Dalam sepekan terakhir warga di selingkar Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatra Barat, hangat membicarakan fenomena alam tentang terlukisnya tulisan "Allah" (dalam bahasa Arab) di perbukitan Leter W di sisi danau seluas 99,5 kilometer itu.
Tulisan itu terlukis di perbukitan yang longsor, pascagempa 7,9 skala Richter pada 30 September 2009. Perbukitan memanjang selingkar danau di bagian utara berbentuk huruf W sehingga bagi warga setempat disebut bukit "leter W".
Setelah gempa 7,9 SR permukaan bukit "leter W" longsor membawa jutaan kubik tanah berlumpur, bebatuan dan kayu-kayu gelondongan yang kemudian menerjang empat jorong (perkampungan) di bawahnya.
Kampung yang dilanda longsor yakni Jorong Pandan, Galapuang, Batu Nanggai dan Muko Jalan. Di kampung-kampung itu ratusan rumah dan bangunan rusak berat serta roboh dan tertimbun tanah bercampur bebatuan dan kayu gelondongan.
Selain itu, belasan rumah dan kendaraan diseret longsor hingga masuk ke dalam Danau Maninjau. Akibat gempa yang juga merusak bangunan dan tanah longsor hingga kini lebih 1.000 warga empat jorong itu masih mengungsi ke posko utama di lapangan Sungai Batang yang berada di jorong tetangga daerah itu.
Kampung-kampung itu berada tepat di bawah perbukitan leter W yang setelah gempa dan longsor kemiringannya menjadi sekitar 80 derajat dan telah memutih dilihat dari kejauhan.
Di permukaan bukit itu kini terlukis tulisan Allah (dalam huruf Arab) yang tercipta dari bekas daerah aliran tanah.
Warga setempat, Kundu (45) mengatakan, tulisan Allah itu mulai terlihat jelas dalam sepekan terakhir dan menjadi pembicaraan di daerah itu.
Wartawan ANTARA yang tengah meliput pascalongsor di Maninjau sempat penasaran dengan kebenaran adanya tulisan tersebut. Ditemani dua warga lokal langsung menuju posisi paling tepat untuk dapat menyaksikan tulisan itu.
Dengan mengendarai sepeda motor dan kadang melewati ruas jalan yang masih tertimbun tanah, batu dan kayu gelondongan, ANTARA sampai pada satu titik di Jorong Pandan dan bisa melihat langsung ke seberang danau yang di belakangnya berdiri perbukitan yang longsor dan terlukis tulisan Allah.
Setelah melihat langsung ke bukit itu dengan mata telanjang, ANTARA dapat menyaksikan langsung fenomena alam itu. Tulisan yang terlukis adalah rangkaian huruf Arab terdiri dari "alif", "lam" "lam" dan "ha" yang bersambung indah menjadi tulisan Allah terlihat sangat jelas dan nyata.
Tulisan Arab seukuran bukit itu tertulis pada perbukitan terjal dengan kemiringan hingga 80 derajat (setelah terjadi longsor) nampak memutih setelah sebagian besar pepohonan tumbang dibawa arus longsor.
Di antara bukit memutih, juga nampak bekas aliran longsor yang lebih dalam sehingga warganya agak gelap dan menggambarkan tulisan Allah.
Warga setempat lainnya, Sabri (35) mengatakan, tulisan itu telah mulai terlihat sepekan pascalongsor yang makin lama semakin jelas huruf-hurufnya.
Kini tulisan Arab itu menjadi tontonan dari kejauhan dan menjadi perbincangan warga setempat.
Sabri mengatakan, bagi warga tulisan Allah itu adalah keajaiban alam dan warga tidak penghubung-hubungkannya dengan tanda-tanda atau isyarat dari alam.
Di bawah perbukitan bertuliskan kata Allah itu, terdapat kampung yang dilanda longsor dalam kondisi musnah dan kini ditinggal penghuninya yang pergi mengungsi ke lokasi lain yang lebih aman.(***)