Sawahlunto, (AntaraSumbar) - Warung kopi tradisional khas Nagari Silungkang Kota Sawahlunto, "Datuk Siloengkang Coffee" menawarkan citarasa kopi berkualitas tinggi melalui produk-produknya.

         Pemilik sekaligus pengelola warung yang berpusat di kawasan jalan Lintas Sumatera Solok-Sijunjung tersebut, Dasril Munir di Sawahlunto, Kamis, mengatakan keunggulan kopi yang mereka hadirkan itu diperoleh dari tata cara mengolah biji kopi pilihan secara tradisional yang diwarisi dari orang tuanya dan usaha tersebut sudah ia geluti sejak 1992.

         "Kami menggunakan biji kopi kering lokal jenis Robusta, biji kopi tersebut kami olah dengan sangrai tanpa minyak hingga mencapai tingkat kerapuhan tertentu," kata dia.

          Dalam proses menyangrai tersebut, jelasnya, yang perlu diperhatikan adalah tingkat panas yang dihasilkan oleh tungku berbahan bakar kayu api yang sudah bersih dan bebas dari tumbuhan atau zat yang dapat merubah rasa kopi yang sedang diolah, seperti jamur, cat dan lain sebagainya.

         Setelah rapuh, lanjutnya, biji kopi tersebut ditumbuk hingga halus sampai berbentuk bubuk, setelah memisahkan biji kopi yang rusak dan busuk, hal itu penting dilakukan guna menjaga citarasa kopi yang dihasilkan tidak pahit dan memiliki aroma yang wangi khas bubuk kopi pilihan.

         "Kopi dikenal sangat sensitif terhadap bau dan hawa panas, untuk menghasilkan bubuk kopi berkualitas memang dibutuhkan ketelatenan dan kehati-hatian agar rasa atau aroma kopi tidak tercampur atau merubah struktur zat kafein yang terkandung didalam bijinya," terangnya.

         Dengan begitu, tambahnya, ketika bubuk kopi tersebut diolah menjadi minuman maka citarasa yang dihasilkan semakin nikmat, karena kesempurnaan minuman berbahan kopi salah satunya tergantung dari tingginya kandungan kafein yang dihasilkan.

         "Dengan kata lain semakin tinggi kadar kafein dalam kopi maka rasanya akan semakin nikmat saat dikonsumsi," ujar dia.

         Terkait perkembangan usaha yang ditekuninya itu, dia mengatakan saat ini dalam sebulan pihaknya mampu menyerap hasil panen biji kopi masyarakat hingga 100 kilogram.

         Hal itu disebabkan oleh usaha yang ia jalani sekarang dengan merek dagang "Datuk Siloengkang Coffee" masih tergolong baru, sebelumnya ia mengaku sempat meyerap hasil panen masyarakat hingga satu ton lebih perbulan.

         "Kala itu kami menggunakan merek dagang Kopi Cap Mangkuak, namun karena ada kendala pemasaran dan tata kelola usaha, akhirnya mengalami kegagalan dalam melakukan penetrasi pasar," ungkap dia.

         Berdasarkan pengalaman tersebut, saat ini pihaknya mencoba untuk kembali mengembangka usaha warung kopi sekaligus memproduksi bubuk kopi pilihan untuk dilempar di pasaran dengan harga mencapai Rp80 ribu perkilogram.

         Harga tersebut diakui memang lebih tinggi dari harga produk kopi tradisional lainnya, yakni berkisar antara Rp50 ribu hingga Rp60 ribu perkilogram, namun pihaknya meyakini produksi kopi mereka mampu bersaing dipasaran dengan segala keunggulan yang mereka tawarkan itu.

         "Saat ini produksi bubuk kopi kami sudah hadir dibeberapa supermarket ternama di Ibukota Jakarta, kami juga merencanakan untuk membuka outlet-outlet warung kopi "Datuk Silungkang Coffee" dibeberapa kawasan strategis seperti Bandara, Pelabuhan serta pusat-pusat perbelanjaan perkotaan," kata dia.

         Bagi para pencinta minuman berbahan kopi tradisional dengan kualitas terbaik, pihaknya juga melayani pesanan melalui nomor telepon 0812-6669-0122 dan 0812-6609-565, atau peminat bisa datang langsung ke Warung Kopi Datuk Silungkang Coffee di Jalan Lintas Sumatera ruas Solok-Sijunjung, Dusun Lubuak Nan Gadang Desa Silungkang Tigo, Kota Sawahlunto. (*)

Pewarta : Rully Firmansyah
Editor :
Copyright © ANTARA 2024