Sawahlunto, (Antara Sumbar) - Sebatang pohon berdiameter sedang tumbang akibat cuaca buruk yang melanda Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, hingga menutup ruas jalan Simpang Muaro Kalaban menuju pusat kota itu, Sabtu malam.
"Peristiwa tersebut dilaporkan terjadi sekitar pukul 20.15 WIB, meskipun tidak menimbulkan korban jiwa namun sempat memicu kemacetan cukup panjang karena ruas jalan itu merupakan akses jalan utama dari dan menuju ruas jalan lintas Sumatera yang melitasi daerah ini," kata Kepala Badan Kesbangpol PBD Sawahlunto Adri Yusman di Sawahlunto, Sabtu malam.
Hingga saat ini, petugas gabungan PBD dan jajaran polres setempat masih berupaya memotong dahan kayu yang menghalangi jalan tersebut, untuk mengurai antrean kendaraan berbagai jenis yang ingin melintasi kota itu hingga tiga kilometer lebih.
Ia mengimbau kepada seluruh pengguna jalan dan masyarakat yang bermukim di sekitar tebing dan perbukitan agar meningkatkan kewaspadaan mengingat tingginya curah hujan sejak sore harinya.
"Kondisi topografi sebagian besar wilayah kota ini yang berbukit dengan tebing curam, sewaktu-waktu bisa memicu pergeseran tanah akibat meningkatnya debit air karena hujan deras," kata dia.
Salah seorang pengguna jalan yang melintasi kawasan itu, Yusnimar(45), mengaku sempat terkejut saat perisiwa itu karena posisi kendaraan yang dikemudikan suaminya berada cukup dekat dengan lokasi saat pohon tersebut tumbang hingga menutupi badan jalan.
"Beruntung suami saya sempat melakukan pengereman sehingga tidak tertimpa kayu tersebut, tidak terbayangkan apa jadinya jika kami tidak waspada," katanya.
Salah seorang warga sekitar kejadian, Umar(53), mengatakan kawasan tersebut juga termasuk rawan longsoran tanah jika hujan berlangsung cukup lama.
"Kami berharap kemiringan tebing yang berada di dekat permukiman warga bisa dikurangi agar terhindar dari risiko terkena longsoran atau tertimpa pohon tumbang," kata dia.
Terkait dengan hal tersebut, Ketua Komisi III DPRD Sawahlunto Deri Asta meminta pemerintah kota proaktif menyikapi permasalahan tersebut.
"Sejumlah wilayah permukiman cukup padat berada di kawasan perbukitan dengan kemiringan curam, jika tidak segera diatasi maka dikhawatirkan akan memicu bencana lebih besar," katanya. (*)