Jakarta, (ANTARA), Lain senyum politisi, lain pula senyum Syaharani. Kalau politisi korup melukai rakyat dengan berhalo-halo di atas panggung, "kami akan menyejahterakan rakyat, karena kami mencintai rakyat", maka Syaharani and Queenfireworks dengan ngejazz membawa dan menawarkan obat penyembuh luka atas nama tembang cinta.

        Di bawah tajuk Jakarta International Jazz Festival (JakJazz) 2012, yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, selama tiga hari, mulai Jumat (19/10), penyanyi bernama lengkap Saira Syaharani Ibrahim bersama dengan konco-konconya mengusung harmoni jazz yang dibalut komposisi yang seba cerah, serba gebyar, serba tidak njlimet.

        Kalau politisi korup berbondong-bondong nilep duit kerap berujar di pengadilan, "saya tidak melakukannya sendirian, saya hanya mengikuti perintah atasan", Syaharini justru berucap dengan terang benderang, "jangan lagi bilang sayang, bila tak ada buktinya".

        Ya, tembang "Jangan lagi datang" dibawakan Syaharani dengan intonasi jauh dari kosmetik-kata yang serba dibuat-dibuat. Bila politisi korup akan diganjar oleh rakyat dengan hantaman palu godam pada Pemilu 2014, Syaharani didaulat oleh belai sarat cinta. Mereka yang tidak mampu mencintai tubuhnya dengan sepenuh hati, akan mengorupsi uang rakyat demi perutnya yang menyerupai karung goni.

        Dengan mengawali perhelatan tarik suara betabur musik pop, jazz, rock n roll, blues, dan soul pada perhelatan JakJazz 2012, Syaharini mengobati ribuan penonton malam itu dengan olah vokal serba lengkap. Intonasinya ketika mengucapkan kata "sayang" mengayun imaji penonton kepada imbauan agar terus mencintai tanpa henti.

        Dengan tarikan suara serba terukur, para penonton melihat dari dua layar lebar di kanan kiri panggung, bahwa Syaharini sedang berekspresi dengan mata dan berkata-kata dengan hati. Kalau cinta pertama tak akan pernah terlupa, maka Syaharini menggenapinya dengan album perdana di blantika musik jazz. Album solo jazz pertama Syaharani bertajuk Love (1999).

        Kalau politisi korup menyerahkan nuraninya kepada atasan dengan berkata, "atas petunjuk bapak...", Syaharani lebih memilih ekspresi hati dalam tembang-tembang cinta. Dari 11 lagu yang dibawakan Syaharani malam itu, hampir semua bertema cinta yang mengobati, bukan benci yang melukai.

        Kalau politisi korup mengantongi duit rakyat dengan mengatasnamakan "sudah sesuai prosedur", Syaharani menekankan bahwa jazz membongkar sekat-sekat penjara jiwa. Ia leluasa mengeja untuk membaca cengkok pop sebagai kebebasan dan keragaman dari emosi jiwa setiap manusia yang tanpa kata akhir.

        "Dia penyanyi sarat pengalaman. Teruji di berbagai arena jazz berskala internasional. Penampilannya ngepas dan olah panggungnya oke punya," kata salah seorang penonton di arena JakJazz 2012, Antonia Maria.

        Tidak ingin berjuluk jago kandang, Syaharani pernah mewakili Indonesia di North Sea Jazz festival 2001, produser album Magma dan Buat kamu (SQf), song writer, serta vocal arranger. Ia bahkan pernah menjadi bintang tamu bersama penyanyi jazz kelas global, Al Jarreau, Iskandarsyah Siregar and Folks, Dave Koz, Keith Martin dan Yellow Jackets Indonesia concert bersama Fourplay.

        "Syaharini, penyanyi yang tahu betul bahwa aransemen adalah sebuah jiwa dari setiap lagu," kata Vidyaputri, seorang mahasiswi perguruan tinggi swasta di Jakarta, yang mengaku mengidolakan Syaharani sebagai penyanyi jazz Indonesia.

        Bersama dengan sahabatnya Achmad "Didit" Fareed dan Donny Suhendra, Syaharani bersenyawa dengan rumus bahwa jazz adalah musik yang dipelajari sambil dimainkan dalam kebersamaan. Ia berkolaborasi bersama mantan gitaris Krakatau itu untuk menciptakan sebuah proyek kerja bareng bertajuk Syaharani dan Queenfireworks.

        Ia menutup fajar menyapa malam di kawasan Senayan dengan membawakan sejumlah lagu yang pernah dipopulerkan di lintasan sirkuit ingatan publik pecinta jazz dengan tembang Nancy Sinatra, "You Only Live Twice".

        Olah vokal Syaharani tidak terkesan serba tanggung, karena ia didukung sepenuhnya dengan olah permainan alat musik dari teman-temannya yang terdiri dari Donny Suhendra (gitar), Trias Fajar (keyboard), Kristian Darma (bas), Sirhan Bahasuan (drum), Ian Ingram (trompet), dan Andi Gomez (akordion dan keyboard).

        Malam itu, ia mengakui kurang ngepas dengan gaun hitam yang dikenakannya. "Saya merasa agak terganggu dengan gaun yang saya pakai ini," katanya. Gaun hitam di bawah taburan cahaya lampu warna warni menyiratkan kesan bahwa Syaharani ingin tampil proporsional.

        Sementara, dekapan malam kota Jakarta yang masih hingar bingar dengan deru suara kendaraan bermotor justru tampil jauh dari proporsional. Jakarta yang serba acak kadut, acak-acakan, dari masalah transportasi sampai pemukiman hingga banjir.

        Syaharani justru keluar dari kungkungan serba prosedur, yang nota bena diagung-agungkan oleh umumnya politisi korup dengan berujar, "berani bayar berapa, atau wani piro". Penyanyi jazz itu ingin menawarkan obat ketika hati publik terluka dengan menembang, "masih ada hari esok sebagai anugerah Yang Ilahi".

        Di bawah sorot mata menghunjam ke penonton, di bawah tarikan suara serba klop dengan aransemen yang dimainkan rekan-rekannya, Syaharani dengan naungan bendera JakJazz 2012 ingin mengobati luka-luka menganga dari torehan sembilu korupsi dengan berujar, "keindahan dan kekuatan dunia tarik suara mengikuti dengan setia harmoni tangga nada berbalut tone yang bulat dan not-not yang mencapai efek pas."

        Dan malam, ketika membawakan lagu "Sayang Sayang Sayang", ia membuka sepatunya untuk menari dengan ayunan kaki ke sana kemari berkeliling di separuh panggung, dengan lambaian tangan yang hendak membelai penonton dengan sarat sukacita.

        Ia bukan sekedar jempolan tarik suara, tapi ciamik berolah tubuh untuk mengekspresikan apa itu cinta sebagai obat segala kisruh dari dunia perpolitikan nasional yang serba jumud.

        Kalau politisi korup serba menghitung hari dengan berapa banyak fulus terkumpul, maka ngejazz di ajang JakJazz 2012 menawarkan kata-kata yang menghibur, nada-nada yang mengerek hati, agar tahu dan paham "apa itu indah, apa itu elok".

        Dan malam itu, Syaharani menutup perjumpaannya dengan dekapan malam JakJazz 2012 dengan berkata, "Besok hari Sabtu, mereka (rekan-rekannya) ingin berkencan." (*)


Pewarta : A.A. Ariwibowo
Editor :
Copyright © ANTARA 2024