Terlahir dari keluarga sederhana pada 25 Desember 1966, masa kecil Mahyeldi terbilang biasa dan bersahaja. Kehidupan keluarganya ditopang sepenuhnya oleh sang ayah, Mardanis.
Ayahnya berprofesi sebagai tukang becak yang mengangkut barang-barang orang di Pasar Tingkek (sekarang Pasar Atas) Bukittinggi. Ibunya, Nurmi, hanya ibu rumah tangga yang menggantungkan hidup dari nafkah yang diperoleh suami.
Di usia satu setengah tahun, Mahyeldi pernah berucap ingin menjadi presiden. Ucapan kanak-kanak yang polos itu dilontarkan saat neneknya bertanya tentang cita-citanya. Sejak kata-kata polos itu terlontar, muncul keyakinan di dalam hati ayahnya bahwa Mahyeldi memiliki kemauan keras untuk maju. Dia yakin dan percaya bahwa kelak Mahyeldi akan menjadi orang besar.
Tak dapat dipungkiri, semangat berdakwah tidak bisa dipisahkan dari kehidupan Mahyeldi. Kegiatan itu sudah dijalani sejak bersekolah di SMP Gadut Bukittinggi. Dimanapun dan kapanpun, berdakwah laksana nafas yang selalu dihembuskan kapan saja bagi Mahyeldi.
Mahyeldi pun sering mendampingi para da'i dan mubaligh berdakwah ke masjid-masjid di Bukittinggi. Dari situ, Mahyeldi banyak belajar tentang ilmu agama yang juga ingin diterapkannya langsung ke masyarakat. Baginya, berdakwah tidak sebatas berpidato dan ceramah di masjid saja. Tapi bisa dilakukan dalam berbagai kegiatan seperti seminar, kegiatan di sekolah-sekolah dan kampus.
Frame dakwah bagi Mahyeldi adalah upaya untuk menyosialisasikan, menyampaikan, dan mengkomunikasikan nilai-nilai Islam kepada masyarakat. Islam adalah agama yang sempurna dan menyeluruh. Untuk itu berdakwah pun harus dilaksanakan secara menyeluruh dan terus menerus. Aktivitas dakwah Mahyeldi terus berkembang setelah berstatus mahasiswa dengan terlibat di organisasi Islam kampus.
Tahun 1998, ketika rezim orde baru telah lengser, bermunculan partai-partai reformasi. Salah satunya adalah Partai Keadilan (PK). Partai yang dimotori aktifis-aktifis Islam briliyan ini mampu menyedot hati banyak partisipan dakwah termasuk Mahyeldi.
Untuk konteks sekarang, partai dapat dijadikan sarana berdakwah yang terstruktur guna menjalankan visi misi sesuai dengan ketentuan Islam. Seiring pertambahan waktu, Partai Keadilan akhirnya melebur menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). PKS di hati Mahyeldi adalah Partai Islam yang mempunyai visi misi sama dengan keinginan dan cita-citanya yakni untuk dakwah.
Perjalanan dakwah terstruktur suami dari Harneli Bahar itu meningkat ketika dalam pemilu 2004 lalu dipercaya menjadi salah seorang wakil rakyat di DPRD Sumatera Barat. "Menjadi wakil rakyat merupakan tantangan dan tugas berat yang dipercayakan masyarakat dan Allah SWT kepada saya. Saya berharap amanah ini bisa diselesaikan dengan baik," jelas alumni sarjana pertanian Unand itu.
Semasa memangku jabatan di legislatif, Mahyeldi tetap berkeinginan memberikan pencerahan kehidupan beragama khususnya bagi masyarakat Sumatera Barat. Caranya dengan meningkatkan kesadaran beragama di kalangan masyarakat, eksekutif, dan legislatif. Meski sadar berdakwah tidak bisa dilakukan dalam waktu yang pendek, Mahyeldi tetap optimis dapat mewujudkannya dalam waktu lima tahun jabatan.
