Sarilamak, (Antara Sumbar) - Wakil Bupati Limapuluh Kota Sumatera Barat, Ferizal Ridwan memastikan tidak ada beredar vaksin palsu di sejumlah fasilitas kesehatan di daerah itu, mulai dari puskesman pembantu, puskesmas, hingga Rumah Sakit Unit Daerah (RSUD).


         Ia di Sarilamak, Rabu, mengatakan, meski demikian pemerintah setempat tetap meminta seluruh jajaran dinas kesehatan dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) agar memperketat pengawasan distribusi obat.


         "Kami imbau masyarakat tidak perlu cemas, karena Limapuluh Kota aman dari peredaran vaksin dan obat palsu," tambah dia usai sidak ke sejumlah fasilitas kesehatan di kabupaten tersebut.


         Saat melakukan inspeksi mendadak, wabup juga meninjau langsung proses distribusi dan penyimpanan di Depot Obat Farmasi kawasan Tanjungpati, Kecamatan Harau, dan hasilnya seluruh vaksin dan obat yang disediakan asli.


         Ia menerangkan, sidak tersebut sengaja dilakukan untuk menjawab keraguan masyarakat, sebab orang tua baru-baru ini khawatir ketika ingin memberi imunisasi kepada anak-anak menyusul beredarnya kabar penyebaran vaksin palsu.


         "Memang banyak warga bertanya apakah penyebaran vaksin dan obat palsu juga sampai di Limapuluh Kota. Untuk memastikannya, kami lakukan penelusuran," lanjut dia.


         Kepala Bidang Bina Jaminan dan Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Limapuluh Kota, Elsi Risalma menyatakan sebelumnya pihaknya bersama BPOM telah melakukan pengecekan dan pengawasan langsung ke lapangan untuk memastikan tidak ada beredar vaksin palsu di daerah itu.


         Ia mengimbau semua warga agar supaya tidak cemas untuk menggunakan vaksin di sejumlah fasilitas kesehatan yang ada di daerah itu, sebab vaksin didapat dari distributor resmi atas rekomendasi pemerintah.


         Menurutnya, dari beberapa kasus yang beredar, mereka mendapatkan vaksin palsu dari rumah sakit swasta dan bukan distributor resmi.


         Salah seorang warga Kabupaten Limapuluh Kota, Edisar meminta instansi terkait dan BPOM terus mengawasi pendistribusian obat-obatan ke daerah itu karena jika didapati beredar obat palsu dikhawatirkan membahayakan kesehatan masyarakat.


         Menurutnya, walaupun saat ini sudah dipastikan tidak ada beredar obat dan vaksin palsu, bisa saja suatu saat diedarkan oleh oknum-oknum setelah ia melihat lemahnya pengasawan terhadap perdistribusian barang tersebut.


         "Pengawasan terhadap pendistribusian obat itu perlu dilakukan secara terus menerus, bukan hanya saat maraknya peredaran obat-obatan palsu saja," kata dia. (*)


Pewarta : Mardikola Tri Rahmad
Editor :
Copyright © ANTARA 2025