Sawahlunto, (Antara Sumbar) - Harga sejumlah kebutuhan pokok di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat (Sumbar), terpantau masih stabil ditingkat pedagang pasar kota itu, hingga pekan terakhir Ramadhan 1437 Hijriyah.
"Dari hasil pemantauan selama dua pekan terakhir, harga-harga kebutuhan pokok serta beberapa kebutuhan masyarakat lainnya tidak menunjukkan gejolak yang berarti," kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Pertambagan Industri Perdagangan Koperasi dan Tenaga Kerja (Perindagkopnaker) setempat, Gustav di Sawahlunto, Jumat.
Dia menyontohkan, seperti harga beras kualitas terbaik yang dijual di kota itu, pergerakan harga jual masih stabil atau sama dengan pekan sebelumnya,yakni pada kisaran Rp12.500 perkilogram.
Kemudian, lanjutnya, untuk harga telur ayam ras bertahan pada kisaran harga jual Rp1.500 perbutir dan telur jenis ayam kampung Rp2.000 perbutir.
"Kestabilan harga jual juga terlihat pada komoditi gula pasir dan minyak goreng masing-masing bertahan pada kisaran Rp16.000 perkilogram dan Rp15.000 perliter untuk minyak dalam kemasan," jelasnya.
Sementara untuk harga cabai yang sempat mengalami fluktuasi harga jelang memasuki bulan suci Ramadhan 1437 Hijriyah, harga jual ditingkat pedagang pasar kota itu berada pada kisaran Rp30.000 untuk jenis cabai merah keriting.
Dan untuk harga daging sapi segar, tambahnya, masih bertahan pada kisaran Rp 120.000 perkilogram dan diperkirakan tidak akan mengalami penurunan hingga berakhirnya cuti lebaran kali ini.
Dia mengatakan, kestabilan harga tersebut terjadi salah satunya dipicu oleh lancarnya pasokan barang ke kota itu serta meningkatnya kecerdasan konsumen lokal untuk membeli barang sesuai kebutuhan saja.
Selain itu, penetrasi juga dilakukan melalui program bantuan sembako bagi 486 Kepala Keluarga (KK) kategori miskin yang terdata di seluruh Kota Sawahlunto, yang secara tidak langsung mampu menyumbangkan kontribusi positif terhadap kestabilan harga jual.
"Kami sangat mengapresiasi atas upaya harmonisasi pasar yang ditunjukkan oleh pedagang dan konsumen, semoga kondisi ini mampu terus ditingkatkan demi mewujudkan kestabilan harga tanpa merugikan kedua belah pihak," ujar dia.
Sementara itu, salah seorang pedagang pasar Sawahlunto, Ahmad Ismail (62) menyebutkan hingga pekan terakhir tidak terjadi peningkatan jumlah transaksi penjualan serta kenaikan harga dalam jumlah besar.
"Meskipun ada kenaikan harga namun masih dalam batas toleransi konsumen dan dinilai belum memberatkan calon pembeli," kata dia. (*)