai Demokrat," kata dia.

         Kemudian akademisi lain, dosen Unand yang juga pakar gempa Badrul Mustafa yang mendaftar menjadi bakal calon Wali Kota Padang melalui Partai Hati Nurani Rakyat.

         Kota Padang merupakan salah satu daerah yang akan melaksanakan pilkada serentak 2018 di Sumbar. Daerah lainnya adalah Kota Sawahlunto, Pariaman dan Padang Panjang.  (*)

Pewarta : Novia Harlina
Editor :
Copyright © ANTARA 2024