Bukittinggi, (Antara Sumbar) - Pasar Aur Kuning di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar), dipadati pengunjung dari dalam dan luar daerah yang membeli kebutuhan dan perlengkapan untuk Lebaran Idul Fitri, Minggu.

         Padat dan sesaknya Pasar Aur Kuning tersebut, tidak hanya disebabkan pengunjung yang datang dari berbagai daerah, melainkan juga pedagang yang tumpah hingga ke ruas-ruas atau gang di pasar itu sehingga semakin mempersempit jalan.

         "Saya dari Pariaman, seperti tahun-tahun sebelumnya, saya selalu berbelanja ke Bukittinggi untuk kebutuhan Lebaran karena lebih lengkap dan harganya murah. Apalagi banyak pedagang yang obral atau menjual dari harga di hari biasanya," kata Pengunjung dari Pariaman, Sulastri.

         Menurutnya, tiap tahun kondisi Pasar Aur Kuning memang sangat ramai, namun baginya hal itu tidak masalah.

         "Memang sangat ramai, seperti lautan manusia. Berjalan saja susah, namun tidak apa-apa demi berbelanja kebutuhan Lebaran," ujarnya.

         Pengunjung lainnya dari Batusangkar, Des (35) mengaku tidak kapok harus berbelanja berdesak-desakan di Pasar Aur Kuning. Menurutnya, setiap tahun memang begitu, namun harga yang ditawarkan jauh lebih murah dari tempat lainnya.

         "Di Bukittinggi ini puas memilih keperluan lebaran, karena lengkap. Ini jadi momen belanja sekali setahun dengan sistem memborong. Apalagi kebanyakan menjual seperti pasar tumpah dan di obral dengan kualitas yang sama," lanjutnya.

         Sementara salah seorang pedagang pakaian di Pasar Aur Kuning, Dasman menerangkan momen Lebaran ialah untuk meningkatkan omzet dan juga sebagai ajang cuci gudang atau menjual lebih murah.

         Menurutnya, saat menjelang Lebaran omzetnya bisa meningkat 200 persen dan hal itu untuk menutupi kerugian ataupun kekurangan pendapatan pada bulan-bulan sebelumnya.

         "Pada pagi hingga siang saja jual pakaian yakni baju dan celana dengan harga normal, namun pada siang, sore hingga tutup akan dijual dengan cara obral. Harga lebih murah, sekalian menghabiskan stok barang. Karena seusai Lebaran biasanya stok-stok baru akan masuk," jelasnya.

         Selain itu, menurutnya, banyaknya pedagang yang menjual hingga tumpanh ke gang-gang pertokoan ialah karena para pemilik toko biasanya memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) pada karyawan berupa beberapa stok pakaian yang dijual. Kemudian karyawan diperbolehkan menjual sesuka hati mereka karena hasil penjualan sebagai ganti THR.

         "Biasanya ini padat hingga H-1 Lebaran, bahkan sangat penuh sesak," ujarnya.
 


Pewarta : Vicha Faradika
Editor :
Copyright © ANTARA 2025