Sawahlunto, (Antara Sumbar) - Iklim investasi atau penanaman modal bidang industri kepariwisataan di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat (Sumbar), dinilai cukup menjanjikan dan layak menjadi perhatian para pemilik modal.
"Salah satu indikatornya adalah peningkatan jumlah kunjungan pelancong setiap tahunnya, yakni telah mencapai 800 ribu orang lebih pada akhir 2016," kata Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga setempat, Efri Yanto di Sawahlunto, Selasa.
Jumlah tersebut, lanjutnya diakui masih dibawah target yang ditetapkan Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Arief Yahya, dalam sebuah lawatannya ke kota itu pada 2015 yang meyakini tingkat kunjungan bisa mencapai jumlah total sebanyak satu juta pelancong.
Kondisi tersebut, jelasnya, dipicu oleh tidak maksimalnya pengoperasian salah satu ikon pariwisata di Kota Sawahlunto, yakni lokomotif tua "Mak Itam", yang telah difasilitasi upaya perbaikannya oleh menteri Arief Yahya bersama pihak terkait lainnya.
"Kendalanya karena pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI) tidak bersedia mengaktifkan jalur rel kereta api Sawahlunto menuju Muaro Kalaban akibat kondisi bantalan rel yang sudah tua dan tidak terawat," ungkapnya.
Menyikapi kondisi tersebut, pada 2017 pihaknya mencoba mengembangkan beberapa destinasi wisata yang sudah ada dengan memanfaatkan beberapa teknologi terapan yang dikemas menarik dan menghibur.
Selain itu, pihak dinas tersebut juga memberi kesempatan kepada para pemilik modal untuk melengkapi fasilitas pendukung lainnya seperti pembuatan wahana wisata minat khusus di beberapa kawasan objek wisata kota itu.
"Beberapa penyedia jasa sudah melakukan survey awal ke lokasi yang menjadi target pemasarannya, semoga program kerja mereka sudah terealisasi jelang masa liburan panjang dan cuti bersama pada perayaan lebaran tahun ini," katanya.
Sementara itu, salah seorang pelaku usaha wahana wisata minat khusus di provinsi itu, Fajri Nasution menerangkan berdasarkan survey awal di beberapa kawasan pengembangan destinasi wisata yang ada, pihaknya telah merancang sejumlah program investasi biaya murah namun menguntungkan.
"Untuk tahap awal kami berencana memusatkan kegiatan usaha di kawasan Desa Wisata Rantih karena dinilai paling siap dari berbagai sisi dan keterlibatan masyarakat dalam pengembangan potensi tersebut cukup tinggi," kata dia.
Selain itu, lanjutnya, suasana hutan tropis dengan bentang alam yang sangat indah diyakini mampu memberi nilai tambah tersendiri bagi usahanya di bidang jasa penyewaan kendaraan jenis "All Terrain Vehicle (ATV)".
Dari perhitungan terakhir pihaknya, diperkirakan nilai investasi yang dibutuhkan hanya sebesar Rp160 juta rupiah dengan perkiraan pendapatan rata-rata perbulan sebesar Rp15 juta.
"Selain ATV, kami juga sedang mengkaji penyediaan fasilitas wahana wisata minat khusus lainnya karena Sawahlunto juga memiliki bentangan aliran sungai arus deras, puncak bukit dengan areal cukup terbuka serta beberapa danau buatan," katanya. (*)