Acara peletakan batu pertama pembangunan Monumen Nasional di Koto Tinggi, 19 Desember 2012 berjalan meriah dan dihadiri oleh puluhan tokoh dari pusat dan daerah serta ratusan warga Limapuluh Kota.
Bertindak sebagai inspektur upacara Kepala Badan Diklat Kementrian Pertahanan Republik Indonesia diwakili Mayjen Suwarno, hadir pula Menteri Pertahanan diwakili Drs.A.Tanribalilamo,SH (Dirjen Kesbangpol), Dr. SuhatÂmansyah (Staf Ahli Bidang Hukum dan Polhukam), Laksamana Pertama Ken Chaidiman (Dir. Bela Negara Kemhan), Sri Handoko Taruna, Msi (Kasubdit. Implementasi Kebijakan), Taufik (Staf Ahli) dan Kolonel Sidarta.
Selain itu, dihadiri Wakil Gubernur Sumatera Barat, Muslim Kasim, Bupati Limapuluh Kota, Alis Marajo, Wakil Bupati Asyirwan Yunus, Sekda Yendri Tomas, Ketua DPRD Limapuluh Kota, Darman Sahladi, dan juga masyarakat Koto Tinggi.
Menteri Pertahanan RI dalam pidato tertulisnya dibacakan Mayjen Suwarno, mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menjadikan kesadaran membela Negara sebagai gerakan Nasional. Begitu pula Wakil Gubernur Sumbar, Muslim Kasim, juga berpidato seputar rencana pembangunan Monas PDRI di Nagari Koto Tinggi.
Menurut Wagub, pembangunan Monas ini akan memberikan dampak positif terhadap masyarakat di Sumatera Barat. Selain diyakini bisa meningkatkan rasa nasionalisme, pembangunan Monas PDRI secara tidak langsung juga akan berdampak pada perekonomian daerah.
"Pemprov Sumbar mendukung sepenuhnya pembangunan itu dan bersedia melakukan pelebaran jalan di sekitar lokasi," kata Muslim Kasim dalam beberapa kesempatan.
Menurut dia, konsep fungsi bangunan dan ruang, monumen tersebut diharapkan dapat menempatkan fungsi komersial yang dapat memberikan kontribusi ke daerah seperti bangunan pertokoan/kios, perhotelan dan rekreasi alam dan wisata sejarah yang menarik.
Dukungan yang sama mengalir dari Gubernur Sumbar Irwan Prayitno. Menurutnya Monumen Nasional itu bisa menjadi objek wisata yang menjanjikan. Sekaligus menguatkan posisi Sumbar dalam sejarah awal pemerintahan Indonesia.
“Monumen ini menjadi daya tarik untuk wisatawan, terutama wisata sejarah,†kata Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno.
Gubernur menilai monumen tersebut memang layak dibangun di Sumbar, terutama di Limapuluh kota, sebagai tempat pertama kali pembentukan kabinet PDRI.
“PDRI sumbangan terbesar Sumbar. Ia harus diabadikan sebagai sejarah yang membanggakan. Salah satunya dengan monumen,†katanya.
Dia menjelaskan, pada awalnya, ada dua lokasi yang menjadi alternatif sebagai tempat dibangunnya monumen, Koto Tinggi, Gunung Ameh dan Lareh Sago Halaban. Akhirnya Koto Tinggilah yang terpilih.