Tepat tanggal 8 Oktober 2009 lalu, Kabupaten Pasaman telah berusia selama 64 tahun. Kabupaten yang berhawa sejuk ini lahir tanggal 8 Oktober 1945, yakni dua bulan setelah bangsa Indonesia merdeka. Jika diibaratkan dengan umur manusia, usia ke 64 ini adalah sebuah usia yang sangat matang, dewasa dan kokoh serta konsisten mengemban garis-garis perjuangan. Untuk ukuran sebuah organisasi, apalagi orgainisasi tingkatan pemerintahan merupakan usia yang sangat panjang dalam membela hak-hak dan kepentingan rakyat. Dalam rentang waktu 64 tahun tersebut, Kabupaten Pasaman sudah dipimpin oleh beberapa orang bupati atau sebutan lain. Namun, seingat penulis, ada 4 (empat) orang bupati yang memimpin Pasaman, yakni bapak Taufik Marta, H. Baharuddin R, Benny Utama, dan saat ini Yusuf Lubis yang terpilih dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2005 lalu. Perjalanan duet kepemimpinan Yusuf Lubis Hamdy Burhan tinggal lebih kurang satu tahun lagi, setelah itu Pasaman akan menggelar Pilkada serentak dengan kabupaten/kota lain se-Sumatera Barat. Dalam konteks ulang tahun sebuah organisasi pemerintahan, setidaknya ada dua hal yang harus dijadikan perenungan, Pertama, mengevaluasi secara kritis apa yang telah dilakukan selama lima tahun ini untuk rakyat, Kedua, kemajuan apa yang telah dicapai untuk rakyat, Ketiga, apa agenda krusial yang dilakukan ke depan bagi rakyat. Tolok ukur keberhasilan sebuah organisasi pemerintahan pasti kata kuncinya rakyat. Jika rakyat sejahtera semakin berhasillah pemerintahan itu, begitu juga sebaliknya. Sebab, salah satu unsur negara adalah rakyat. Rakyatlah yang berkehendak sehingga pemerintahan itu ada. Tiga hal ini harus dijawab oleh pemerintahan yang berkuasa saat ini. Artinya, ulang tahun tidak hanya sekedar acara seremonial belaka, tanpa ada makna. Tiga hal ini mesti dilakukan. Sebab, mereka sedang memegang mandate rakyat. Mandate tersebut harus dipertanggung jawabkan pada pemiliknya, yaitu rakyat kabupaten Pasaman. Seberapa jauh pemimpin telah menterjemahkan mandate tersebut ke dalam tindakan-tindakan konkrit, Misalnya, seberapa banyak orang miskin telah dikeluarkan dari belenggu kemiskinannya, seberapa banyak pengangguran yang mereka bisa kurangi. Masyarakat semakin sejahtera atau semakin melarat. Sulitkah mencari uang atau mudah. Menurut penulis, inilah salah satu indikatornya keberhasilan pemerintahan itu. Evaluasi kritis tersebut akan bertumpu pada tiga hal tersebut. Hasil evaluasi ini menjadi catatan untuk diperbaiki di masa yang akan datang. Momen ulang tahun sebetulnya harus menjadi ajang bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan pelayanan pada masyarakat. Momen ini tidak hanya habis di lapangan upacara, lalu selesai begitu saja. Tanpa ada benang merah yang bisa dipetik dari peristiwa ini. Memang, kita tidak boleh nafikan bahwa pemerintahan yang telah diemban selama lima tahun ini telah banyak menorehkan berbagai prestasi dan mengharumkan nama Pasaman bahkan sampai ke tingkat nasional. Paling terbaru adalah, Kabupaten Pasaman berhasil menjadi tuan rumah terbaik dalam penyelenggaraan Musabaqoh Tilawatil Qur,an (MTQ) ke XXXIII tingkat propinsi Sumatera Barat pada bulan Juli lalu. Tidak hanya itu, prestasi juara umum III pun berhasil direbut oleh qori dan qoriah terbaik Pasaman. Bukan itu saja, kabupaten Pasaman berhasil menyelenggarakan pemilu legislative dan pemilu Presiden. Pelaksanaannya berlangsung dengan aman tanpa ada konflik dan sengketa. Produk pemilu tersebut telah berhasil melantik 30 orang wakil rakyat yang akan bertugas lima tahun mendatang. Dua prestasi ini patut rakyat Pasaman apresiasi dan mendukung agar prestasi tersebut dapat ditingkatkan di masa yang akan datang. Kabupaten Pasaman secara ekonomi tidak miskin dari sumber daya alam. Batang sungai paling banyak ditemukan. Pasaman yang memeliki 12 kecamatan dan 32 nagari ini memeliki cadangan sumber daya alam yang berlimpah, mulai dari timah, batu bara, emas, gas dan lain-lain. Hutan-hutan yang berada di daerah pedalaman Pasaman hingga saat ini masih perawan. Namun, pengelolaan hutan tersebut dihadang oleh status hutan lindung sehingga kekayaaan alam yang besar tadi, tidak dapat terkelola dengan baik untuk memakmurkan masyarakat setempat. Berbagai upaya telah dilakukan oleh aparat terkait namun hingga saat ini belum juga menampakkan hasil. Padahal, jika sumber daya alam dikelola maka akan menguntungkan bagi masyarakat setempat. Tidak akan ada lagi warga Pasaman yang miskin. Tidak akan ada lagi rakyat Pasaman yang tidak mengecap bangku pendidikan. Tidak ada lagi Balita yang mengalami status gizi buruk. Tidak akan ada lagi masyarakat yang sulit perhubungan transportasi. Sayangnya, sumber daya alam yang banyak tersebut belum juga dapat diolah. Setidaknya, momen ulang tahun tersebut menjadi buah pikiran bagaimana pemerintah daerah memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Sumber-sumber kakayaan alam yang diekploitasi dari bumi Pasaman harus dapat dinikmati oleh semua rakyat Pasaman. Bukan hanya mengenyangkan perut sekelompok orang. Kekayaan negara harus terdistribusi pada rakyat. Jangan hanya konsentrasi pada orang-orang tertentu saja. Artinya, siapa pun yang memimpin pasaman ini ke depan. Ia harus mempunyai jiwa wirausaha yang baik. Mampu menciptakan peluang masa depan yang baik bagi rakyat. Mampu melayani kepentingan rakyat dalam kondisi apa pun. Jika dilihat usianya kabupaten Pasaman sudah matang. Maka pemimpinnya pun harus orang yang matang pula dari kepemimpinannya dan kewirausahaannya. Selamat Ulang Tahun Kabupaten Pasaman. (Penulis adalah Wartawan LKBN antara-sumbar.com perwakilan Kabupaten Pasaman).

Pewarta : Zennis Helen, SH
Editor :
Copyright © ANTARA 2024