Selepas menjabat wakil ketua DPRD Sumbar, 18 Februari 2009 secara resmi Mahyeldi menjalankan amanah baru sebagai wakil wali kota Padang 2009-2013 mendampingi Fauzi Bahar. Kendati telah menjadi orang nomor dua di kota Padang ia senantiasa menyapa warga dengan santun. Bahkan Mahyeldi spontan membuka kaca mobilnya jika kebetulan bertemu orang-orang ketika dia sedang di dalam mobil.
Sosok yang akrab di panggil buya tersebut, tanpa sungkan dan ragu berbaur dengan seluruh lapisan masyarakat. Ia memahami hakikat jabatan yang dipercayakan hari ini adalah amanah masyarakat. Untuk itu sudah seharusnya seorang pemimpin menjadi figur terdepan dalam melayani masyarakat.
Baginya sudah saatnya menghapuskan paradigma bahwa seorang pemimpin adalah penguasa dan harus dilayaninya. Selama menjabat sebagai Wakil Wali Kota Padang sosok yang ramah dan mudah senyum itu konsen dengan ekonomi kerakyatan. Ia mengagas berdirinya Koperasi Jasa Keuangan Syariah, suatu lembaga koperasi yang memberi akses permodalan dan lapangan kerja bagi warga Padang khususnya pada sektor usaha kecil dan menengah. Atas keseriusannya, Mahyeldi menjadi satu-satunya Wakil Wali Kota yang menerima penghargaan koperasi langsung dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 12 Juli 2013.
Menariknya, mantan Wali Kota Padang Zuiyen Rais menilai Mahyeldi termasuk pasangan kepala daerah yang akur dengan Wali Kota . Bukan rahasia umum lagi, banyak ditemukan pasangan kepala daerah yang tidak sejalan. Mereka hanya akur satu tahun pertama dan tahun berikutnya sudah jalan sendiri-sendiri.
Sementara, Mahyeldi dinilai dapat menempatkan diri sebagai wakil yang baik bagi wali Kota Padang Fauzi Bahar. Ia dapat menerjemahkan perintah yang diberikan Wali Kota serta dapat berbagai tugas . Selama ini belum pernah terdengar diantara keduanya berselisih paham atau mengalami ketidakcocokan.
47 tahun berlalu, meski bukan menjadi presiden, Mardanis sang ayah boleh berbangga hati selaku orang tua. Hal yang menggembirakan ayahnya sampai saat ini Mahyeldi tidak berubah, masih seperti yang dulu. Walau begitu sang ayah tetap berpesan agar Mahyeldi bisa menjadi orang yang lurus, "luruih masuak, luruih pulang". Artinya, sebelum masuk “balai kota†Mahyeldi adalah orang baik yang tidak ’macam-macam’. Ayahnya tetap menyimpan harap agar putranya konsisten dengan hal itu.
Zuiyen juga menilai Mahyeldi telah memiliki pengalaman sebagai bekal yang cukup baik dibidang pemerintahan jika diberi amanah sebagai Wali Kota. Dikatakan Zuiyen, seorang calon kepala daerah harus punya bekal dibidang pemerintahan, dan pengalaman selama lima tahun menjabat sebagai wakil walikota sudah memadai untuk memimpin kota Padang kedepan.
Tepat 3 Juli 2013 , babak baru perjalanan hidup Mahyeldi dimulai. Diantar ratusan kader PKS dan PPP Mahyeldi resmi mendaftar sebagai bakal calon Wali Kota Padang 2014-2019 berpasangan dengan figur birokrat berpengalaman Emzalmi.
Perpaduan politisi dan birokrat itu punya sebuah cita nan mulia, bekerja untuk kejayaan Kota Padang. Tidak muluk-muluk ia mengakui masih banyak hal yang perlu dibenahi di Padang. Oleh sebab itu salah satu aspek yang akan menjadi perhatian utamanya adalah membenahi tata kota, meningkatkan kualitas pendidikan dan ekonomi kerakyatan.
PRIBADI YANG SEDERHANA MEMILIKI KEMAUAN KUAT
Mahyeldi