Padang, (Antara Sumbar) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Sumatera Barat (Sumbar) mengingatkan masyarakat agar mewaspadai bahaya residu antibiotika yang terkandung dalam bahan pangan asal ternak seperti daging, susu dan telur karena dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
"Kandungan residu yang ada dalam produk pangan asal ternak akan menyebabkan turunnya tingkat kesehatan masyarakat karena memicu alergi, keracunan, risiko karsinogenik dan teratogenik serta yang paling utama timbulnya resistensi antibiotika," kata Penguji Laboratorium Residu Antibiotika Kesehatan Masyarakat Veteriner Disnakkeswan Sumbar, drh Alda Syafyeni di Padang, Senin.
Menurut dia penggunaan obat-obatan dalam usaha peternakan hampir tidak dapat dihindarkan sebagai upaya mengoptimalkan produksi dan memastikan ternak dalam keadaan sehat, lewat penggunaan berbagai jenis obat terutama antibiotika.
Salah satu yang banyak ditemukan penggunaan antibiotika pada pakan sebagai pemacu pertumbuhan ternak dan sebagai imbuhan pakan ternak, namun kemudahan memperoleh di pasaran telah mendorong pemakaian secara berlebihan tanpa memperhatikan segi keamanan produk pangan asal ternak, kata dia.
Ia memberi contoh penambahan antibiotika pada pakan ayam broiler dapat meningkatkan pertambahan bobot badan secara maksimal, akan tetapi jika digunakan tidak sesuai aturan memberikan berbagai dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat sebagai konsumen.
Dalam penggolongan obat hewan, antibiotika termasuk obat keras, yang berarti apabila pemakaiannya tidak sesuai dengan ketentuan, dapat menimbulkan bahaya bagi hewan dan manusia yang mengkonsumsi produk asal hewan tersebut, ujarnya.
Ia menyampaikan berdasarkan peraturan antibiotika untuk pengobatan pada ternak hanya dapat diperoleh dengan resep dokter hewan, namun pada kenyataannya, berbagai jenis antibiotika bisa diperoleh dengan mudah dari toko obat hewan.
"Pemakaian antibiotika secara tidak tepat dan tidak wajar akan menimbulkan residu dalam produk peternakan," katanya.
Menurutnya residu tersebut merupakan suatu permasalahan serius yang selama ini mungkin tidak disadari masyarakat karena pengaruh yang ditimbulkannya memang tidak terlihat secara langsung.
Akan tetapi akan membahayakan kesehatan masyarakat, apalagi jika produk peternakan seperti susu, daging dan telur yang mengandung residu tersebut dikonsumsi secara terus menerus setiap hari, kata dia.
Ia mengatakan salah satu akibat yang ditimbulkan adalah terjadi kegagalan pengobatan penyakit infeksi karena pasien sudah kebal.
Ia menilai pemaikaian residu antibiotika dalam produk peternakan dapat dihindari apabila semua pihak memperhatikan serta menaati peraturan pemakaiannya.
Kesadaran sedini mungkin akan bahaya residu antibiotika dalam produk pangan asal ternak dapat menjadi langkah awal untuk mengurangi risiko konsumen terpapar residu dalam produk pangan asal ternak yang dikonsumsi, ujar dia.
Ia mengingatkan hal ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata akan tetapi juga masyarakat umum sebagai konsumen, peternak maupun produsen pakan ternak juga turut berperan dalam menanggulangi bahaya pencemaran residu antibiotika dalam produk pangan asal ternak.
Alda menambahkan pemahaman yang paling penting adalah perlunya kondisi lingkungan pemeliharaan ternak yang baik untuk mencegah terjadinya penyakit serta menekan penggunaan obat yang sesungguhnya memang tidak diperlukan. (*)