Singapura, (Antara Sumbar) - Kontingen Indonesia berhasil menambah pundi-pundi emasnya di ASEAN Schools Games ke-9 2017 di Singapura, setelah pada hari kedua, Minggu, mendapatkan delapan emas, enam perak dan lima perunggu dari berbagai cabang olahraga yang dipertandingkan.

       Perolehan ini membuat Indonesia total sudah mengumpulkan 13 emas, 12 perak dan 11 perunggu dalam dua hari dimulainya laga-laga ASG 2017. Pencapaian itu membuat Indonesia berada di peringkat kedua klasemen sementara, di bawah Thailand dengan 14 emas, 11 perak dan 13 perunggu. Di bawah Indonesia bertengger tuan rumah Singapura dengan 12 emas, 14 perak dan 15 perunggu.

        Kontingen renang masih menjadi tumpuan utama Indonesia dalam meraih emas. Setelah meraup lima emas pada Sabtu (15/7), renang kembali memperoleh lima emas pada Minggu melalui Azzahra Permatahani di nomor 400 meter gaya ganti putri, Adinda Larasati Dewi di nomor 200 meter gaya bebas dan 100 meter gaya kupu-kupu putri, Felicia Angelica di nomor 100 meter gaya dada putri dan Daniel Setyawan di nomor 100 meter gaya punggung putra.

        Selain emas, renang juga menyumbang tiga perak di hari kedua melalui Erick Ahmad Fathoni di nomor 200 meter gaya bebas putra, Dewi Novita di nomor 100 meter gaya punggung putri dan Angel Gabriella di 100 meter gaya kupu-kupu putri. Lalu ada tiga medali perunggu yang didapatkan Sofie Kemala di nomor 100 meter gaya punggung putri, Angel Gabriella di 100 meter gaya kupu-kupu putri dan Alexander Damanik di 100 meter gaya kupu-kupu putra.

        Kejutan tercipta di lantai senam artistik ketika Indonesia, yang tidak ditargetkan emas oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), berhasil menjadi yang terbaik di nomor meja lompat putri melalui Muthia Nur Cahya.

        Dari dua kali kesempatan di babak final, Muthia mencatatkan rata-rata skor tertinggi 12,925 dan berhak untuk medali emas. Nilai itu tidak terkejar oleh pesenam Vietnam Truong Khanh Vanh di posisi kedua dan perunggu didapatkan oleh pesenam Malaysia Geanie Ng Ee Ling.

        Bukan cuma itu, senam artistik juga berhasil merebut perunggu di nomor palang tunggal putra melalui pesenam Abiyurafi. Dengan demikian, sampai Minggu, kontingen senam total menyumbangkan satu emas dan dua perunggu untuk tim Merah Putih.

        Satu emas lagi didapatkan kontingen Indonesia dari cabang olahraga atletik. Idan Fauzan Richsan sukses menahbiskan dirinya menjadi yang terbaik di nomor lompat tinggi galah putra dengan mencatatkan ketinggian lompatan setinggi 5,00 meter. Dengan torehan itu, Idan juga memecahkan rekor ASG sebelumnya yang dipegang atlet Thailand Kontawat Thathiraparp sejak tahun 2013 dengan 4,65 meter.

        Belum selesai sampai di situ, dia juga memecahkan rekor nasional remaja untuk lompat galah dari sebelumnya 4,80 meter.

        Selain emas, di hari yang sama atletik juga mendapatkan medali perak melalui Ifan Anugrah Setiawan di nomor lari 400 meter putra dan satu perunggu dari Novi Nur Nirwani di nomor lari 1.500 meter putri.

        Dengan demikian, jika digabung dengan perolehan hari pertama, Sabtu (15/7), cabang olahraga atletik sudah mengoleksi satu emas, empat perak dan lima perunggu di ASG 2017. Jumlah ini masih jauh dari target pemerintah yang ingin atletik mendapatkan 10 emas. Namun, atletik masih bisa menambah pundi-pundi medali karena masih akan dipertandingkan sampai Selasa (18/7).

        Emas terakhir di hari Minggu datang dari cabang olahraga boling yang baru memainkan laga pertama. Paolo Hernandez, atlet berayah warga negara Filipina dan ibu WNI, berhasil memenuhi ekspektasi yang diarahkan kepadanya sejak sebelum ASG 2017 dimulai. Satu emas diperolehnya dari nomor tunggal putra dan melangkahi dua peboling tuan rumah Singapura yang harus puas mendapatkan perak serta perunggu.

    
  Cabang lain
  Pada hari kedua ASG 2017, tim sepak takraw Indonesia mendapatkan dua medali perak setelah kalah di dua nomor yaitu "double event" dan beregu masing-masing dari Thailand. Jumlah itu memang belum mencapai target tiga perak yang diberikan Kemenpora, tetapi kesempatan untuk menunaikannya masih terbuka mengingat masih ada nomor yang belum dipertandingkan seperti "team event".

        Dari tenis lapangan, tim beregu putra dan putri Indonesia memastikan diri meraih medali perak setelah takluk dari pertandingan terakhir kontra Thailand dalam kompetisi yang berformat setengah kompetisi atau round robin. Akan tetapi, raihan medali ini belum bisa dimasukkan ke klasemen resmi perolehan medali karena belum ada pemberian medali resmi oleh panita.

        Pelatih tim tenis Surhayadi menyebut anak-anak asuhnya akan berjuang untuk emas di nomor perorangan yang dimulai Selasa (18/7). Kemenpora sendiri menargetkan tenis bisa mendapatkan tiga emas di ASG 2017.

        Di kompetisi bulu tangkis nomor beregu, tim putra Indonesia dipastikan meraih perunggu karena gagal melaju ke final setelah ditaklukkan Singapura dengan skor 0-3. Meski demikian, Indonesia masih tetap berpeluang mendapatkan medali emas karena tim putri bisa mengalahkan Filipina 3-0 dan akan menghadapi Malaysia di partai final, Senin (17/7).

        Untuk tenis meja, tim beregu putra Indonesia berhak atas medali perunggu setelah takluk 0-3 dari Vietnam di babak semifinal. Berikutnya mulai Senin (17/7), tenis meja memulai laga-laga di nomor perseorangan, yang menjadi kesempatan bagi kontingan Indonesia untuk memenuhi target dua perak dari Kemenpora.

        Sementara, setelah kalah dari Thailand di hari pertama pertandingan, tim bola voli putra-putri Indonesia berhasil menaklukkan lawannya, Malaysia, di hari kedua dengan skor masing-masing 3-0. Dengan laga berformat round robin, kesempatan juara masih terbuka dengan syarat Indonesia merebut keunggulan saat melawan Singapura dan Filipina di pertandingan sisa.

        Senasib dengan bola voli, tim bola basket putra dan putri Indonesia pun berhasil memenangkan pertandingan keduanya setelah di laga pertama juga takluk dari Thailand. Tim putra dan putri Indonesia menundukkan tuan rumah Singapura masing-masing dengan skor 75-70 serta 46-38.

        Demi menjaga kans emas, Indonesia mau tidak mau harus menunjukkan penampilan terbaik kala melawan dua negara lainnya yaitu Malaysia dan terutama Filipina yang selalu menjadi pesaing berat Indonesia di ajang bola basket Asia Tenggara. (*)

Pewarta : Michael Siahaan
Editor :
Copyright © ANTARA 2024