Padang,  (Antara Sumbar) - Badan Pusat Statistik Sumatera Barat mengemukakan angkutan udara masih menjadi pemicu inflasi terbesar di Padang pada Juli 2017 dengan andil sebesar 0,66 persen.

          "Pada Juli 2017 Padang mengalami inflasi 0,54 persen atau mengalami kenaikan dibandingkan Juni 2017 yang hanya 0,34 persen," kata Kepala BPS Sumbar Sukardi di Padang, Selasa.

          Menurut dia, meskipun pada Juli 2017 Lebaran Idul Fitri telah usai namun pengguna transportasi udara masih tinggi terutama para perantau Sumbar yang hendak kembali ke ibu kota.

          "Hal ini menyebabkan harga tiket pesawat menjadi komponen pemicu inflasi tertinggi pada Juli 2017 diikuti oleh tarif bimbingan belajar," ujar dia.

         Sementara dari komoditas lain yang juga mengalami kenaikan harga pada Juli 2017 adalah bawang merah, taman kanak-kanak, nasi dengan lauk, gulai, sewa rumah, tomat, buncis, ikan goreng dan lainnya.

         Akan tetapi sejumlah komoditas malah mengalami penurunan harga antara lain cabai merah, jengkol, petai bawang putih, angkutan antarkota, daging sapi, emas, perhiasan daging ayam ras, baju muslim, dendeng dan beberapa komoditas lainya, lanjut dia.

         Ia menyampaikan dari 23 kota di  Sumatera sebanyak 15 kota  mengalami inflasi dan delapan  mengalami deflasi.

         Inflasi tertinggi terjadi di kota Pekanbaru  sebesar 0,58 persen dan yang terendah di Meulaboh 0,01 persen.

         Sementara deflasi tertinggi terjadi di kota Padang Sidempuan  sebesar 0,50 persen dan terendah di Metro sebesar 0,07 persen.

         Pada Juli 2017  Padang menduduki peringkat kedua  dari seluruh kota yang mengalami inflasi di Sumatera dan urutan ke-16 secara nasional.

          Sebelumnya  Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan  kenaikan tiket pesawat tidak bisa diatur karena merupakan kewenangan maskapai  mengacu pada tarif batas atas yang ditetapkan Kementerian Perhubungan.

        "Gubernur tidak bisa menurunkan harga tiket pesawat, walaupun sudah pernah disurati kenaikan tersebut tidak menyalahi aturan yang ada," katanya.

         General Manajer   Garuda Indonesia cabang Padang Sony Sahlan mengatakan dalam menetapkan harga tiket pihaknya tunduk pada ketentuan yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan.

        Ia mengatakan menyambut Lebaran 2017 sebagai antisipasi kenaikan jumlah penumpang pihaknya menyiapkan kursi tambahan sebanyak 17.300 kursi atau dua kali lipat dibandingkan 2016 yang hanya 6.000 kursi.

         Bahkan menurutnya untuk kursi tambahan tersebut Garuda Indonesia membuka harga tiket untuk rute Jakarta-Padang mulai dari Rp776 ribu.

        Tapi hal itu diprotes oleh agen karena maskapai lain malah membuka harga lebih tinggi mencapai Rp800 ribu sehingga kami terpaksa menyesuaikan, lanjut dia.

        Selain itu ia mengatakan untuk tiket Padang-Jakarta juga menjual tiket lebih murah mulai dari Rp680 ribu karena jumlah penumpang hanya sedikit. (*)

Pewarta : Ikhwan Wahyudi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024