Gempa 7,9 SR yang mengguncang Sumatra Barat (Sumbar), Rabu (30/9) telah membuat banyak korban baik jiwa maupun materi bagi rakyat daerah itu, termasuk di kalangan wartawan. Seorang wartawan senior Sumbar, AA Datuak Rajo Johan meninggal akibat tertimbun tanah longsor pascagempa dan reporter media harian Padang, Harfianto Gani meninggal akibat kecelakaan saat meliput tanggap darurat gempa. Di sisi kerugian materi, hingga kini telah 162 orang wartawan di Sumbar yang melaporkan rumahnya rusak akibat guncangan gempa tersebut, kata Ketua PWI Sumbar. Kerusakan tersebut mulai dari rumah yang roboh rata dengan tanah, rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan, tambahnya. Di tengah kerugian yang diderita dan belum tahu bagaimana cara untuk memperbaiki kembali rumah mereka yang rusak, para wartawan Sumbar tetap turun ke lapangan untuk mengabarkan duka di Ranah Minang melalui media masing-masing ke seluruh penjuru nusantara dan dunia. Setelah massa tanggap darurat gempa akan berakhir, kini para wartawan yang juga menjadi korban dalam bencana ini mulai membenahi rumah-rumah mereka yang rusak itu. Solidaritas jurnalis Menyikapi nasib wartawan korban gempa, telah memunculkan solidaritas sesama jurnalis Indonesia untuk ikut membantu meringankan beban para korban tersebut. PWI Pusat juga telah mengimpun dana bantuan dari sumbangan para wartawan Indonesia, media-media massa Indonesia dan mitra kerja PWI, untuk disalurkan kepada wartawan korban gempa, kata Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat, Tarman Azzam. Menurut dia, hingga kini telah terkumpul dana sumbangan mencapai Rp750 juta dan akan terus bertambah karena masih banyak donatur dari kalangan pers Indonesia dan mitra kerja yang akan turut membantu. Ia menyebutkan, dari dana yang telah terkumpul, sebanyak Rp423 juta telah diserahkan ke PWI Perwakilan Sumbar dan selanjutnya diberikan kepada wartawan korban gempa. Dana telah disalurkan itu yakni tahap Rp125 juta diberikan pada saat tanggap darurat kepada Ketua PWI Sumbar dan Rp298 juta diserahkan Ketua PWI Pusat, Margiono melalui Wakil Gubernur Sumbar, Marlis Rahman di Padang, Senin (19/10). Ia mengatakan, penyaluran bantuan ke wartawan yang jadi korban gempa, diserahkan sepenuhnya ke PWI Sumbar melalui tim verifikasi gempa yang telah dibentuk PWI Sumbar. PWI pusat hanya menerima bantuan dan menyalurkan ke PWI Sumbar dan tidak ikut campur soal verifikasi korban yang akan dibantu, tambahnya. Ia mengharapkan, bantuan berikutnya segera cair dan langsung disalurkan ke Sumbar, sehingga semakin banyak wartawan korban gempa yang terbantu. Sementara itu, Ketua PWI Sumbar Basril Basyar didampingi Ketua Tim Verifikasi Gempa PWI Sumbar, Adi Bermasa mengatakan, sudah terdata 156 orang wartawan di Sumbar yang rumahnya rusak akibat gempa. Ia menyebutkan, bantuan kepada korban juga telah mulai diserahkan dengan jumlah sesuai kondisi kerusakan bangunan rumah. Untuk rumah yang rusak berat dibantu Rp5 juta, rusak sedang Rp3 juta dan rusak ringan, tambahnya. Bantuan dan perbaikan rumah ini, juga diupayakan bisa diberikan bagi wartawan yang bukan anggota PWI dengan pertimbangan dana bantuan yang diterima PWI Sumbar mencukupi untuk itu, katanya. Organisasi kewartawanan lainnya, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, juga telah dan akan kembali memberikan bantuan bagi wartawan Sumbar yang menjadi korban gempa. "Kami kini sedang mendata para jurnalis yang rumahnya rusak akibat gempa untuk mendapatkan bantuan selanjutnya dari AJI Indonesia," kata Ketua AJI Padang, Hendra Makmur. Di lingkungan anggota AJI, tambahnya, terdata 25 orang jurnalis Sumbar yang rumahnya rusak akibat gempa. Pada tahap awal, bantuan yang telah diterima dan disalurkan adalah dari sumbangan AJI Makasar, Bandung dan Banda Aceh dalam bentuk dana tunai jutaan rupiah, pakaian dan barang keperluan sehari-hari. Ia mengatakan, selanjutnya bantuan yang akan diberikan tidak mesti dalam bentuk dana tunai tapi juga bisa dalam bentuk program dan barang. Bantuan program diberikan dalam bentuk pelatihan peliputan di medan bencana dan upaya mengatasi trauma bencana bagi kalangan jurnalis, katanya. "AJI Padang berterima kasih atas solidaritas sesama jurnalis Indonesia atas perhatian dan bantuan bagi jurnalis Sumbar yang menjadi korban dalam bencana ini," tambahnya. Bila memungkinkan, bantuan ini tidak terbatas hanya bagi anggota AJI, tetapi semua jurnalis Sumbar yang menjadi korban gempa, kata Makmur. Gempa di Sumbar, Rabu 30 September 2009, menyebabkan 1.117 orang korban meninggal dunia dan ribuan lainnya luka-luka dan lebih dari 300.000 unit rumah dan bangunan rusak. Kerusakan rumah dan bangunan meliputi, 135.448 unit rusak berat yang sebagian besar diantaranya hancur, 65.380 unit rumah rusak berat dan 70.604 unit rusak ringan. (*/wij)

Pewarta : Hendra Agusta
Editor :
Copyright © ANTARA 2024